Risa seorang gadis ceria dan cantik tapi sayangnya ia berpenampilan sangat culun. Di saat pertemuan pertama kali nya dengan seorang pria tampan di kampus, Risa telah jatuh hati pada nya.Dan ia ingin mengejar cinta senior nya itu . Di lain sisi juga Risa ingin merencanakan kencan buta bersama seorang pria lain , yang di mana Risa ingin pria yang ia kencani itu untuk mengubah penampilan Risa dan ikut membantunya mendapatkan pria pujaan hatinya itu . Bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arys@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I WANT YOU...L ...H
Dengan mengikuti beberapa saran di atas, kamu bisa mendekati dan membuat dia tertarik padamu. Ingatlah bahwa cara yang lebih baik untuk membuat seseorang tertarik pada dirimu adalah dengan menjadi dirimu sendiri dan jangan pernah berpura-pura menjadi seseorang yang kamu sebenarnya tidak.
.......
Lia melangkahkan kakinya ke dalam toko jam tangan yang mewah di mall. Matanya terbelalak begitu banyaknya jam tangan dengan merek-merek terkenal yang tersusun rapi di etalase. Dia melihat-lihat sekeliling dan disambut dengan senyuman oleh seorang pria di balik meja kasir.
"Selamat datang di toko jam tangan kami, apa yang bisa saya bantu untuk Anda?" tanya pria itu.
Lia tersenyum dan menggeleng. "Hanya ingin melihat-lihat saja," jawabnya.
"Baiklah, lihat-lihat saja. Jangan ragu jika Anda membutuhkan bantuan," ucap pria itu dengan ramah.
Lia mulai menyusuri rak-rak dan mengamati jam-jam tangan yang terpajang di sana. Dia tak bisa memutuskan mana yang ia sukai karena semuanya terlihat begitu indah. Namun, begitu melihat satu jam tangan dengan perhiasan berlian, matanya langsung terbelalak. Dia menyentuh permukaan kaca etalase dan berkata pada dirinya sendiri, "Wah, jam tangan ini pasti sangat mahal ya!"
Tapi tiba-tiba Lia merasa tangan kirinya tergenggam oleh seseorang. Dia berbalik dan melihat seorang pria berdiri di sampingnya, dengan tangan kanannya menunjuk jam tangan yang sama. "Sangat mahal, tapi melihatmu memandanginya, sepertinya kamu ingin memilikinya," kata pria itu sambil tersenyum.
Lia merasa sedikit gugup namun tetap menjawab dengan percaya diri, "Ya, saya terpesona dengan jam tangan yang satu ini. Tapi saya tidak yakin bisa membelinya, harganya pasti sangat mahal."
"Tidak perlu khawatir tentang uang. Biarkan saya membayar untukmu," kata pria itu sambil menyodorkan kartu kreditnya.
Lia terkejut. Siapa itu orang asing dan bagaimana dia bisa menawarkan sebuah jam mewah untuknya? Namun, dia merasa senang bahwa dia bisa mendapatkannya dengan harga yang lebih murah. "Terima kasih banyak," ucapnya sambil tersenyum.
Pria tersebut mengangguk dan mengambil jam tangan dari etalase, meremas tangan Lia sebentar sebelum pergi. Setelah kejadian tersebut, Lia memperhatikan rinci semua jam tangan di rak dan menemukan satu lagi yang menarik perhatiannya. Dia segera mengambil jam itu dan ingin membayarnya di kasir.
Namun, ketika dia membuka dompetnya, dia menyadari bahwa dompetnya tidak ada di saku bajunya. Dia meraba-raba dompetnya di tasnya, tapi tidak ada. Dia mulai panik dan takut, tidak tahu harus berbuat apa.
Ketika Lia hampir menyerah mencari dompetnya, dia melihat si pria yang memberinya jam tangan tadi sedang berjalan mundur-mundur ke arahnya. "Tunggu, mungkin saya bisa membantu. Apa masalahnya?" tanya pria itu.
Lia terkejut dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. "Saya kehilangan dompetku," kata Lia dengan sedih.
Pria tersebut mengajak Lia mencari dompetnya dan ternyata dompetnya jatuh di lantai toko. Setelah menemukan dompetnya, Lia semakin terkesan oleh pria itu dan merasa ingin tahu siapa pria itu sebenarnya.
"Terima kasih banyak. Siapa Anda sebenarnya?" tanya Lia.
Pria itu hanya tersenyum ramah dan berkata, "Saya hanya seorang yang biasa saja. Jangan khawatir tentang siapa saya, saya senang membantu."
Lia merasa lega dan tersenyum, dia merasa senang bisa bertemu pria yang baik hati di tempat yang senang seperti ini. Dia merasa terinspirasi dan memilih berbelanja lebih banyak barang di toko ini. Di akhir pembelanjaannya, sebelum Lia meninggalkan toko, dia memutuskan untuk kembali ke pria yang telah menawarkan jam tangan berlian tadi dan bertanya siapa dia sebenarnya.
"Maaf, saya belum memperkenalkan diri saya. Nama saya Riko. Senang bertemu dengan Anda," kata pria itu sambil segera menyalami tangan Lia.
Lia tersenyum dan merasa sangat senang bisa bertemu dengan Riko. Dia membawa pulang jam mewah yang telah diberikan oleh Riko tadi, dan merasa sangat terkesan dengan kebaikan hatinya. Lia bahkan merasa seperti itu adalah awal dari kisah cinta yang menakjubkan.
Setelah berhasil memilih jam tangan untuk dirinya sendiri, Lia kembali memutar pandangannya ke rak-rak jam tangan lain dengan harapan menemukan jam tangan yang sempurna untuk pacarnya.
Saat Lia memilah-milah koleksi jam tangan yang tersedia, tibalah ia pada sebuah model jam tangan yang berbeda dari yang lainnya. Jam tangan itu terlihat sangat mewah dengan desain yang elegan dan modern dengan detail tali kulit yang tampak kuat dan bertahan lama.
“Ya ampun, jam tangan ini sangat cocok untuk pacar saya,” pikir Lia dalam hati.
Lia benar-benar terpesona dengan jam tangan tersebut dan merasa yakin bahwa pacarnya pasti akan menyukainya. Dia segera menuju ke kasir dan bertanya tentang jam tangan tersebut. Kasir memberikan informasi tentang harga serta promo khusus yang tengah berlangsung.
Lia terkejut melihat harga jam tangan tersebut. Harganya sangat mahal dan Lia tidak bisa membelinya sendiri. Lia merenung sejenak dan memikirkan cara apa yang bisa ia lakukan agar ia dapat membelikan jam tangan tersebut untuk pacarnya.
Tiba-tiba, Lia teringat pada pria misterius yang memberikannya jam tangan berlian tadi. Lia merasa ada kemiripan wajah pria tersebut dengan pacarnya. Dia memutuskan untuk menghubungi pria tersebut, berharap agar pria tersebut dapat membantunya untuk membelikan jam tangan tersebut.
Setelah beberapa waktu mencari kontak pria itu pada toko online dan media sosial, akhirnya Lia berhasil mendapatkan nomor teleponnya dan segera menghubunginya.
"Permisi, bukankah kamu yang memberi saya jam tangan berlian beberapa waktu lalu?" tanya Lia.
"Iya, itu aku. Ada apa?" jawab Riko dari seberang telpon.
"Aku butuh bantuanmu lagi. Saya ingin membeli jam tangan untuk pacar saya, tapi harganya sangat mahal. Bisakah kamu membantuku lagi, seperti yang kamu lakukan sebelumnya?" tanyanya.
"Bagaimana kamu tahu aku bisa membantu?" tanya Riko dengan nada penasaran.
"Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu. Jadi, apabila kamu sedang bersedia membantuku, aku akan datang ke tempat kamu segera," kata Lia.
Lia mengucapkan terima kasih dan menutup telepon. Dia segera berjalan ke arah mobilnya dan pergi ke tempat Hamka untuk memintanya lagi untuk membantunya membelikan jam tangan.
Setelah beberapa menit kemudian Lia sampai di kediaman Hamka . Hamka sangat terkejut dan juga senang melihat Lia datang ke tempatnya lagi.
"Apa yang ingin kau beli?" tanya Hamka penasaran.
"Tak ada hal khusus. Saya hanya ingin membeli jam tangan ini untuk pacar saya," kata Lia sambil memperlihatkan gambar jam yang ingin dia beli.
"Mm, jam tangan yang bagus. Aku bisa membantumu membelinya," ucap Hamka.
Lia lega mendengar jawaban Hamka. Hamka mengajaknya ke sebuah tempat yang tak jauh dari sana dan mereka segera membeli jam tangan tersebut. Hamka mengambil kartu kreditnya dan membeli jam tangan yang diinginkan Lia. Setelah selesai,Hamka menyerahkan kembali kartu kreditnya pada Lia.
"Terima kasih banyak, Hamka Aku tidak tahu bagaimana cara bisa membeli jam ini tanpamu," ucap Lia sambil tersenyum.
"Itu tak ada apa-apa, kapan saja kamu butuh bantuan, datang saja ke tempatku lagi. Aku selalu tersedia untuk membantumu," kata Hamka dengan ramah.
Setelah mendapatkan jam yang diinginkannya, Lia sangat berterima kasih dan tahu bahwa dia tidak akan lupa akan kebaikan pria misterius itu. Dia merasa beruntung dapat bertemu dengan seseorang yang baik seperti Hamka.
Satu jam tangan saja, sudah cukup membuat Lia berkesan dengan Hamka . Kepastiannya pada jam tangan dan keterlibatan Hamka dalam pengadaan jam tersebut dianggapnya sebagai keberuntungan. Lia merasa bahwa pertemuannya dengannya tidaklah kebetulan belaka. Dia merasa bahwa saat yang menarik dan tak terduga sedang menunggu di depannya.
dan Hamka sama Lia...