Bukan Simpanan

"Kata orang cinta itu manis di awal-awalnya saja. Setuju dengan pernyataan itu Zi?" tanya Pras memulai obrolan mereka

"Awalnya sih tidak pak tapi makin kesini sih makin benar" jawab Zizi sambil meneguk minuman nya ,saat ini mereka sudah berada di sebuah kafe

"Tapi aku juga percaya cinta sejati itu ada pak, contoh nya pak Habibie dan bu Ainun,saya suka dengan tulus cinta mereka" lanjut Zizi

"Saya lebih suka cerita Kakek Arun" jawab Pram membuat Zizi mengerutkan keningnya

"Kamu pernah denger?" tanya Pras dan di jawab gelengan oleh Zizi

"Karena bertemu sang pujaan hati nya membuat kakek Arun gugup dan merasakan kopi asin menjadi manis"

"Kenapa bisa begitu?" tanya Zizi semakin tidak mengerti

"Nenek Gema sangat populer sebagai gadis yang tercantik di kotanya saat itu. Banyak pemuda yang menaruh hati pada nenek dan bersedia memberikan cintanya. Mulai dari yang tampan hingga yang kaya berusaha menarik perhatian nenek, tetapi nenek tak pernah tertarik pada semua pemuda itu" awal cerita Pras

"Hingga suatu saat kakek Arun bertemu nenek Gema di sebuah pesta. Kakek Arun adalah pemuda yang biasa-biasa saja. Tidak tampan, dan tidak kaya. Hari itu ia mengumpulkan semua keberanian dirinya untuk menyapa nenek. Mengajaknya sekedar menikmati secangkir kopi di sebuah coffee shop di ujung kota. Entah mengapa nenek mengiyakan ajakannya. Berharap segera keluar dari hiruk pikuk pesta yang membuat nya pusing"

"Di sana mereka duduk berhadapan, dengan wajah cemas kakek berharap bisa berbincang banyak dengan nenek yang saat itu cuek dan tak terlihat tertarik sama sekali. Nenek menggunakan alasan kakek Arun agar ia bisa pergi dan segera pulang. Di tengah perbincangan yang membisu, kakek memanggil pelayan coffee shop tersebut. "Pak, bolehkah aku meminta sedikit garam untuk dimasukkan pada kopi ini?" Semua orang yang ada di sekitar kakek dan nenek keheranan. Untuk apa garam dimasukkan ke dalam secangkir kopi?" ujar Pras dengan minik muka serius bercerita

"Hal tersebut berhasil menarik perhatian nenek. "Untuk apa kau menaruh garam di dalam kopimu?" tanya nenek.

"Oh... ini hanya sebuah kebiasaan lama ayahku. Dulu aku tinggal di sebuah desa dekat pesisir pantai. Di sana kami biasa menambah garam pada kopi agar tetap ingat pada laut, tempat tinggal kami. Dan, hari ini aku rindu kampung halamanku. Aku juga rindu pada orang tuaku yang sudah meninggal. Agar aku tak lupa akan mereka, aku terbiasa menaruh garam di dalam kopiku," tutur kakek.

"Nenek pun merasa tersentuh. Tak pernah ditemui pemuda semanis kakek. Sejak saat itu, mereka selalu pergi berkencan dan bercerita panjang lebar. Merekapun akhirnya menikah. Hidup bahagia, hingga punya banyak anak dan cucu tapi di ulang tahun pernikahan ke-50, kakek akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Di sebuah kotak berisi perhiasan kado ulang tahun pernikahan, ditinggalkannya secarik surat untuk nenek yang berisi

Gemma yang terkasih,

Aku meminta maaf akan sebuah kesalahan yang sangat besar, yang pernah kulakukan sepanjang hidupku. Aku menyimpan sebuah kebohongan besar selama ini. Ingatkah saat aku mengajakmu ke coffee shop hari itu? Saat itu aku sangat gugup sekali. Saking gugupnya aku ingin meminta tambahan gula untuk kopiku. Namun, entah kenapa yang terucap adalah aku meminta garam.

Aku tak ingin terlihat konyol di depanmu. Dan akhirnya aku mengarang cerita itu. Aku tak tahu lagi harus bagaimana. Kau terlihat begitu cantik dan sempurna, hingga aku tak ingin melepaskan mu.

Tetapi, percayalah sayang... bahwa sepanjang hidupku aku sangat mencintaimu. Aku tak ingin kehilangan diriku. Sehingga sekalipun setiap pagi kau buatkan kopi asin itu, semua selalu terasa manis karena mu. Jujur saja, kau mungkin tak akan suka rasanya, karena sebenarnya rasanya sungguh tidak enak.

Gemma, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku sangat mencintaimu.

Air mata nenekpun turun membasahi pipinya. Ia sadar betapa besarnya cinta kakek padanya. Sejak saat itupun ia selalu menambahkan garam di dalam kopinya. Setiap kali ada orang yang bertanya bagaimanakah rasa kopi bila ditambah garam, ia akan menjawabnya "rasanya manis sekali seperti kisah cinta saya "

Zizi tersenyum kecil mendengar cerita Pras dia cukup tersentuh

"Jadi poin cerita nya apa pak?" tanya Zizi

"Lebih baik di cintai dari pada mencintai karena di cintai seseorang membuat diri kita merasa spesial contoh nya nenek Gema" jelas Pras

"Apa kamu sudah yakin jika Bara mencintai mu?" tanya Pras tiba-tiba

"Kenapa bapak bertanya begitu?"

"Berapa kali Bara menyebutkan kata I love you untuk mu dalam sehari?" tanya Pras membuat Zizi terdiam,setau Zizi hanya awal mereka berpacaran saja karena Bara terlalu sibuk hingga saat ini.

"Apa perlu pak? kami berpacaran bukan layak nya anak ABG lagi,saya rasa hal tersebut tidak perlu" tepis Zizi

"Apa kamu merasa tidak perlu di perhatikan?"

"Saya cukup mengerti kondisi Bara pak" jawab Zizi tenang tapi sebenarnya hatinya saat ini tak karuan karena pertanyaan Pras

"Kekek Arun saja tidak bisa membedakan antara gula dan garam saat bertemu sang pujaan hati nya,kenapa Bara tidak bisa memberikan kamu kabar meskipun hanya sekali sehari untuk membuat mu tenang" pancing Pras

"Pak, seperti nya pembahasan kita tidak sampai ke sana"

"Saya hanya kasihan pada kamu Zi,, wanita sebaik kamu di sia-sia kan oleh Bara meskipun dia adik saya"

"Saya tidak merasa di sia-sia kan oleh Bara pak,jadi tidak perlu mengasihani saya" tegas Zizi

"Pak,saya ingin pulang ke Hotel" ajak Zizi,mood nya memburuk karena Pras terus menyudutkan Bara kekasih nya.

"Oke" jawab Pras kecewa dengan jawaban Zizi