NovelToon NovelToon
Dendam Gadis Teraniaya

Dendam Gadis Teraniaya

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pa'tam

Apa salah dirinya? Dia sendiri pun tidak tau. Tetapi dia dibully dan dianiaya hampir setiap hari. Itulah yang terjadi pada seorang gadis yang bernama Mentari.
Dia melapor kepada kepala sekolah, tapi hanya makian dan penganiayaan yang ia dapatkan. Bahkan ia sampai dikeluarkan dari sekolah.
Dalam keputusasaan ia mencoba membunuh diri. Tapi ia urungkan, karena itu percuma saja. Kemudian ia bertekad untuk membalas semua yang mereka lakukan kepadanya.
"Aku akan kembali untuk membalas kalian satu persatu, aku bersumpah akan kubuat kalian menderita," gumam Mentari.
Bagaimanakah cara Mentari membalaskan dendamnya? Penasaran? Ikuti yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengamuk.

.

.

.

Braak...

Pintu ruangan kerja Satrio dibuka dengan kasar. Satrio yang belum menyadari kalau perusahaannya sudah diobrak-abrik masih duduk anteng dikursi kebesarannya.

"Tuan, perusahaan kita dihack oleh seseorang. Data perusahaan terkunci dan keuangan perusahaan juga dibekukan," ucap sang asisten.

"Apa...?!" Tanpa sadar Satrio berteriak dengan suara lantang. Lalu segera bangkit dari duduknya.

Satrio mencengkram dasi milik asisten pribadinya, "Bagaimana bisa terjadi?" tanya Satrio.

"Sa-saya tidak tau Tuan," jawab Robby.

Satrio mendorong tubuh Robby hingga terjatuh kelantai. Kemudian ia keluar dari ruangan tersebut dan pergi keruang komputer. Robby bangkit dan segera menyusul tuannya.

Hacker yang dulu ia sewa untuk menghancurkan perusahaan Ferdinan tidak mau lagi bekerjasama setelah komputer mereka terbakar.

Para hacker kalau komputer mereka sudah seperti itu, berarti orang itu tidak bisa disinggung. Itu sebabnya mereka tidak mau lagi membantu Satrio. Meskipun uang yang ditawarkan sangat fantastis. Bagi mereka lebih baik cari aman saja.

Braak... Satrio membanting pintu dengan keras. Sehingga engsel pintu terbuka satu. Kepala IT dan kedua bawahan nya sampai terlonjak kaget.

"Apa saja kerja kalian, hah...?" bentak Satrio.

Para bawahannya hanya bisa tertunduk. Robby yang melihat itu juga tidak berani berbicara.

"Dasar tidak berguna, percuma aku bayar kalian mahal...!" ucap Satrio masih dengan nada tinggi.

"Tuan. Bagaimana dengan hacker yang kita sewa dulu?" tanya Robby memberanikan diri untuk bicara.

"Mereka semua berkhianat, mereka tidak mau lagi membantu, meskipun dibayar mahal," jawab Satrio.

Dadanya turun naik menahan emosi, "kalian, tunggu apalagi? Cepat serang balik hacker itu dan rebut kembali semua data yang sudah ia kunci serta semua yang sudah ia bekukan," perintah Satrio.

Ketua IT dan anak buahnya pun bergegas menghidupkan kembali komputer mereka masing-masing. Mereka mengutak-atik keyboard komputer tersebut. Entah apa yang mereka ketik.

1 jam, 2 jam, mereka bekerja mencoba untuk mengembalikan semua data yang terkunci tapi hasilnya nihil.

Sementara Mentari tersenyum saat mengetahui ada yang mencoba menembus sistem pertahanan perangkat komputernya. Ponselnya berkedip-kedip pertanda ada yang ingin mencoba menghack komputer miliknya.

"Ponsel berkedip-kedip, sayang," kata Ferdinan.

"Ada yang mencoba meretas dan menyerang balik kepadaku," ucap Mentari.

"Hmmm. begitu ya? kenapa dibiarkan saja?" tanya Ferdinan.

"Tunggu beberapa menit lagi, baru aku akan hancurkan mereka," jawab Mentari.

Ferdinan terdiam kemudian tersenyum dan merengkuh tubuh Mentari. Serta menc*um lembut bibir tipis Mentari.

Mentari hanya diam saja, ia juga sudah terbiasa dengan semua itu. Selama mereka tidak bertindak lebih jauh.(kebablasan).

Kemudian Mentari melakukan serangan-serangan balik dan mengirim virus berbahaya yang bisa menghancurkan komputer mereka.

Di perusahaan Satrio...

"Tuan. Kita diserang," ucap ketua IT tersebut. Kedua bawahan nya juga panik. Karena komputer mereka terus menerima virus berbahaya dari pihak lawan.

"Cepat matikan komputer kalian," perintah ketua IT tersebut. Mereka hendak mematikan komputer, tapi sudah terlambat.

Komputer mereka mengeluarkan asap hitam mengepul keluar dari komputer tersebut. Sudah dipastikan komputer mereka rusak total.

"Cepat matikan aliran listrik...!" teriak ketua IT tanpa sadar. Saking paniknya membuat ia lupa hingga membentak Tuan mereka.

Dengan cepat mereka mematikan aliran listrik dari komputer tersebut. Kalau tidak bisa menyebabkan kebakaran.

"Aachk... S*al...!" Bentak Satrio.

Melihat komputer milik perusahaan kembali terbakar semakin membuat ia marah. Satrio mendapat telepon dari seseorang yang entah siapa. Satrio menjawab panggilan tersebut tanpa melihat nama pemanggil.

"Halo!" jawab Satrio.

"Selamat menikmati kehancuranmu, dan ini belum seberapa," ucap suara dari seberang sana.

"Siapa kamu? Jangan jadi pengecut, kalau berani hadapi aku," tanya Satrio.

"Aku, adalah seorang anak yang kedua orang tuanya kau bunuh," jawab suara itu.

"Siapa kamu sebenarnya? Dan apa mau mu?" tanya Satrio.

"Aku hanya ingin balas dendam, secara perlahan-lahan. Pertama adalah Siska anakmu, aku akan buat dia hidup seperti mati, kemudian istrimu, baru setelah itu giliranmu. Oh ralat, perusahaanmu," jawab suara itu.

"Katakan, siapa kamu sebenarnya?" tanya Satrio.

"Sudah kukatakan. Aku adalah anak yang kamu bunuh orang tuanya. Tentu kamu masih ingat dengan nama Julian Valentino Perwira dan Widya Magdalena Perwira," ucap suara itu.

Ya yang menelpon Satrio adalah Mentari. Tapi ia tidak ingin menyebutkan namanya kepada Satrio.

Deg ....

Jantung Satrio berdegup kencang mendengar kedua nama orang itu. Satrio tiba-tiba teringat saat ia menyuruh anak buahnya untuk mensabotase mobil milik Julian.

"Setahuku, anak Julian juga sudah mati," batin Satrio.

"Bersiaplah kamu Satrio, hari kehancuranmu dan hari pembalasanku sudah bermula," ucap Mentari. Kemudian ia mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

Brrak... Satrio membanting ponselnya kelantai. Sehingga ponsel tersebut pecah.

"S*al. Mengapa anak itu muncul lagi?" tanya Satrio kepada dirinya sendiri.

"Padahal dulu aku sudah menyuruh orang untuk membunuhnya," kata Satrio.

Para bawahannya hanya terdiam termasuk Robby sang asisten.

Achk...!" Satrio membanting meja hingga terbalik. Kursi dan segala barang-barang yang ada disitu.

Para anak buahnya pun segera keluar dari ruangan tersebut. Mereka tidak mau menjadi sasaran amukan dari tuannya.

"S*al. B*ng*at. An**ng...!" teriak Satrio sambil menghancurkan barang-barang yang ada ditempat itu.

"Siska," ucapnya. Satrio menghentikan amukan nya dan berlari keluar ruangan itu.

"Aku harus cepat ke rumah sakit untuk menyelamatkan putriku," gumam Satrio.

Dengan langkah tergesa-gesa ia keluar dari perusahaan. Tidak peduli dengan penampilan nya yang sudah berantakan.

Robby dengan setia mengikuti Tuannya itu. Berlari kecil menyusul tuannya yang masuk kedalam mobil. Dengan cepat Robby juga masuk dan duduk dikursi kemudi.

"Cepat jalan...!" bentak Satrio.

Robby hanya diam, tapi tetap menjalankan perintah tuannya.

Sementara Mentari dan Ferdinan sedang duduk manis, saling bercanda satu sama lain. kadang kecup-kecupan.

"Sayang!" panggil Ferdinan.

"Hmmm," sahut Mentari.

"Terima kasih," ucap Ferdinan.

"Untuk?" tanya Mentari.

"Semuanya, secara tidak langsung kamu juga membalaskan dendamku," jawab Ferdinan.

"Kita akan sama-sama menghancurkannya," ucap Mentari.

"Ya, aku akan selalu ada disisimu," kata Ferdinan.

"Menurutmu apa yang akan Satrio lakukan?" tanya Ferdinan.

"Aku menduga kalau dia akan semakin dendam," jawab Ferdinan.

"Benarkah? Bagus dong, karena memang itu yang aku inginkan," ucap Mentari.

Sedangkan Satrio sudah tiba dirumah sakit. Disana sudah ada Ruby sang istri sedang menjaga anaknya. Satrio keluar dari mobil dengan terburu-buru. Dan setengah berlari ia menuju ruang perawatan Siska.

Saat Satrio masuk, ia merasa lega karena putri dan istrinya masih baik-baik saja.

"Ada apa, Pa?" tanya Ruby.

"Sebaiknya kalian segera pergi dari sini," kata Satrio.

"Ada apa, Pa? katakan lah," tanya Ruby.

"Papa tidak bisa menjelaskan sekarang, yang terpenting kalian sedang tidak aman," ucap Satrio.

Ruby dan Siska hanya mengikuti saja. keduanya juga tidak bisa membantah. Siska didorong menggunakan kursi roda oleh Ruby. Setelah mendapatkan izin dari dokter.

.

.

.

1
Fajar Ayu Kurniawati
.
RoSz Nieda 🇲🇾
aku suka baca ❤️
Pa'tam: terima kasih banyak.
total 1 replies
Nur Aliyah Zainal
Luar biasa
Adriana Wiriadinata
bagus kak ceritanya..👍👍
Firman Firman
amin🤲doa yg sama buat athour..
dan terimakasih sudah menghadirkan sebuah novel yg keren ini ,,ttp semangat dan terus berkarya ya athour 💪 semoga athour selalu sehat panjang umur dan rejeki nya selalu melimpah amin 🤲
Firman Firman
astaga gara ulat keket hampir saja pangeran kodok koit 😄🤭
Firman Firman
dasar😡 wanita jlng suruh siapa kmu mau jadi wanita murahan jadi jngn. salahkn. kalau dia menikah dengn pilihan hati nya
Firman Firman
membayangkan nya saja sudah senang dn bahagia pa lagi di dunia nyata ya athour u
Firman Firman
semoga kedepannya kalian juga selalu bahagia 💞💞
Firman Firman
ha ha titisan pangeran kodok akn segera hadir🤗
Firman Firman
badar badar kmu akn merasakan kemarahan singa betina yg haus darah 😡
Firman Firman
lanjut
Firman Firman
astaga 🤦 masih juga ada parasit pantas mntari blum bisa tenang
Firman Firman
knpa ada ja wanita jalang yg suka jadi pnggoda 😄🤭
Firman Firman
jngn di obral di semprot ja pake baigon 😄🤭
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
lnjut,, sselamat babng kodok semoga kalian bahagia mnjadi pasangan yang sakinah mawadah warohmah 🤲amin
Firman Firman
wah wah babng bucin pandai ceramah juga😄🤭GK nyangka pangeran kodok bisa bijak juga dalm bersair
Firman Firman
sebegitu nya tu cewek gimna kalau di dunia nyata ya 😱 untung kecebong mntari lincah dan gesit 😄🤭
Firman Firman
ha ha dasar wanita bar bar kmu salah mengusik singa betina 😄🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!