Bening gadis tompel dijodohkan dengan Bayu, pria tampan dan kaya dengan imbalan uang untuk pengobatan sang ibu yang mengalami gangguan mental.
Perjodohan yang tidak biasa karena yang menjodohkan Bening adalah Naura istri Bayu sendiri. Tentu Bayu menolak dengan tegas permintaan Naura istrinya. Wanita cantik yang profesinya sebagai artis terkenal.
Sementara Bening sebenarnya gadis manis tetapi wajahnya tompel tentu bukan selera Bayu.
"Kamu sudah gila Ra! Mana ada istri yang rela menjodohkan suaminya dengan wanita lain?!"
"Mas... tolong, dengan kamu menikahi Bening, jika aku syuting film ke luar negeri kamu ada yang mengurus."
Bayu terpaksa menikahi Bening, tetapi hanya demi menyenangkan hati Naura. Bayu bingung, apa tujuan Naura memaksa dirinya menikahi Bening. Ketika Bayu tanya alasan Naura tidak memuaskan.
Lalu apa yang akan terjadi setelah pernikahan Bening dengan Bayu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Mendengar bahwa Bening mengandung anak Bayu, Leanna syok berat. Pikiranya berkelana, banyak yang ia pikirkan tentang penyebab Bayu sampai membuat Bening hamil.
Satu, Bayu memanfaatkan Bening, karena wajahnya buruk. Kedua, Bayu kesepian karena sering ditinggal Naura. Ketiga, Bayu memper**** Bening lantas kabur ke negara A, dan yang terakhir mereka melakukan suka sama suka.
"Kenapa anak kita menjadi nakal Pa? Hiks hiks hiks" Leanna menangis terisak memeluk lutut di lantai.
"Sudahlah Ma... sekarang ke kamar saja, istirahat," Malik hendak membantunya berdiri tetapi Leanna bergeming.
"Aku akan menjelaskan Ma," Bening pun bersimpuh di depan Leanna, menatap sendu wajah wanita yang sudah mulai keriput itu.Ia angkat telapak tangan Leanna hendak minta maaf. Namun, Leanna Menarik cepat seolah menolak tanganya di sentuh Bening.
"Mama juga tidak menyangka Ning, ternyata kamu tidak sepolos yang mama duga," Leanna menatap Bening kecewa.
"Mama..." Bening sedih sudah tidak dipercaya lagi.
"Pergi dari hadapan aku Bening! Pergiii..." Teriak Leanna.
Dengan derai air mata, Bening menjauhi mertuanya. Tiba di depan pintu, ia menghentikan langkahnya, menoleh wanita yang masih menangis itu dengan harapan akan menahanya, 'jangan pergi'
Tetapi, Bening melihat Leanna dipapah suaminya ke kamar. Tidak ada harapan lagi bagi Bening mungkin lebih baik menyingkir dulu agar Leanna tenang.
Bening berjalan tertatih-tatih entah mau kemana. Tidak ada yang ia bawa selain baju yang melekat di badan.
Debu bertebaran karena hilir mudik kendaraan di pinggir jalan raya Cibubur. Di situlah Bening menyusurinya sambil menahan dahaga. Faktor kehamilan tentu ia ingin makan sesuatu, apa lagi sejak pagi muntah-muntah sama sekali belum minum, apa lagi makan.
Tetapi Bening hanya bisa menelan ludah berkali-kali karena tidak membawa sepeser pun uang. Tidak ada uang, tidak ada yang bisa Bening lakukan di kota yang baru 3 bulan ia tinggali.
Ingin menjenguk ibu ke rumah sakit jauh, ingin pulang ke rumah pun lebih jauh.
************
Malam hari di kediaman rumah mewah, emosi Leanna sudah stabil. Bersama sang suami, ia baru keluar dari kamar hendak makan malam.
"Nar... panggil Bening" titah Leanna. Ia mengira bahwa Bening di kamar.
"Bening tidak ada di kamarnya Nyonya, sejak siang tadi belum kembali," Jawab Narti dengan wajah sedihnya.
"Belum kembali? Maksudnya?" Leanna tidak menyadari bahwa tadi siang telah mengusir anak angkatnya.
"Tadi siang kan Mama mengusir Bening Ma," Malik menambahkan.
"Astagfirullah..." Leanna menepuk dahinya. Maksud Leanna bukan mengusir Bening agar pergi dari rumah. Namun, ucapanya yang sedang emosi rupanya diambil hati oleh Bening.
"Terus... diantar Wawan tidak Nar?" Leanna harap-harap cemas.
"Tidak Nyonya" Narti menceritakan ketika Bening pergi, Wawan sedang parkir di garasi, hingga tidak mengetahui kepergian Bening. Narti juga menceritakan, jika Bening tidak membawa apapun, karena tas berisi atm dan data diri tertinggal di meja ruang tamu.
"Ya Allah... panggil Wawan, Nar!" Perintah Leanna meninggi. Ia panik sejak siang hingga saat ini sudah jam 8 malam Bening belum kembali, apa lagi tidak membawa sesuatu.
"Baik Nyonya,"
"Bening kemana Pa," Dada Leanna yang baru saja lega sesaat, kini sudah terasa sesak kembali.
"Yang tenang Ma, Bening itu anak pintar, pasti dia bisa menjaga diri." Malik menenangkan hati istrinya. Padahal dia sendiri pun walaupun cuek tak kalah khawatir.
"Mama yang salah Pa..." Leanna menyesal, seharusnya tidak menghakimi Bening, padahal belum tahu ceritanya. Walaupun bagaimana, Bening adalah anaknya, terlebih saat ini mengandung sang cucu yang selama ini Leanna harapkan.
"Saya Nyonya..." Dengan tergopoh-gopoh Wawan datang menghampiri.
"Apa yang kamu lakukan seharian ini! Wan?!" Leanna kesal, jika tahu Bening belum pulang seharusnya wawan inisiatif mencari.
"Siap Nyonya," Tidak mau membela diri Wawan pun pergi mencari Bening.
"Telepon Bayu Pa, suruh pulang anak itu!" Ketus Leanna, lalu beranjak ke kamar. Acara makan malam pun lagi-lagi berantakan.
"Bukankah sejak beberapa bulan yang lalu kita selalu menghubungi Bayu Ma, tetapi tidak diangkat bukan" Jawab Malik, mengekori istrinya.
Leanna mendengus kesal, ia memang sering menghubungi Bayu dengan Naura tetapi handphone keduanya tidak pernah aktif.
"Tetapi Mama tenang saja, secepatnya aku akan menyuruh orang agar membawa Bayu kembali," Tegas Malik.
Tanpa sepengetahuan Leanna, sebenarnya Malik sudah minta orang kepercayaannya untuk menyelidiki Bayu, apa yang dilakukan anaknya di luar negeri. Namun, Malik tidak pernah tahu jika ada masalah antara Bayu dengan Bening.
Malik saat ini akan memerintahkan seseorang untuk memaksa Bayu pulang, agar bertanggung jawab dengan apa yang dia lakukan terhadap Bening.
"Sekarang suruh anak buah kamu membantu Wawan mencari Bening Pa," Usul Leanna.
"Tentu dong Ma,"
**********
Di depan komputer, seorang pria tampan sedang bekerja. Walaupun jarak antara Jakarta dengan negara A sangatlah jauh. Namun, pekerjaan kantor selalu ia kerjakan dengan baik.
Deerrttt... deerrttt...
Handphone miliknya bergetar, pria itu segera mengangkatnya.
"Hallo..." Suara orang di seberang sana.
"Hallo... bagaimana keadaanya istri saya di Jakarta?" Tanya pria tampan itu.
"Gawat Tuan, entah apa masalahnya, istri Tuan Bayu saat ini sedang diusir dari rumah," Lapor orang suruhannya.
"Apa?" Suara Bayu di telepon sangat keras. "Sekarang tolong istri saya jangan sampai lecet sedikitpun, saya akan segera pulang," Begitulah, perintah Bayu kepada orang suruhannya.
"Baik Tuan," Jawab seseorang itu, sebelum sambungan telepon putus.
Ya, pria itu ternyata Bayu, karena Naura sering sakit-sakitan, maka Bayu selalu menunda kepulanganya ke Indonesia. Namun begitu, ia menyuruh orang untuk mengawasi Bening.
Bayu tahu bahwa Bening sudah berhenti bekerja, dan saat ini sedang menempuh pendidikan paket C. Namun, Bayu tidak tahu jika Bening diangkat anak sang mama, bahkan tengah mengandung buah cinta mereka. Bayu sedikit lega, sebab Bening tinggal di rumah keluarganya. Tetapi kelegaan itupun sirna karena baru saja mendengar kabar buruk.
"Bening diusir?" Gumam Bayu mengacak rambutnya gusar. Apa masalahnya sampai mamanya mengusir Bening.
"Jangan-jangan... mama sudah tahu jika Bening itu istriku" Monolog Bayu. Ia yakin itu masalahnya.
"Aku harus pulang," Bayu bertekat.
Bayu membereskan berkas-berkas yang harus dibawa, kecuali pakaian, toh cepat atau lambat dia akan kembali lagi.
"Mas... kamu mau kemana?" Tanya Naura yang baru saja pulang syuting.
"Aku mau pulang ke Indonesia sekarang, Ra. Toh, kamu sekarang sudah sembuh," Bayu menjawab tanpa menatap Naura. Ia sudah tenang meninggalkan Naura karena saat ini sudah mulai syuting lagi.
"Jadi... kamu tega meninggalkan aku sendirian disini Mas?!" Protes Naura ngegas.
"Kamu jangan egois Ra, selama tiga bulan ini aku sudah menemani kamu. Sementara Bening aku abaikan," Bayu sudah gagal untuk menjadi suami yang adil.
"Mas... nanti kalau aku sakit lagi bagaimana?" Naura merangkul lengan Bayu manja.
"Sudah... tidak usah manja, toh kamu sendiri yang tidak mau menurut. Jika mau pulang saat ini bersamaku, ayo. Tetapi aku sudah tidak bisa menunda lagi, istri aku bukan hanya kamu!" Tegas Bayu, sambil memasukan lap top ke dalam ransel.
"Mas Bayuuu... jangan pergiiii..."
...~Bersambung~...
koreksi
kadang kita yang menanam tetangga yang memanen hhhhh😄
kalo kau tau kopi itu buatan siapa...
jangan kau katai bodoh kau bilang hus atau ck runtuh sudah dunianya terlebih kata2 dr orang yg di cintai,, berkali-kali sedihnya.
kau itu yg bodoh, masa gitu aja ga paham ekekekekek