NovelToon NovelToon
Kesayangan Tuan Saga

Kesayangan Tuan Saga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Romansa
Popularitas:12.5M
Nilai: 5
Nama Author: LaSheira

TMTM Musim Spesial dimulai 💖

Novel ini akan bercerita tentang keseharian hidup Tuan Saga dan orang-orang yang ia sayangi.


selamat membaca ^_^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KTS 26. Galau

Bagaimana laki-laki sedingin Antartika itu kalau sedang gelisah? Akankah wajahnya berkerut muram, atau tetap cool tanpa ekspresi. Karena terkadang orang berfikir, Han bahkan tidak akan bergeming, meskipun tangannya tergores pisau sekalipun. Mereka lupa, Han juga manusia biasa, yang bahkan bisa jatuh cinta. Ya, karena kalau sedang ada di samping Tuan Saga, Han terlihat tidak membutuhkan apa-apa.

Mobil Sekretaris Han memasuki parkir basemen apartemen. Ada mobil lain yang berpapasan hendak keluar. Han membanting pintu mobil, seperti merasa lega setelah melakukannya. Dalam hitungan menit waktu berputar mengelilinginya, laki-laki itu sudah masuk ke dalam rumahnya. Lantai tertinggi gedung apartemen. Hanya kesunyian yang menyambut kepulangan sang pemilik rumah.

Dia menghela nafas, terdengar berat dan tertekan, sepanjang perjalanan dari restoran Brian setelah makan malam tadi, kepalanya memikirkan hal macam-macam, wajah Aran yang kecewa padanya menari-nari di pelupuk mata. Membuatnya marah. Dia marah karena melibatkan emosi dalam mengambil keputusan. Baru kali ini dia membuat kesalahan membaca keinginan Tuan Saga, dan itu fatal akibatnya.

Banyak hal yang dikatakan Brian tadi, semakin menusukkan pisau di akal sehatnya.

Seharusnya aku tidak keluar dari ruangan Pak Mun tadi. Seharusnya aku membelanya. Hah! Kesalahan terbesarku adalah, salah memprediksi kemauan Tuan Saga. Ini memang salahku.

Kata-katanya sendiri membuat sayatan pada kesempurnaannya bekerja selama ini. Ibarat mencoreng daftar emas prestasi. Seperti menjadi aib bagi karir Sekretaris Han yang sempurna.

Dia mengendurkan dasi dengan satu tangan, berdiri di ruang tamu, Han menarik dasinya dengan kasar. Melemparkan bersama jas yang dia pakai ke lantai. Berjalan menuju ruangan lain sambil melepas kancing kemejanya satu persatu dengan satu tangan. Sebelum membuka pintu dia membuka kemejanya dengan dramatis, seperti adegan membuka baju di film aksi. Dia hempaskan baju kemejanya ke lantai.

Kemeja putih itu berserak di dekat pintu. Dada yang bidang, dan lengan berotot itu terlihat berkilau ditimpa cahaya lampu. Otot perut Han yang rata dan kekar terlihat menonjol dan sempurna. Dia hampir tidak pernah menunjukkannya pada siapa pun. Tubuh sebagus itu hanya dilihat bayangannya sendiri.

Brak!

Pintu tidak bersalah lagi-lagi harus menjadi pelampiasan kegundahan hati seorang Sekretaris Han. Laki-laki itu masuk ke dalam ruang olahraga. Dinding kaca yang dingin menunjukkan dengan jelas bagaimana ekspresi wajahnya sekarang. Kaca itu memantulkan keindahan tubuh sekaligus dinginnya tatapan seseorang.

Marah, sedih, tidak tahu harus melakukan apa, semuanya bercampur menjadi satu. Semua ekspresi itu dipantulkan kaca-kaca yang menempel memenuhi dinding ruangan.

Hanya helaan nafasnya yang terdengar di dalam ruangan olahraga. Bercampur dengan keheningan malam. Ada jendela kecil berjumlah dua buah yang tirainya terbuka. langit malam dan lampu kelap kelip kota terlihat jelas.

Suasana yang sepi itu berbanding terbalik dengan gemuruh yang berkumpul di dada Sekretaris Han. Malam ini kalau dia tidak mengeluarkan energi yang sedang meledak-ledak di hatinya, bisa jadi dia bahkan tidak akan bisa tidur malam ini.

Han berjalan menuju lemari, tidak lama tangannya sudah berbalut sarung tangan tinju berwarna biru. Dia berjalan menuju sudut ruangan yang lain, tempat samsak gantung berada.

Peralatan olahraga di rumah Han sangat lengkap. Seperti yang ada di fasilitas olahraga Antarna Group. Dia memang membuatnya sama persis.

Bug!

Tanpa pemanasan pukulan pertama mendarat dengan keras. Membekas cekung di badan samsak. Kalau pukulan itu mengenai manusia, pasti lawan Han sudah terjungkal. Dengan bibir pecah.

Dan bug, bug, dia menyerang samsak itu bertubi-tubi, lagi dan lagi, tanpa jeda. Pukul lagi, bug. Tendangan kakinya juga melayang. Peluh mulai menetes dari tubuh tak berbalut pakaian itu. Ada yang menetes di telinganya. Jatuh ke otot lengannya.

Bug! Bug! tinju lagi, lagi, dan lagi. Tendang lagi, terus dan lagi. Bergantian sesukanya.

Tinjunya berkejaran dengan tarikan nafasnya. Bug, bug, lagi, dan lagi. Tangan dan kaki bergantian menghajar samsak, sampai kelelahan sendiri, ngos-ngosan karena melakukannya tanpa jeda dan pada akhirnya kekuatan tangannya melemah kehabisan tenaga. Han menjatuhkan pelukan pada samsak yang bergoyang ke kanan dan ke kiri. Dia memaki pada udara malam dengan suara bergetar.

Laki-laki itu berjalan gontai, menuju matras tebal di dekat kaca. Dia menjatuhkan tubuh terlentang. Terdengar suara debum saat tubuhnya jatuh. Menatap langit-langit ruang olahraga.

Sialan!

Cukup lama Han berbaring terlentang, keringat yang menetes jatuh di matras yang dia tiduri. Dia mengibaskan rambutnya yang basah.

Tuan Saga menyerahkan keputusan padanya. Memanggil Aran lagi juga tidak akan dilarang Tuan Saga, namun Aran tetap sudah kehilangan pekerjaannya menjaga Nona Daniah. Begitulah yang sedang dipikirkan Han dengan serius. Tuan Saga tidak mau melihatnya di rumah utama. Jadi kalau dia membawa Aran kembali, tetap harus menaruhnya ditempat yang tidak bisa dia lihat.

Han bangun, bersandar di kaca. Peluh menetes dari keningnya, jatuh di dagu. Bulir air bening perlahan jatuh, pecah menciumi dada Sekretaris Han yang bidang dan lebar, bercampur dengan saudara mereka yang sudah bergumul di dada itu sedari tadi.

Tapi masalahnya apa dia mau kembali. Aku sudah membuatnya marah dan kecewa.

Sesaat dia hanya tertunduk di depan kaca, membiarkan bayangannya menonton, saat-saat menyedihkannya seperti ini. Gadis itu telah mengacaukan hidup Han yang selama ini selalu berjalan sebagaimana mestinya. Laki-laki yang acuh pada banyak hal, kini mulai memikirkan hal seperti kemarahan seorang gadis.

...***...

Suara jatuhnya air terdengar. Menyirami tubuh. Air dari shower menyentuh bertubi-tubi tubuh yang sedang berdiri diam dengan kepala tertunduk. Dia sedang mandi air dingin. Berharap guyuran air itu melunturkan kegalauannya.

Ah!

Tangan menyibak rambut yang basah menggumpal. Mengusap wajah, membuang air yang tidak berhenti mengalir.

Ah!

Menghela nafas lagi. Saat hujan air berhenti turun dari shower, tetesan air berganti jatuh dari tubuhnya. Badan yang tidak berbalut sehelai benang pun itu melangkah, menyambar handuk. Tangannya tidak ketinggalan meraih handuk kecil untuk mengeringkan rambut.

Sekretaris Han tetap terlihat tampan walaupun masih dalam suasana hati yang buruk. Namun, setelah mandi dan kesegaran memenuhi tubuhnya dia sedikit mulai bisa berfikir jernih.

Tubuhnya masih menyisa sedikit basah-basah air mandi.

Menuju dapur untuk membuat segelas susu hangat. Setelahnya dia duduk sambil menatap gelas susunya yang sudah kosong.

Diraihnya hp. Sambungan terhubung. Suara laki-laki tergagap di sebrang sana. Sepertinya dia sudah tidur dan bangun karena kaget melihat siapa yang menelepon.

"Jadwalkan pertemuanku dengan Presdir stasiun TV XX."

"Stasiun TV XX, bukannya dia sudah masuk daftar hitam?" Yang disana sedang kebingungan. Bukan hanya karena baru mengerjap bangun tidur, tapi karena stasiun tv yang sudah diputus kerjasamanya dengan Antarna Group dibicarakan oleh bosnya malam-malam begini.

"Jangan banyak bertanya, kau tahu kan, orang banyak tahu itu biasanya..."

"Baik Tuan, maafkan saya. Saya akan segera membuat janji." Lebih takut mendengar Sekretaris Han mengatakan kalimat menakutkan itu ketimbang memotong perkataan bosnya.

"Hemm."

"Baik." Laki-laki di sebrang sedang menunggu Han mematikan panggilan, tapi saat sambungan belum terputus dan tidak ada suara yang terdengar dia mulai sedikit pias.

Kenapa ini, kenapa dia tidak menutup telepon. Laki-laki itu panik sendiri. Dia menjerit tanpa suara dan hanya bisa menunggu. Bertanya, mulutnya tidak berani terbuka. Menutup panggilan, memang dia punya nyawa berapa sampai berani melakukannya. Akhirnya dia memilih diam, menunggu, bernafas dengan pelan.

"Kau pernah bertengkar dengan istrimu?" Suara yang terdengar lagi membuat laki-laki itu menjatuhkan tubuh di sofa lega.

Kenapa Anda bertanya begitu?

"Tentu saja pernah Tuan." Hati-hati menjawab, karena tidak tahu arah pertanyaannya kemana.

"Apa yang kau lakukan untuk meredakan kemarahan istrimu?" Pertanyaan aneh kedua keluar.

Kenapa dia bertanya ini!

"Saya minta maaf duluan Tuan biasanya, walaupun saya tidak salah sekalipun, tapi saya minta maaf duluan. Anda pernah dengar kan, kalau perempuan selalu benar, dan saat bertengkar dengan istri, istilah itu selalu benar adanya." Menjawab panjang dengan semangat sambil membongkar ingatan pertengkarannya dengan istrinya dulu. "Datangi dia, peluk dia, cium airmatanya dan saya bilang saya mencintai istri saya, ulangi terus sampai dia luluh." Memang begitu yang selalu dia lakukan kalau istrinya marah.

"Kau sudah gila! Cih, percuma saja aku bertanya padamu, urus tugasmu dengan benar dan kabari aku besok." Sekretaris Han menutup panggilan dengan marah mendengar ide gila dari bawahannya itu.

Datangi dia, peluk dia dan cium dia. Sudah gila apa!

Han meletakkan gelas kosongnya di tempat cuci piring. Lalu berjalan menuju kamarnya, dia sudah menentukan tindakan apa yang akan dia lakukan pada Aran.

Bukankah dia punya mimpi dan pekerjaan impiannya, baiklah, anggap saja ini cara Tuhan mewujudkan mimpimu.

Gadis itu telah masuk terlalu dalam di hati Sekretaris Han. Hingga ia memikirkan dengan serius, seperti halnya dia menyelesaikan masalah untuk Tuan Saga.

Dia melepas handuk dan menjatuhkannya ke lantai, meraih celana pendek, lalu naik ke tempat tidur.

Malam yang dingin menyelimuti hari yang panjang Sekretaris Han.

Bersambung

Halu ku sebatas keringat yang menetes di dagu 🤣

1
Fhebrie
apa yg dalam pemikiran aran dn han akhirnya jadi nyata juga 😂😂
Fhebrie
sayang sekali ga ada visualnya ya
Fhebrie
kenapa aku jadi senyum senyum sendiri ya bayangin han sama aran 🥰🥰🥰
dewi
haze dah jadi selebriti 👏👏👏👏
Susi Adesanti
Novel karya Author LaSheira, selalu di tunggu,
Alur cerita yang indah , menginspirasi,
Tokohnya luar biasa hebat, orang orang kaya yang super baik,Tidak bermewahan, tidak menggangap diri mereka lebih dari yang lain, mereka menghargai orang biasa Tampa merendahkan, mereka lebih memilih attitude
dari pada pangkat,jabatan,dan kekayaan.
LaSheira is the best,👍👍👍
dewi
bukankah Erin nanti nikah dg anak pertamanya han?...
dewi
ayahnya Rion ni 😁😁
dewi
ck ck ck 😅😅😅🤦
mardiana sari
/Facepalm//Facepalm/
Susilawati
cerita
Susilawati: Ceritanya luar biasa dan selalu bikin kangen, saat baca aku seakan2 berada di sana karena penggambaran cerita yg sangat detail dan terasa nyata 👍👍👍
total 1 replies
Yanthi
🥲🥰🥰🥰😍😍🥰😍😍😍😍😍😍😍😛😛😛😛😛😛😛😛😛😛
tks sdhh up. love pokoknya
Eka Bundanedinar
Tuaan saga g bisa ya klo g mnyerang Daniah dimanapun siruasi apapun bisa
Eka Bundanedinar
Tuaan saga g bisa ya klo g mnyerang Daniah dimanapun siruasi apapun bisa
Eka Bundanedinar
wah bnr" jodoh erina dr orok nik kmbaran frans ini nama ank lakinya saga junior kah
Rosidah Rosidah
Hmmm novel yg aku tunggu" upnya 🤩🤩
Eka Bundanedinar
udah 2 thn tp nama blm di publis
🍒⃞⃟🦅 ⍴іsᥴᥱs👻ᴸᴷ
luar biasa certnya
Eka Bundanedinar
Mereka bahagia karna cintanya Tuan Saga dan Han
T&K
akhirnya yg ditunggu2 muncul jg. Thanks Author kesayangan../Heart//Rose/
🍉💜
Tolong kasih cermin buat sekretaris Mouhan Fernandez biar berkaca kalo dia juga sama. Sama-sama bulol😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!