Vinaya Si Gadis Titisan

Kelas pertama baru saja selesai. Yudi menghampiri Vinaya untuk menanyakan perihal ketidak hadiran gadis itu selama beberapa hari.

"Hai Vin,sibuk gak ?" Tanya nya basa-basi

"Enggak. Kenapa memang ?" Saat ini Vinaya tengah membaca buku di bawah pohon rindang di area kampus,sosok Riza tak pernah jauh dari gadis itu

"Hmm...aku mau tanya , kemarin kamu kok gak masuk tiga hari,ada apa ? Apa kamu sakit ?" Tanya nya nampak khawatir

"Oh,enggak kok. Kemarin itu ada acara keluarga gitu ,aku juga udah izin gak masuk kok. Memang nya kenapa ? Apa ada tugas saat aku tidak masuk beberapa hari kemarin ?" tanya Vinaya balik

"Gak ada kok,hanya tanya saja " Ucap Yudi merasa lega

"Terus besok kamu jadi ikut ke Bandung?" Tanya Yudi lagi

"Bandung ? Mau ngapain ?" Nampak nya gadis itu melupakan sesuatu,kening nya pun nampak berkerut

"Ikut acara amal kan aku nawarin kamu buat masuk komunitas peduli bencana dan lingkungan,masa kamu lupa ?" Tanya Yudi heran

"Astaghfirullah....beneran Yud,aku lupa. Maaf ya kemarin sibuk banget soal nya jadi lupa. Ya udah kalau gitu aku mau minta izin dulu ya" Gadis itu beranjak dan meninggalkan Yudi begitu saja

"Loh, Vin ! Kan bisa nanti pulang kuliah atau bisa kamu minta izin lewat telepon,gak usah pulang buat minta izin orangtua kamu. Setengah jam lagi masih ada kelas loh " Seru Yudi mengejar Vinaya

"Iya,ini juga aku mau telpon. Tapi berhubung aku kebelet pipis jadinya aku mau telpon orangtua aku di toilet. Duluan ya udah gak tahan soalnya " Gadis itu pergi dengan terburu-buru

Sebenarnya ia tak benar-benar akan pergi ke toilet. Ia hanya beralasan saja agar Yudi tidak mengikuti nya. Vinaya hendak pergi ke ruangan Keenan untuk meminta izin.

"Pantas saja dia buru-buru begitu ,kebelet rupanya " Yudi terkekeh melihat Vinaya yang berjalan tergesa-gesa,ia mengira gadis itu memang sudah tak tahan untuk buang air kecil

Sementara itu di sisi lain,April dan teman-teman nya sedang merencanakan sesuatu untuk mengerjai Vinaya. April sangat yakin dengan rencana nya kali ini. Sementara teman-teman nya nampak ragu dan khawatir.

"Lo serius mau lakuin itu ? Bahaya tahu ,taruhan nya nyawa loh,gue gak mau ya kalau nanti terjadi sesuatu ikut terseret " Ucap Farah nampak tidak setuju dengan rencana April

"Iya,gue juga gak mau ikut-ikutan ah "Tolak yang lain

"Ya sudah biar gue sendiri saja ,kalian gak asik " April nampak kesal karena teman-teman nya tidak mendukung rencana nya ,padahal ia berfikir rencana nya kali ini akan berhasil

Gadis itu pun lantas pergi meninggalkan teman-temannya dengan menghentakkan kaki nya.

Vinaya sudah berada di depan ruangan Keenan. Saat hendak mengetuk pintu terdengar suara pecahan dari dalam ruangan. Tanpa berfikir panjang gadis itu membuka pintu.

"Astaga ! Kenapa vas bunga nya jadi hancur berkeping-keping begini " Ucap Vinaya ketika melihat pecahan beling berserakan dimana-mana serta beberapa tangkai bunga yang tergelatak di lantai

"Mau ngapain kamu ke sini ?" Tanya Keenan judes

"Idih ! Judes amat pak. Kenapa sih ?" Tanya Vinaya heran

"Bukan urusan mu " Ketus Keenan

"Hm...balik lagi ke settingan awal "lirih Vinaya

"Bapak kalau sedang kesal dan marah jangan lampiasin ke barang dong apalagi sampai judes-judes gitu sama orang. Orang lain kan gak tahu apa permasalahan bapak. Nanti orang mikir nya bapak galak loh kaya anjing herder milik tetangga aku di kampung " cetus Vinaya hingga membuat pria itu mendelik semakin judes pada nya ,akan tetapi Vinaya yang di tatap seperti itu hanya bisa nyengir kuda

"Kamu nyamain aku sama anjing ?" Sewot Keenan melotot

"Hehehe....becanda pak, serius amat. Jangan marah-marah lah, nanti cepet tua loh " Ucap Vinaya sambil meringis

Keenan menghela nafas panjang,sembari mengurut pelipisnya. Ia yang sedang pusing dan kesal pun bertambah pening mendengar ocehan Vinaya.

"Kamu mau ngapain ke sini ?" Tanya Keenan melembutkan suara nya

"Nah,gitu dong. Kan enak didengernya juga ,jangan judes-judes dan marah-marah ya,aku gak suka " Ucap Vinaya seraya memunguti pecahan beling di lantai

"Hey ! Apa yang kamu lakukan ? Sudah biarkan saja ! Biar nanti petugas kebersihan yang bereskan " Cegah Keenan menarik Vinaya hingga gadis itu berdiri kembali. Keenan pun membawa Vinaya duduk di kursi.

"Katakan ! Ada apa kamu ke ruangan ku?" Tanya Keenan lagi

"Aku mau minta izin,boleh ?" Tanya Vinaya

"Izin apa ?" Tanya Keenan bingung

"Aku kan diajak buat masuk komunitas peduli bencana gitu,dan besok kami berangkat. Boleh gak aku juga ikut ? Itu pun kalau bapak mengizinkan kalau enggak ,juga gak apa-apa,aku tetap berangkat " Ucap gadis itu selalu diselingi bercanda

"Kalau gitu gak usah minta izin sekalian ! Gimana sih " Seru Keenan

"Tapi bukan nya berangkat nya nanti hari Senin ya,kenapa besok ?" Tanya Keenan

"Karena besok hari Minggu " Jawab Vinaya asal

"Iya tahu besok hari Minggu. Maksud aku tuh katanya berangkat nya hari Senin, kenapa jadi hari Minggu "Jelas Keenan

"Karena aku gak tahu,tadi Yudi bilang nya gitu " Jawab Vinaya apa adanya

"Jadi dia yang ngajakin kamu gabung ?"

"Iya,kenapa ? Boleh ya aku ikut ?" Tanya Vinaya lagi

"Ya sudah,boleh. Tapi kamu harus hati-hati,di sana sedang terjadi bencana jangan datangi tempat yang sekiranya membahayakan" Keenan memperingati

Kedua mata Vinaya nampak berbinar ,ia sangat senang karena sudah diizinkan pergi. Dengan reflek saking senang nya gadis itu beranjak dan mengecup pipi Keenan.

Muacchh'

"Makasih izin nya Abang " Bisik gadis itu tersenyum manis lalu pergi meninggalkan ruangan nya

Keenan yang terkejut hanya bisa terpaku di tempat nya ,sementara tangan kiri nya memegangi dadanya yang seketika berdebar.

"Sial ! Gadis itu membuat jantung ku tak nyaman " umpat nya pelan

Sementara itu di tempat lain

"Cha....! Nanti pulang nya kamu dijemput gak ?"

"Iya. Kakak aku mau jemput,kenapa memang nya ?" Tanya seorang gadis bernama Chaca

"Yah,...tadinya aku mau ngajakin kamu nge mall pulang sekolah,aku habis dapat uang jajan lebih loh,nanti aku traktir kamu " Ucap teman nya mencoba mengiming-imingi nya dengan mentraktir nya

"Duh,maaf ya Mina,aku gak bisa. Kamu tahu sendiri kan kondisi mama aku seperti apa. Aku gak tega ninggalin mama hanya untuk senang-senang sendiri. Apalagi Kakak aku juga sibuk gak bisa nemenin mama, sementara papa juga kan harus kerja " Ucap Chaca dengan nada sedih

"Ya sudah deh ,gak apa-apa lain kali saja ya,aku doain semoga mama kamu cepat sembuh " Ucap teman nya

"Amiin....makasih y,kalau gitu aku ke ruangan Bu Ana dulu " Setelah itu Chaca pun pergi menuju ruangan guru

Setelah berjalan beberapa langkah, Chaca harus menghentikan langkah kaki nya sebab di hadapan nya kini telah muncul sosok nenek dengan wajah menyeramkan.

"Tidak....jangan .... Jangan ganggu aku ! PERGIIIII.....!!! "

Di ruang kelas nampak Vinaya tiba-tiba terperanjat saat sebuah penglihatan terlintas dibenak nya. Seketika kepalanya pun terasa berdenyut . Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan untuk mengusir rasa tak nyaman di kepalanya.

"Siapa lagi yang minta bantuan ku ?" Lirih nya membatin

Gadis itu segera fokus kembali menyimak apa yang dijelaskan oleh dosen nya di depan. Yudi yang selalu memperhatikan Vinaya dapat melihat kegelisahan nya.

"Dia kenapa ?" Batin nya

Beberapa saat kemudian kelas pun berakhir. Yudi segera menghampiri Vinaya dan menanyakan keadaan nya.

"Kamu sakit ?" Tanya nya langsung

"Enggak kok ,cuman sedikit pusing saja dengar penjelasan dosen tadi " Jawab gadis itu berbohong

"Oh,kirain kamu sakit "

"Aku duluan ya " Ucap Vinaya beranjak dari tempat duduk nya

"Eeh,....bareng lah" Sambar Yudi ingin berbarengan dengan gadis itu

"Ya udah,ayok !" Mereka pun berjalan keluar bersama-sama

Di sisi lain nampak Farah tengah menatap khawatir pada Vinaya. Ia yang ikut-ikutan tak suka pada Vinaya kini malah mengkhawatirkan gadis itu. Entah kenapa ia jadi menyesal telah memusuhi Vinaya tanpa sebab dan alasan yang jelas.

"Padahal dia orang nya baik dan ramah pada siapapun,tapi kenapa aku malah ikut-ikutan April membenci nya" Lirih nya membatin

Bersambung...