NovelToon NovelToon
Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Kupu-Kupu Tanpa Tuan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / berondong / Sistem / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: JWin

Rhea adalah sahabat lamaku.

Seorang wanita muda yang cantik dan juga periang.


Dua tahun kami tidak pernah saling berkomunikasi dikarenakan kesibukan kami masing-masing.


Hingga hari itu dia meneleponku dan mengajakku bertemu.


Kukira pertemuan itu akan menjadi ajang reuni kami yang seru namun ternyata semua diluar perkiraanku.


Tujuan Rhea menemuiku adalah untuk membagikan kisahnya.

Kisah yang selama ini ia tutup dan pendam rapat-rapat.

Kisah yang sama sekali tidak aku duga yang dialami oleh sahabat dekatku sendiri.

Kisah yang membuat hidup Rhea berubah.


Bisakah aku membantu Rhea meluapkan segala keluh kesahnya?!

Atau justru aku ikut masuk dalam lingkaran kisah sahabatku sendiri?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JWin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Puncak Amarah

Tanpa banyak kata-kata lagi, nyonya Sulastri langsung segera pergi meninggalkan kedua gadis itu yang masih berdiri terdiam dihadapannya.

Kini hanya tinggal Vanya dan Rhea yang masih berdiri mematung dengan perasaan yang masih kaget oleh karena kemarahan nyonya Sulastri yang muncul tiba-tiba tersebut.

Vanya lantas segera menghampiri Rhea yang nampak masih tertunduk lesu.

"Rhe... Rhe... Loe gak kenapa-napa kan?" tanya Vanya khawatir sembari memegang lembut pundak sahabatnya yang tengah menangis tersedu-sedu itu.

"Loe gak usah mikirin apa yang tadi nyokap gue omongin ke loe ya!!" lanjut Vanya lagi masih dengan nada penuh kekhawatiran.

Rhea lalu perlahan-lahan mengangkat wajahnya dan menatap kearah Vanya, matanya nampak terlihat sembab dengan air mata yang masih mengalir di atas pipinya. "Tidak Van.. Aku tidak apa-apa kok.. kamu tidak perlu khawatir." kilah Rhea dengan lembut, berusaha untuk menyakinkan Vanya yang masih berdiri dihadapannya.

Seketika itu dipeluknya Rhea oleh Vanya dengan lembut lalu diusapnya pelan rambut gadis cantik yang kini nampak terlihat lemah itu.

"Maafin perkataan nyokap gue tadi ya Rhe... Maafin juga perlakuan nyokap gue ke loe tadi ya Rhe..." bisik Vanya lembut masih dengan kedua tangannya memeluk erat tubuh Rhea.

Rhea hanya mengangguk pelan sembari menyeka air matanya dengan kedua jari jemari tangannya yang lentik.

"Kalau begitu biar gue yang bicara ke nyokap gue Rhe.. Loe disini aja." perintah Vanya tiba-tiba.

"Jangan Van... tidak usah... Aku takut malah nanti masalah ini semakin besar!!" cegah Rhea segera.

Namun nampaknya apa yang dilakukan Rhea terlihat sia-sia saja.

Gadis bertubuh langsing itu langsung melepaskan pelukannya pada Rhea dan berjalan meninggalkan Rhea seorang diri menuju ke arah pintu dapur.

Rhea hanya bisa memandangi kepergian Vanya dengan terdiam seribu bahasa.

***

"Mah... Mama benar-benar sungguh keterlaluan!!mama apa-apaan sih!!... Kenapa mama bersikap seperti itu pada Rhea, sikap mama terlalu berlebihan pada Rhea!!" teriak Vanya pada nyonya Sulastri di ruang makan.

Mendengar teriakan Vanya itu, nyonya Sulastri yang sedang menikmati hidangan makan siangnya segera menghentikan santapannya, wanita setengah baya itu kemudian berdiri dari kursinya dan berjalan pelan ke arah Vanya.

"Apa?! Keterlaluan katamu Van?!! Selama ini mama selalu sabar dan diam melihat kelakuan kamu dan gadis kampung itu.. selama ini juga semua kekesalan mama ini hanya mama simpan didalam hati!? Lalu hanya karena mama melarang Mark menemui Rhea dirumah mama, kamu berani membentak mama dan bilang mama keterlaluan?!! sekarang siapa yang keterlaluan?? Mama atau kamu?!" hardik nyonya Sulastri panjang lebar dengan mata penuh rasa amarah.

Vanya terdiam sesaat, lalu diamatinya dengan seksama wanita yang telah melahirkannya tersebut.

"Sudahlah ma... kita ini sama-sama keterlaluan... apa yang mama lihat dari Vanya itu adalah cerminan dari sikap mama sendiri... Aku tau mama bisa marah besar seperti ini bukan karena semata-mata Mark bertamu kerumah ini kan? Tapi karena mama...!"

"Plak!!!"

Belum selesai Vanya melanjutkan kata-katanya tiba-tiba sebuah tamparan keras mendarat dipipi gadis muda itu.

"Sudah cukup Van!! Jangan kamu lanjutkan kata-katamu itu!" ucap nyonya Sulastri dengan amarah yang nampak semakin terlihat memuncak.

Vanya hanya terdiam sembari memegang pipinya yang kini terasa pedih oleh tamparan ibunya tersebut dengan kedua tangannya. Kedua mata gadis itu juga nampak terlihat sedang menahan air mata, namun anehnya tiba-tiba gadis berambut panjang itu melemparkan senyum diujung bibirnya, sebuah senyuman yang seolah-olah mencibir wanita yang sedang berdiri didepannya.

"Sekarang ketahuan kan siapa disini yang keterlaluan??" cibir Vanya pada nyonya Sulastri

Nyonya Sulastri hanya memandangi wajah putri satu-satunya itu dengan terdiam, nampak ia juga sedang menahan air mata di pelupuk matanya.

***

Rhea yang mendengar suara-suara keributan yang terjadi diantara Vanya dan nyonya Sulastri, segera bergegas menuju ke ruang makan, gadis itu nampak berlari kecil dengan mata yang masih sembab.

"Nah!! puaskan kamu sekarang?! Lihat!! Ini semua gara-gara kamu sehingga saya dan putri saya menjadi bertengkar seperti ini!!" pekik nyonya Sulastri setelah dirinya melihat kedatangan Rhea.

Rhea nampak masih terdiam, tidak ada sepatah katapun yang keluar dari bibir merah gadis cantik tersebut.

"Jawab dong!! Bisa jawabkan?? jangan hanya bisa diam saja!!" ucap Nyonya Sulastri dengan nada makin lantang pada Rhea yang masih berdiri kaku dengan wajah tertunduk.

"Sudah ma... Sudah...Hentikan semua ini... Ini hanya masalah sepele!!" teriak Vanya begitu mendengar ibunya menghardik Rhea dengan segala ucapannya.

"Sudah Van... Kamu tidak perlu ikut campur lagi... Mama sudah punya keputusan sendiri!! Mulai besok, Rhea sudah tidak akan mama pekerjakan dirumah ini!! Dan ia bisa meninggalkan rumah ini secepatnya!!" ucap Nyonya Sulastri dengan suara yang terdengar mulai parau.

Mendengar ucapan Nyonya Sulastri itu, tentu saja Rhea langsung menjadi kaget, dirinya segera berlari dan berlutut dihadapan nyonya Sulastri. "Maafin saya nyah, saya mohon maaf .. saya masih butuh pekerjaan ini?!" ucap Rhea dengan air mata yang terisak-isak.

"Sudah!!! Sudah jangan minta maaf lagi!! Keputusan saya ini sudah bulat!! Mulai besok kamu bisa segera pergi dari rumah ini!!" jawab nyonya Sulastri dengan suara memekik dan mata yang sedikit melotot.

Nyonya Sulastri lantas segera membalikkan badannya untuk berjalan menuju ke kamar tidurnya meninggalkan Rhea yang masih menangis bersimpuh dan Vanya yang masih berdiri terpaku.

"Sudah Rhe.... jangan menangis lagi?" ucap Vanya lembut sembari menghampiri gadis muda tersebut.

"Maafin gue Rhe... gue gak bisa berbuat banyak... Dan gara-gara gue juga nyokap gue malah semakin marah sama loe." lanjut Vanya lagi dengan suara lirih.

"tidak apa-apa Van.. kamu gak salah... Aku yang salah." jawab Rhea dengan terisak-isak.

"Sudah.... Loe jangan nangis lagi... Nanti kita cari solusinya bersama-sama Rhe!! Loe tenang aja, gue pasti akan bantu loe." ujar Vanya dengan memeluk pundak Rhea, berharap agar gadis itu bisa kembali tenang.

"Makasih banyak ya Van.. kamu dah sering banget bantu aku... Entah dengan cara apa aku bisa membalas semua kebaikanmu padaku." ucap Rhea pelan.

"Udah.. itu jangan dipikirin lagi, sekarang yang terpenting loe tenangin hati loe dulu Rhe." lanjut Vanya masih dengan nada suara yang lembut.

Rhea-pun mengangguk pelan.

***

"Jadi hanya karena loe pacaran sama Mark, loe jadi dipecat dari kerjaan loe gitu Rhe? Jadi karena hal itu sekarang loe sedih dan galau?" ucapku ngasal memotong cerita Rhea.

"Bukan itu Je... Bukan..." jawab Rhea pelan dengan mata nanar menatap ke arahku.

1
St
suka
St
ditunggu update nya lagi thor. penasaran.
Amelia Quil
Enak banget karya ini, aku nggak sabar nunggu kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!