Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28 misi
Setelah memakan sate Ara dengan terpaksa pulang dengan mobil suaminya. Belum ada percakapan sejauh ini , sepasang suami istri tersebut seperti lomba diam dan hening tanpa suara .
'tanpa suara, hmm emang ini orang tidak merasa bersalah seperti nya , ya sudah saya juga ngak salah kok . Lebih baik tidur , istirahat kuatkan fisik, masak iya bathin sudah sakit fisik pun harus sakit , mana mau aku. Yang sebelah aja santuy ' Ara pun menyandar kan badan nya ke kursi dan memejamkan matanya yang lumayan penat karena menangis tadi
' saya minta maaf, ahhh kaku loe Vano . Masak di kantor aja bisa nya garang di samping perempuan ini loe cupu ' suara hati Vano
' ekhm gimana ya cara mulai nya. Ara saya minta maaf. Ahh itu terlalu kaku, yang lain deh yang lain " sambung Vano berbicara sendiri nya
" Saya minta maaf atas ucapan yang saya lontarkan di kantor tadi. Seharusnya saya tidak berlebihan dalam hal tersebut jadi lupakan hal tersebut" ujar Vano sambil menyetir dengan pandangan tidak luput ke depan tanpa melirik Ara
" Saya tau kamu masih marah tapi saya benar benar mintak maaf " sambung Vano karena tidak ada sahutan dari Ara
" Apa kamu hanya akan diam membisu? Tidak ingin memaafkan saya ? Saya bahkan sudah meminta maaf dengan tulus tapi kenapa kamu malah tetap diam " Vano yang bingung melirik Ara sedikit dan ahhh Ara malah sudah sampai di awan karena mimpinya. Kiara tertidur dengan pulas dan nyenyak
" Ahh sial jadi tadi aku meminta maaf dengan siapa ? Jika dia sudah tertidur nyenyak tersebut " gumam Vano pelan karena takut mengganggu tidurnya Ara
***
" Dua Minggu lagi akan ada pameran mobil mewah di kota ini , sekalian memperkenalkan usaha baru kita " ujar Andra kepada Anton
" Iya saya tahu , kamu memang hebat Andra. Sebentar lagi orang orang akan mengenal kamu sebagai pengusaha otomotif terhebat di negri ini " jawab Anton lemah ' meskipun saya lebih bangga memiliki seorang teman Andra yang dulu. Yang mau berjuang dari nol, yang bangga dengan apa yang ia miliki, bukan sekarang kamu bahkan membanggakan pemberian orang lain' dalam hati Anton
" Dan aku akan mengundang pengusaha pengusaha sukses terutama Vano dan Ara . Akan saya buktikan jika saya bisa bersaing dengan Vano " ucap Andra sinis
" Tapi kamu harus ingat Andra , sesuatu yang di berikan orang lain suatu saat dia menginginkan imbalan nya dan kamu harus memenuhi semua itu " bahkan sudah sejauh ini Anton masih tidak pernah bosan untuk menghangatkan sahabat nya tersebut
" Saya tidak memungkiri hal tersebut Anton , dan imbalan nya adalah kehancuran keluarga Bram hingga keturunan nya hahahah hahahah " Andra tertawa dengan hati yang senang
' kamu sudah terlalu jauh melangkah andra' anton hanya menggeleng
***
" Bangunlah sudah sampai" namun tidak ada pergerakan apa pun terhadap Ara hingga Vano sedikit menggoyangkan bahu Ara sedikit namun masih tidak ada respon untuk bangun dari kiara
Hingga akhirnya Vano turun dari mobil memutari mobil nya dengan sigap membuka pintu mobil yang di tempati Ara
" CK tidak ada cara lain selain mengangkat tubuh nya " Vano menggulung lengan bajunya ke atas dan sedikit mencondongkan badan ke arah Ara
Dalam sekejap Vano terpana atas bulu mata Ara yang melentik sempurna secara alami , alis mata yang tebal . Pandangan mata Vano jatuh perlahan-lahan ke bawah dan gluk.gluk.gluk Vano menelan air ludah kasar nya karena melihat bibir tipis yang sexy Ara
" Kenapa bibinya begitu menggoda " gumam Vano yang ingin sekali mengecup bibir tersebut
"Tidak kamu fokus Vano , ayok cepat angkat dia " di saat Vano akan mengangkat Ara tiba tiba perempuan yang telah menjadi istri nya tersebut membuka mata dengan perlahan dan kedua nya saling terkejut
" Ma mau apa mas?" Tanya Ara kaget
" Kamu udah bangun? Tidur kok kayak orang pingsan saja . Kita sudah sampai cepat lah semua orang sudah menunggu " ujar Vano meninggal kan Ara yang masih mengumpulkan kesadaran nya
" Vano akhirnya kalian pulang juga " ujar Astrid yang sedang memangku Alana
" Iya mah pah , maaf kami pulang terlambat karena Ara mau makan sate dulu tadi sebelum pulang " jawab Vano sedangkan Ara baru nongol di depan pintu dengan ekspresi terkejut tentang photo nya yang sudah terpajang di dinding rumah ini
" Hai Ra surpriseeee mama udah pajang photo photo kamu hihihi maaf ya Ra, nggak bilang bilang dulu ke kamu hihihi dan photo yang mama pajang juga suka suka mama aja hehehe tapi lain kamu bisa kok ganti dengan photo yang kamu suka " ujar Astrid setelah melihat Ara
" Ha' mama benar benar majang photo aku tapi photonya mbak....."
" Iya Ra, ini kan sekarang rumah kamu, rumah tangga kamu, lagi pula Vano juga ngak mempermasalahkan nya kok . Tapi di kamar Alana masih ada kok Photo nya Dila, paling ngak Alana tahu jika ibu yang melahirkan nya adalah Dila" ujar Astrid kepada Ara dan Vano sedangkan Roy tidak terlalu ingin ikut campur masalah tersebut, papa Ara tersebut malah seperti menyibukkan diri dengan benda pintar yang ada di tangan nya
" Baiklah mah , ara ikut aja . ara pamit ke atas dulu gerah mau mandi " ujar Ara tanpa melirik atau mengucap suatu kata pun kepada Vano
" Oke sayang"
" Vano juga pamit ke atas mah " Astrid menjawab dengan anggukan dan senyuman
Sesampainya di kamar Ara langsung menuju kamar mandi untuk berendam dan me rileks kan hati pikiran dan fisik .
" Apa maksud nya setuju memajang photo photo aku dan menurunkan photo mbak Dila, merasa bersalah karena kejadian tadi ? Udah basi kali " Ara berbicara sendiri di dalam kamar mandi
Lain Ara lain Vano
" Bahkan dia tidak mengucapkan rasa terimakasih kepada saya atau menanyakan kenapa , ada apa? Kenapa tiba tiba menurun kan Photo mbak Dila, kenapa memajang photo saya? Bukan kah para perempuan seperti itu? Kenapa dengan nya berbeda " Vano yang masih mematung melihat pintu kamar mandi
Beberapa waktu kemudian kamar mandi tersebut terbuka dan Ara keluar dengan memakai baju lengkap Karena walk in closet bisa masuk dari kamar mandi
Sebelum masuk kamar mandi Vano melirik ke arah Ara namun seperti nya orang yang di lirik acuh tak acuh
Vano masuk kamar mandi namun sedetik kemudian dia keluar lagi dan melihat Ara dengan santainya mengering kan rambut nya
' ada apa dengan nya? Apa dia risih aku ada disini?" Gumam Ara melihat bayangan Vano di cermin yang berada di depan nya
" Apa tidak ada yang ingin kamu bicarakan?" Akhirnya kata kata itu lolos dari bibirnya Vano
" Tidak " jawab Ara Cuek yang membuat Vano melongo