Patah hati saat mengetahui kenyataan kekasihnya menikahi perempuan lain yang sudah dihamilinya. Membuat Elena terpaksa menerima lamaran seorang lelaki yang jauh dari impiannya selama ini. Hal ini terpaksa dia lakukan demi menutupi rasa malu kedua orang tuanya karena undangan pernikahannya yang sudah tersebar.
Diliputi rasa sedih, akhirnya kini dia sah menjadi istri Anggara seorang lelaki yang usahanya sedang bangkrut, dan terkenal dingin juga arogan.
Menikah tanpa cinta dengan kondisi ekonominya yang sulit ditambah sikap arogan dan dingin suaminya, sungguh merupakan tantangan berat baginya. Namun tekatnya yang ingin mempertanggung jawabkan keputusan yang telah diambil dan hanya ingin menikah sekali seumur hidup membuatnya harus bertahan dan berusaha menyesuaikan diri dengan situasi ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesi Jasinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Istri Tetangga
Supir seketika menginjak rem membuat aku yang sedang menyusui tersungkur dengan kepala menabrak sandaran kursi didepanku. Aku langsung kembali duduk mengarahkan pandanganku kedepan. berharap tak ada korban jiwa dalam insiden ini.
Mobil di depanku yang tadi berhenti langsung membuka pintu mobil bagian depan tepat dibelakang kemudi. Seseorang keluar dari dalam mobil dan menghampiri mobil kami.
Setelah ku amati sejenak. Ternyata Andrea yang menghampiri kami. Badannya terlihat kurus dan kurang terawat. Bahkan mukanya juga terlihat pucat dan bajunya kumal karena belum sempat disetrika.
Buka pintunya, keluar kamu Nina aku tahu kamu ada didalam," ucap Andrea yang bersikap penuh emosi.
Dengan tubuh gemetar aku berusaha keluar dengan menggendong tubuh Rena. Andrea terus menggiringku untuk masuk kedalam mobilnya. Aku seperti tak berdaya untuk menolak keinginan Andrea, karena sebilah pisau ditodongkan tepat didepan wajahku.
Kini aku telah masuk kedalam mobil Andrea, lelaki itu langsung mengunci pintu mobil dengan membanting pintu, membuat Rena yang baru bangun tidur terkejut dan menangis. Tangis darah dagingnya tak membuat Andrea merasa kasian kepada kami. Dia tetap berlari mengelilingi mobil dan masuk lewat pintu kemudi. Dengan kecepatan tinggi mobil melesat menuju keluar kota. Aku masih sempat menengok kebelakang.
Supirku terlihat berlari mengejar kami. Tapi akhirnya dia berhenti dengan wajah marah dan sangat kesal, terlihat dari kedua tangannya yang menjambak rambutnya sendiri. Sementara kakinya sesekali menendang ke udara.
"Apa maksud dari semua ini Andrea, kenapa kamu tega melakukan ini. Lihat anakmu, apa tidak ada sedikit pun rasa belas kasih untuk anakmu sendiri," ujarku mulai terisak sambil berusaha menenangkan Rena yang menangis histeris.
"Kasian….untuk apa aku mengasihi kamu Nina, kamu sendiri juga begitu kejam padaku dan keluargaku. Sekarang kamu terima akibat dari berani bermain-main denganku"
Andrea terus saja melajukan mobilnya, tangisan bayinya tak juga membuat hatinya tersentuh sedikit pun. Aku berusaha melihat ke kanan dan kekiri untuk mengenali jalan yang kami lalui. Kini kami sudah diarea pedesaan. hamparan lahan yang siap ditanami tanaman padi terlihat samar dibawah sinar bulan di kiri dan kanan sepanjang jalan yang kami lalui.
Aku juga melihat sebuah restoran diantara hamparan sawah. Ternyata namanya Restoran Tepi Sawah. Mobil yang aku naiki masuk kedalam halaman restoran, kulirik jam ditanganku menunjukan hampir pukul sepuluh malam.
"Ayo turun cepat dan bersikap sewajarnya saja. Jangan berbuat sesuatu yang memancing kecurigaan orang lain. Berani macam-macam, kamu akan tahu akibatnya. Aku bisa berbuat nekat jauh diluar perkiraanmu"
Andrea membuka pintu mobil dan dengan hati-hati aku keluar sambil menggendong Rena yang sejak tadi telah tertidur.
Andrea berjalan cepat sambil menggandeng tanganku. Dengan nafas terengah-engah aku mengikuti langkahnya yang panjang-panjang. Aku terus saja diam mengikuti apapun perintahnya. Tak ada keberanian sedikit pun untuk melawan perintah lelaki disampingku ini.
Sampai di dalam restoran Andrea langsung melepaskan genggaman tangannya pada lenganku. Restoran terlihat sepi, mungkin karena sudah larut malam sehingga pengunjung sudah tidak ada lagi.
Beberapa cleaning servis mulai merapikan dan mengelap meja. Sepertinya restoran tak lama lagi akan tutup.
"Sayang kamu datang, aku kangen banget lho. Ini siapa, kok kamu bawa wanita, eh bawa bayi pula"
Seorang wanita berpakaian seksi tiba-tiba datang menghampiri dan bergelayut manja memeluk lengan Andrea. Andrea tetap tenang tanpa sedikit pun membalas sikap manja wanita itu, tapi tidak juga menolak apa yang dilakukan wanita itu. Sepertinya dia sudah biasa diperlakukan seperti itu oleh para wanita. Hatiku seperti juga tidak merasakan apapun lagi, tak marah dan cemburu seperti saat kami masih menjalin hubungan.
Sekarang aku sudah yakin, cintaku pada lelaki ini memang telah usai. Andrea langsung mengambil buku menu yang ada di tangan wanita seksi itu. Dia memesan beberapa makanan dan mengembalikan buku menu kepada wanita seksi itu dan menyuruhnya menyiapkan dengan segera makanan yang dia pesan dan menghidangkan dimeja yang dia tunjuk.
"Tapi katakan dulu dia itu siapa kak, apa dia calon istrimu. Ngapain kamu mau sama janda punya anak, mending sama aku yang masih gadis, ya walaupun bawahnya sudah bukan gadis lagj sih, tapi itu kan membuktikan kalau aku sudah berpengalaman," ujar wanita seksi itu tersenyum genit.
"Dia istri tetanggaku Leha. dia ikut numpang dimobilku tadi," jawab Andrea singkat.
Aku terkejut dan sedikit gugup saat wanita seksi itu mendekatiku seraya berbisik.
"Awas yah…jangan goda pak Andrea, aku sudah lama mengincarnya, kamu akan tahu akibatnya kalau berani bersikap genit kepadanya.
"Okey…mba siap, mba tidak perlu khawatir, saya sama sekali tidak berminat sama dia. Soalnya saya itu mba pernah ngintip dia pas lagi mandi, anunya kecil dan pendek, nggak bakal bisa memuaskan wanita. Beda banget sama punya suami saya yang besar dan panjang, sekali jlebb langsung enak. Ayo cepat sana siapin makanannya keburu laper saya ini," ucapku asal sambil mendorong lembut bahu wanita itu agar cepat pergi untuk menyiapkan makanan yang dipesan oleh Andrea tadi. Dengan wajah kesal wanita seksi itu meninggalkanku.
Setelah makanan tersaji dimeja makan Andrea menyuruhku makan bersama dengannya. Rena masih tetap tertidur pulas dalam gendonganku. Kini aku tak begitu tegang seperti tadi. Semua makanan yang ada dihadapanku langsung aku lahap habis, dari sore aku memang lupa makan. Penolakan papa atas Jhon membuatku tak berselera makan.
Makanan ku telah habis, kulirik makanan Andrea masih tersisa separo, sepertinya lelaki itu sedang tak berselera makan.
"Ada apa lihat-lihat, kamu mau makananku"
Tanpa berucap apapun aku langsung menarik piring dihadapan mantan suamiku lalu langsung saja aku habiskan. Sejak menyusui Rena nafsu makanku memang meningkat drastis, syukurnya hal itu tidak lantas membuat aku menjadi gemuk. Aku pikir, tidak ada gunanya merasa sungkan atau tidak enak dengan lelaki itu. Dia saja tidak ada rasa sungkan menculikku dan entah akan membawaku kemana.
Selesai makan Andrea melangkah menuju kasir lalu membayar. Tanpa dia minta aku mengikuti saja langkahnya dan bersama-sama kami menuju kemobil. Kulihat wanita seksi tadi ada diparkiran sedang berbincang dengan seorang lelaki yang sepertinya aku mengenalnya.
Aku terus memperhatikan dua orang berbeda jenis kelamin yang sedang berbicara sangat serius. Sepertinya lelaki itu merasakan kalau sedang aku perhatikan. Perlahan dia mengarahkan pandangannya kearahku, dimana Andrea sedang mencengkeram lenganku sambil berjalan, sepertinya mantan suamiku takut kalau aku melarikan diri dan meminta tolong dengan orang disekitar sini.
Saat netra ini saling bersitatap, pandangan kami saling mengunci, dia sangat terkejut, begitupun aku yang begitu shock, saat mengetahui Jhon yang dia bilang mencintaiku ternyata sedang berduaan dengan wanita lain yang aku tahu dia sangat genit.
Perih dan nyeri di ulu hati saat melihatnya kembali mengobrol dengan wanita seksi tadi. Ingin sekali aku berteriak dan meminta tolong kalau lelaki yang ada didekatku sedang menculikku. Namun tak ada keberanian untuk melakukan itu. Aku terkesiap saat dengan paksa tangan Andrea menarikku untuk masuk kedalam mobil hingga Jhon seperti terkejut memandang kearah kami.
POV Nina end.
*****
dan andrea segera mampus
buktiin jhon kamu lelaki yang tepat 💪