NovelToon NovelToon
Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Perjalanan Pulang Menuju Ajal

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Pengganti / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Razanur salsa

di kisahkan seorang anak kecil hidup sebatang kara hingga dewasa kehidupannya selalu di timpa kesialan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razanur salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bantu Jualan

Beberapa jam aku sampai di depan rumah, terlihat pakde keluar dari dalam rumah menghampiriku.

"gimana mas, tidak ada yang salah belanjanya? "tanya pakde sambil menurunkan belanjaan dari sepeda motor.

"alhamdulillah pakde, saya belum terbiasa saja jadi agak sedikit bingung"jawabku sambil turun dari sepeda motor.

"lama-lama juga terbiasa, pakde sudah ga kuat kalau terkena angin malam..maklum sudah tua"balas pakde sambil tertawa.

Selesai menurunian belanjaan dari sepeda motor, aku masuk kan semua belanjaan ke dalam rumah.

"biasanya kalau jualan keliling jam berapa pakde? "tanyaku sambil duduk dekat pakde.

"pakde kalau keluar biasanya jam enam pagi"jawab pakde.

"apa pakde masih kuat berkeliling mendorong gerobak sayurnya? "tanyaku lagi memandang pakde.

"maka dari itu pakde minta sama kamu, untuk bantuin pakde"timpal pakde sambil tersenyum.

Aku dan pakde merapihkan bahan belanjaan yang tadi aku beli, bahan di timbang lalu di masuk kan ke dalam plastik agar sesuai dengan harga eceran.

Terdengar agak samar suara azan subuh, karena rumah pakde agak jauh dari masjid. Aku dan pakde menunda pekerjaannya, pakde pergi ke kamar mandi terlebih dulu.

Setelah selesai membersihkan diri dan ber wudhu kami berdua salat berjamaah, walau kami hanya salat berdua itu tidak menjadi alasan untuk tidak salat.

Beberapa menit berlalu, kami selesai menunaikan salat subuh. Aku menyelesaikan pekerjaan yang tadi tertunda, setelah semua selesai di rapihkan aku membawa sayuran ke depan rumah.

Gerobak sayur sudah di keluarkan oleh pakde, tanganku masih memegang beberapa sayuran yang mau di pajang di gerobak.

"pakde yang susun ya, aku yang bawa keluar semua bahan sayurannya"pintaku pada pakde.

"iya, tapi kamu harus bisa juga merapihkan sayurannya di atas gerobak"jawab pakde tidak memandangku.

Semua bahan sayuran sudah di pajang di atas gerobak, aku dan pakde masuk ke dalam rumah untuk ganti pakaian.

Cahaya pagi hari sudah terlihat, pakde memintaku untuk mendorong gerobaknya. Aku mendorong gerobak sayur dengan hati-hati, pakde melihatku hanya tersenyum.

"pelan-pelan saja, nanti juga terbiasa bekerja seperti ini"ucap pakde masih tersenyum.

"iya pakde"jawabku dengan wajah panik.

Setelah lama aku mendorong gerobak, aku sudah terbiasa dengan cara mendorong gerobak sayur nya.

Beberapa meter kami berhenti sambil berteriak memanggil sayur,

"sayurrr...sayurrr..ibu-ibu sayur"teriak pade memanggil pelanggannya.

Dari tempat kami mangkal ada beberapa ibu-ibu mendekat, para ibu-ibu itu sudah terbiasa belanja sama pakde.

"pakde, sayur asem nya dong"pinta salah satu ibu-ibu.

"iya bu, saya siap kan"jawab pakde sambil memilih bahan yang di butuhkan.

"pakde ikan bandeng nya ya"timpal ibu yang lainnya.

"iya bu, pilih saja dulu"balas pakde.

Aku yang melihat kesibukan pakde, hanya bisa diam tak berbuat apa-apa. Aku masih bingung harus bagaimana, hanya melihat pakde mengambil bahan yang di minta.

"wah..sekarang pakde ada yang bantuin nih"ucap ibu-ibu saat melihatku.

"iya bu, saya sudah ga kuat kalau dorong gerobak sendirian"jawab pakde sambil tersenyum.

Apa yang di minta oleh ibu-ibu pakde segera mengambilnya, aku memperhatikan setiap nama dan tempat bahan yang di minta.

"mas kamu perhatiin saja dulu ya, sambil menghafal harga dan nama bahannya"pinta pakde pada ku.

"iya pakde, saya akan menghafalkan nya"jawabku masih memandangi bahan sayuran.

Setelah semua ibu-ibu selesai belanja, dan sudah tidak ada lagi yang datang kami lanjutkan berkeliling ke tempat lain.

"sayurrr..sayur ibu-ibu"teriak pakde sambil berjalan.

"sayur ibu...sayurrrr"pakde terus memanggil ibu-ibu.

Sekitar lima menit yang lalu, ada yang memanggil.

"pakde sayur"teriak seorang ibu rumah tangga.

"iya bu"jawab pakde sambil membalikkan badan.

"tumben pakde berdua? "ucap ibu itu.

"iya bu, saya sudah ga kuat kalau dorong sendiri"jawab pakde sambil tersenyum.

"kangkung nya ada pakde? "tanya pembeli itu.

"ada nih bu, mau berapa? "jawab pakde sambil memegang seikat kangkung.

"sepuluh ribu aja, sama ikan mas dua kilo ya pakde"balas ibu itu.

"iya bu"jawab pakde sambil mengambil ikan di dalam kotak.

"jadi berapa pakde semuanya? "tanya ibu-ibu itu.

"sudah bu cuma ini saja, totalnya jadi lima puluh ribu"jawab pakde sambil menghitung.

"ini uang nya ya pakde, terima kasih pakde"balas ibu itu sambil menyerahkan uang lembaran lima puluh ribu.

Kami berdua lanjut berkeliling lagi, tidak lupa pakde terus berteriak memanggil ibu-ibu untuk membeli dagangannya.

Lama berjalan tidak ada yang beli, kami berhenti di dekat taman perumahan sambil istirahat. Aku dan pakde duduk di bangku taman, pakde mengambil dua botol air minum dari dalam laci gerobak.

"minum dulu mas, gimana capek ga? "tanya pakde sambil menyerahkan botol minum padaku.

"lumayan pakde, tapi aku salut sama pakde"jawabku yang kagum dengan pakde.

"salut kenapa? "balas pakde tangannya membasuh keringat di dahi nya.

"sudah se tua ini, tapi pakde masih semangat mencari uangnya"ujarku sambil tersenyum.

"kalau bukan pakde, terus siapa lagi yang kasih makan anak pakde? "jawab pakde masih bersandar di bawah pohon.

Aku dan pakde lama beristirahat sambil mengobrol ngalor ngidul, sudah selama itu juga belum ada lagi yang beli.

Setelah di rasa cukup istirahatnya kami lanjutkan keliling nya, aku dorong gerobak sambil ikut berteriak memanggil ibu-ibu.

"sayur..bu sayur"ucapku bisa di bilang bukan berteriak.

Pakde yang melihatku berteriak seperti itu hanya tersenyum sendiri, aku dan pakde bergantian berteriak memanggil ibu-ibu.

"sayurrr..sayur bu"teriak pakde.

"bu sayur nya bu"timpalku berteriak.

Cuaca yang cerah membuat kami sangat bersemangat, apa lagi sekarang pakde tidak sendirian lagi.

Ada teman mengobrol saat lelah beristirahat, aku banyak belajar dari pakde tentang cara berdagang.

Dari mulai belanja ke pasar sampai harga jualnya, aku sangat bersyukur kenal dengan pakde.

Beliau sangat ramah dan baik, tidak pernah pakde memarahiku saat aku melakukan kesalahan.

Dari sikap yang pakde tunjuk kan padaku, aku bisa banyak belajar cara menyikapi setiap manusia. Belajar menghargai, belajar saling menghormati, dan belajar menjadi kepala rumah tangga yang bertanggung jawab.

1
desyaulia wahyuni05
I was very hurt reading it
Razanur Salsa
👍👍👍
Bisma
saat ini no komen ceritanya bagus
Nurhasanah
lanjut thor
Sarah Fadhilah mumtaz
lanjut kak
Nurhasanah
keren kak
OkitaNiken
Jadi sekarang umurnya Ridwan berapa tahun?
OkitaNiken
Ada masalah apa sih Pak Budi etega itu ga pulang-pulang selama bertahun-tahun? Minimal pulanglah sesekali lihat keadaan anaknya sendirian atau kasih nomor kontak kek biar bisa dihubungi.

Syukur ada pak Ibnu yang bener bener baik dermawan
OkitaNiken
Umur 8 tahun ditinggal sendirian di rumah? Bahkan tanpa makanan, astagaa tega sekalii/Sob/
OkitaNiken
Sedih banget bacanyaa, aku kira ayahnya Ridwan jahat karena ninggalin Ridwan tinggal sama kakek neneknya di desa. Tapi ternyata ayahnya Ridwan sebaik itu/Sob/

Semangat Thor, aku suka karyamuu
OkitaNiken
Ini kisah asli author nya kah? Astaga sedih sekali, kenapa orang tuanya Ridwan cerai?
Razanur Salsa
terima kasih kak, aku pemula dan ingin benar-benar menceritakan kisah nyata hiduku. aku hanya bisa menulis yang aku tahu aja, mohon bimbingannya kalau ada kesalahan/Pray/
OkitaNiken: Ini beneran kisah hidupmu Thor?
total 1 replies
Hiro Takachiho
Wah, cerita ini seru banget, bikin ketagihan!
Itzel Juárez
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!