Pernikahan tanpa cinta yang didasari sebuah pengorbanan dan misi balas dendam nyatanya membuat Fahreza Narendra putra terjebak di posisi yang sulit.
Pertemuannya kembali dengan cinta pertamanya, membuat Pria itu kembali harus memilih antara cinta sejatinya atau tetap bertahan dengan pernikahan tanpa cinta yang harus dijalaninya.
Akankah ia lebih memilih cinta sejatinya atau tetap bertahan mengarungi bahtera rumah tangga bersama wanita yang tidak ia cintai.
cerita ini merupakan sekuel dari Cerita "Story of my life"
Yuk simak cerita lengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon teteh lia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Plak
Satu tamparan keras Fathia layangkan pada wajah tampan Reza setelah akhirnya Reza melepaskan pagutan paksanya pada Fathia.
Dada Fathia terlihat naik turun dengan wajah yang penuh dengan amarah menatap wajah Reza. Kali ini Fathia tidak bisa lagi mentolerir apa yang sudah Reza lakukan padanya.
"Kak Reza sudah benar-benar gila!" Ucap Fathia yang kemudian mendorong dada bidang Reza agar Reza tubuh mereka semakin berjarak.
Dengan punggung tangannya Fathia bahkan langsung mengelap bibirnya yang terasa basah oleh sisa saliva milik Reza yang tertinggal di bibir Fathia.
Alih-alih merasa kesal karena Fathia telah berani menampar wajahnya, bahkan mendorong tubuhnya dengan kencang, Reza malah tersenyum puas.
Puas karena sudah berhasil mencicipi bibir manis Fathia kembali.
"Sebaiknya Kaka segera pergi..... atau Thia akan berteriak agar orang-orang datang kesini." Ancam Fathia yang sudah benar-benar frustasi menghadapi pria gila yang sialnya masih ia cintai hingga saat ini.
"Teriak saja.... Aku sama sekali tidak keberatan! Biarkan semua orang datang agar kita bisa sekalian dinikahkan." Jawab Reza dengan santainya.
Reza mundur perlahan sambil tersenyum manis pada Fathia. Sementara Fathia sendiri, tampak melongo saking terkejutnya dengan jawaban konyol Reza. Pria di hadapannya dengan mudahnya berkata menikah, Sedangkan ia sendiri sudah memiliki istri cantik di rumahnya.
Fathia tampak menghela nafasnya. Emosi yang tadinya hampir meledak, meredup seketika. Fathia baru teringat. Jika percuma saja ia menghadapi Reza dengan emosi yang memuncak. Reza malah akan menang dengan sangat mudah.
"Percuma saja bicara dengan orang gila seperti Kaka!" Gerutu Fathia yang kemudian berjalan menuju mejanya tadi. Fathia hendak mengambil laptop dan tas nya yang masih tergeletak di atas meja.
Fathia memutuskan untuk mengurungkan niatnya menginap di kafe dan memilih untuk pulang ke kost nya. Hanya berdua bersama Reza di tempat sepi seperti ini sungguh sangat berbahaya.
Setelah Fathia selesai membereskan seluruh barang pribadinya dan hendak beranjak pergi. Reza kembali mendekati Fathia setelah sebelumnya hanya berdiri diam memperhatikan Fathia yang membereskan barang-barangnya diatas meja sambil menggerutu.
"Aku akan mengantarmu pulang!" Ucap Reza sembari menggenggam jemari Fathia kemudian menariknya agar Fathia mengikuti langkahnya keluar dari dalam kafe.
Fathia ingin kembali melayangkan protesnya namun Reza malah berhenti mendadak kemudian kembali menatap wajah Fathia.
"Kamu ingin berteriak kan? Teriak lah yang kencang....! agar semua orang......"
"Lepaskan tangan Thia dulu, kak...! Thia bisa berjalan sendiri, tanpa harus Kaka tarik seperti hewan kurban." Ucap Fathia dengan wajah cemberutnya.
Reza kembali tersenyum gemas, pria itu pun kemudian melepaskan genggaman tangannya dari sela jari tangan Fathia.
******
Hana baru saja pamit pergi ke toilet, sementara seseorang yang sedari tadi memperhatikan Hana langsung membuka ponselnya dan mengirim sebuah pesan pada Raka.
10 menit kemudian, Hana yang baru kembali dari toilet langsung disodori segelas minuman oleh Raka.
"Gue ga minum, Raka. Sorry ya....!" tolak Hana. lembut. Tangan Hana mendorong lembut gelas yang Raka sodorkan dihadapan Hana. Hana memang sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi minum, minuman yang beralkohol. Cukup satu kali ia melakukan kebodohan dengan meminum minuman beralkohol kemudian berakhir di ranjang Apartemen milik seorang pria. Beruntung pria itu adalah Lee... Yang tidak berniat mengambil kesempatan dalam kesempitan.
Bagaimana jika pria yang membawanya saat itu bukanlah Lee. Entah apa yang akan terjadi pada dirinya kala itu.
"Ini hanya minuman biasa Hana, bukan Alkohol seperti yang Lo kira!"
Raka yang pantang menyerah kembali menyodorkan gelas berisi air misterius itu kembali ke hadapan Hana.
"Percayalah Hana..... Bukankah Kita berteman sekarang! Buat apa gue bohongin, Lo...." Bujuk Raka lagi.
Hana yang merasa tidak enak dengan Raka, terpaksa menerima gelas berisi minuman misterius itu.
"Ayo diminum...! gue yakin, Lo pasti bakal ketagihan sama rasanya!" Ucap Raka yang masih berusaha membujuk Hana agar mau meminum air didalam gelas tersebut.
Hana yang kembali merasa tidak enak pada Raka, terpaksa menenggak air dalam gelas tersebut hingga hanya menyisakan setengah gelas saja.
"Bagaimana, enak kan rasanya?" Tanya Raka sambil tersenyum penuh kemenangan. Pria yang mengaku bernama Raka itu sudah tidak sabar mendapat tumpukan lembaran uang seperti yang sudah di janjikan seseorang padanya tempo hari.
Namun belum sempat Hana menjawab, kepala Hana tiba-tiba terasa berat dan pusing. pandangan kedua mata Hana pun semakin mengabur hingga akhirnya.... Hana kembali tidak sadarkan diri.
Setelah melihat Hana tidak sadarkan diri, seseorang yang sedari tadi memperhatikan Hana langsung beranjak dari tempatnya duduk untuk menghampiri Hana.
"Bawa gadis ini masuk kedalam mobilku!" Titah seseorang itu pada dua orang pria bertubuh kekar yang ikut menghampiri Hana.
Kedua pria bertubuh kekar itu langsung mengangkat tubuh Hana yang tengah tidak sadarkan diri untuk segera membawanya menuju mobil sesuai perintah Tuannya.
Sementara pria misterius yang sedari tadi terus memperhatikan Hana tampak mengeluarkan ponsel pintarnya untuk mentransfer bayaran yang sudah di sepakati bersama pria yang mengaku bernama Raka itu.
"Senang bekerja sama dengan Anda, tuan." Ucap Raka yang kemudian tersenyum lebar saat ponselnya sudah mendapat notif bukti transfernya.
"Aku lah yang berterima kasih...... Tuanku pasti sangat senang, Karena aku telah berhasil membawanya putri tidak tahu dirinya itu." Ucap pria itu.
(kira-kira siapa yang membawa Hana pergi ?😱)
*******
Setelah mengantar Fathia pulang. Reza pun kembali ke unit Apartemennya.
Seperti biasanya, sudah ada Nayara yang menyambut Reza di depan pintu. Wanita yang masih gadis tersebut tampak tersenyum ramah menyambut kedatangan Reza, namun senyum Nayara tampak memudar saat mencium aroma parfum wanita yang menempel di jas yang Reza berikan padanya barusan.
" Kenapa masih belum tidur? Ini sudah lewat dari tengah malam!" Tanya Reza sembari berjalan menuju lantai atas kamarnya.
Nayara yang berjalan mengekori Reza tampak hanya diam saja tanpa berniat untuk menjawab pertanyaan Reza. Nayara bahkan hanya menundukkan wajahnya berusaha untuk menghilangkan prasangka yang selama ini selalu membayanginya.
Sampai di dalam kamar, Reza yang merasa sedikit aneh dengan sikap Nayara, mengurungkan niatnya untuk membersihkan diri. Reza malah berdiri tegak sembari menatap wajah Nayara yang tertunduk lesu.
"Kenapa diam saja? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Reza yang semakin merasa aneh dengan sikap Nayara malam ini.
Nayara mendongakkan wajahnya yang tampak tengah mengalir air mata di kedua matanya.
"Aroma parfum milik siapa yang menempel di jas Kaka?" Tanya Nayara dengan air mata yang berlinang.
DEG
*****
Sampai disini dulu.
Terimakasih yang sudah berkenan mampir membaca cerita remehan ku ini. jangan lupa untuk tinggalkan like dan komentar kalian agar author semakin semangat untuk melanjutkan cerita ini. 🙏❤️
🌹buat kakak author 🤗