NovelToon NovelToon
Bosku Duda Arogan

Bosku Duda Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: dtyas

“Bapak… selain mesum, juga nyebelin, ngeselin, rese, arogan dan sudah tua -- dewasa --. Pokoknya semua Bapak borong,” teriak Ajeng.

“Tambahkan, tampan dan membuat kamu jatuh cinta,” sahut Gentala.

Ajeng berada di dalam situasi disukai oleh rekan kerjanya yang playboy, berusaha seprofesional mungkin karena dia membutuhkan pekerjaan ini. Siapa sangka, Gentala – GM baru – yang membuat Ajeng kesal setengah hidup sejak pertama bertemu berhasil menolong gadis itu dari perangkap cinta sang playboy.

Namun, aksi heroik Gentala malah berubah menjadi bencana ...!


===
IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 33 ~ Pelukan Ibu

Diajeng Sekar Ayu

Rasanya aku hanya ingin bermalasan. Setelah drama di toilet tadi, aku hanya duduk di ranjang bersandar pada headboard. Bagaimana tidak ada drama, sudah tahu sakit Pak Gentala malah bercanda. Pake acara gendong aku ke toilet dan nggak mau keluar.

“Sarapan dulu.”

Halah, sok perhatian. Paling ada maunya.

“Biar ada tenaga buat lanjut yang semalam.”

Tuh, bener ‘kan. Emang nggak ada sayang-sayangnya sama aku.

“Nggak, biarin aja nggak ada  tenaga. Biar Pak Genta nggak tega, nyentuh aku.”

“Ck, makan atau kamu aku makan!”

“Makan nggak makan, aku pasti di makan,” jawabku sambil cemberut.

Pria itu menghampiriku dan mengulurkan tangan. Aku malas menyambutnya. Sepertinya dia tidak menyerah, malah … menggendongku.

“Pak Genta, turunin.”

Aku didudukan di atas sofa dan sudah ada beberapa menu sarapan ala western terhidang di meja. Secangkir kopi, teh hangat dan orange juice. Irama di perutku mengalahkan ego, akhirnya aku meraih piring berisi waffle dan menuangkan saus madu di atasnya.

Suapan ketiga, Pak Gentala meliriku.

“Mau pulang atau masih ingin di sini?” Pak Gentala bertanya sambil menyesap kopinya lalu fokus pada tablet di tangan kiri.

“Pulang ke mana?”

“Ke rumah Papi. Aku tinggal di sana, Genan sudah tinggal terpisah sejak menikah.”

Aku baru sadar kalau Pak Gentala tidak lagi menggunakan saya tapi aku, apa karena kami sudah menikah. Apalagi semalam ...  cukup Ajeng.

Aku menggelengkan kepala dan Pak Gentala menyaksikannya.

“Kenapa?”

“Tidak,” jawabku lalu mengambil piring lain berisi american breakfast. Isinya sosis dan telur. “Pak Genta, kita pulang ke apartemen Bapak aja ya.” Rasanya aku khawatir kalau tinggal di rumah mertua. Walaupun tidak pernah menonton drama ikan terbang, tentang hubungan mertua dan menantu yang tidak akur, aku takut dengan kebiasaan hidup kami yang sudah pasti mencolok.

“Kenapa?” Pak Gentala bertanya dan ini serius karena dia menghentikan sarapannya, menatapku sambil bersedekap.

“Nggak apa-apa, takut aja kalau aku tidak biasa menjadi menantu elegan.”

Tanpa diduga, Pak Gentala terbahak. Rasanya ingin aku suapkan sosis ke dalam mulutnya agar berhenti menertawakanku.

“Menantu elegan versi kamu, seperti apa?”

“Ya nggak tahu, tapi … ya begitulah. Keseharian kita sudah pasti berbeda, semuanya berbeda dan aku takut mempermalukan diri aku atau keluarga Pak Genta.”

“Kita pulang ke rumah Papi.”

Keputusan sang prabu sepertinya tidak bisa diganggu gugat. Tunggu, kemarin Mami sempat bahas masalah honeymoon.

“Pak Genta, kita jadi honeymoon?” tanyaku setelah menghabiskan setengah gelas orange juice.

“Kamu mau terus panggil aku Bapak?”

“Memang bapak-bapak ‘kan? Lagian mau panggil apalagi, yang kebayang Cuma itu. Ganti Mas, nggak pantes. Kakak, kemudaan. Abang ….” Aku terbahak dan dia bergeming dengan tatapannya. “Kayak tukang bakso, iya nggak sih?”

Pak Gentala masih bersedekap, terlihat … keren.

“Hm, gimana kalau Genta aja. Biar akrab gitu?”

“Jangan kurang ajar,” sahutnya.

Aku kembali terbahak. Kalau dipikir memang rada ngelunjak, aku panggil dia dengan nama langsung.

“Kakang Prabu? Fix, itu aja no debat karena paling tepat."

“Sepertinya tubuh kamu perlu nutrisi, biar kerja otak kamu lebih baik.”

“Eh, mau ngapain?” tanyaku sambil menggeser posisi duduk karena Pak Genta mendekat dan sudah duduk di sampingku.

Dia tersenyum smirk, tahu apa yang akan dilakukan pria ini.

“Pak Genta ….”

“Ck, nikmati saja.”

Akhirnya kami mengulangi lagi adegan semalam, padahal aku masih merasa tidak nyaman di bagian itu. Namun, aku bisa apa karena tangan dan tubuh pro Pak Genta berhasil membuatku terlena dan membuat bibirku mendessah nikmat.

...***...

Hari itu kami langsung bertolak ke Bali, untuk honeymoon. Padahal aku belum menyiapkan pakaian dan kebutuhan lain. Bukan Gentala kalau tidak ada unsur paksaan, kami sudah berada di bandara diantar Pak Budi dan ternyata sudah ada Pak Reno dengan dua koper berisi pakaian dan perlengkapan kami.

“Pak, ini koper isinya apa? Siapa yang siapkan baju-baju aku?” tanyaku saat sudah berada di pesawat.

“Indah dan Mami yang atur. Lagipula kamu hanya perlu pakaian untuk berangkat dan pulang, di sana pakaian kamu akan sering dilepas.”

“Ck, me_sum.”

Sebenarnya untuk perjalanan ke luar kota, aku sudah biasa. Saat syuting acara, terkadang di luar studio bahkan sering di luar kota. Karena judulnya kerja, biasanya aku tidak terlalu menikmati perjalanan dan juga lokasi yang kami tuju.

Namun, kali ini berbeda. Aku ke Bali murni untuk liburan. Anggap saja liburan, walaupun aku bergidik sendiri membayangkan apa yang akan dilakukan Pak Gentala.

Ternyata tiga hari di Bali tidak sesuai ekspektasi. Padahal aku sudah berencana mendatangi daerah yang pemandangannya eksotis, yang belum sempat aku kunjungi sebelumnya. Harapan tinggal harapan, karena selama di sana aku lebih banyak makan dan dikerjai Pak Gentala.

Kebetulan beberapa kali turun hujan, membuatku malas bepergian dan lagi-lagi yang Pak Gentala kegirangan. Aku merasa lelah dan kurang tidur, bahkan saat dia harus teleconference aku tertidur dengan pangkuannya aku gunakan sebagai bantal.

Saat ini kami sudah kembali ke Jakarta. Di pesawat aku tertidur dan kembali menguap saat masuk ke dalam mobil yang dikendarai Pak Budi.

“Ajeng.”

“Hm.”

“Bangun, atau aku ….”

“Ish, lima menit lagi.”

“Kita sudah sampai.”

“Hahh.” Aku mengerjap pelan dan menyadari mobil sudah terparkir dan benar saja kami sudah berada di kediaman Pak Krisna -- mertuaku.

“Turun, Mami sudah menunggu di dalam.”

Aku mengekor langkah Pak Gentala. Ini kedua kalinya aku mendatangi rumah ini dan kali ini bukan hanya berkunjung tapi akan tinggal di sini.

“Wah, menantu Mami sudah datang. Gimana honeymoonnya?” tanya Mami menyambutku dan Pak Gentala. Aku tersenyum dan terkejut ketika Mami langsung memelukku, padahal Pak Gentala putranya tapi aku yang langsung direngkuh.

Jujur hatiku menghangat, tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan seperti ini. Aku tidak pernah dipeluk oleh Ibuku. Baik Ibu kandung atau Ibu Resa yang sebelumnya aku akui sebagai Ibu kandungku.

“Gentala pasti ngerjain kamu ya?” tanya Mami setelah mengurai pelukannya. “Loh, kok nangis. Gentala, Ajeng kamu apakan?” pekik Mami.

Pak Gentala menghampiriku, aku mengusap air mataku.

“Maaf Mih, aku hanya terharu. Aku belum pernah dipeluk … ibuku,” ujarku sambil terbata.

Mami kembali memelukku, erat. Dia mengusap punggungku. Tuhan, sepertinya mereka sangat tulus. Terima kasih telah menghadirkan orang-orang baik di sekelilingku.

\=\=\=\=

Agak mellow yess, tapi berikutnya seru lagi kok 😊

1
Allenn
Gentala
Ipul Pasha
Lumayan
Ipul Pasha
Luar biasa
Allenn
Ajeng
aroem
Luar biasa
Djoko Hariyanto
Buruk
dtyas (ig : dtyas_dtyas): buruk kenapa kak?
total 1 replies
Nova Evita
ini buku bagus bangeet. recommended buat di baca. makasih buat author yg sudah nulis cerita sebagus ini. sukses selalu untuk author
Nova Evita
thor, aku pengen Fabian tahu kalo ajeng denger ucapannya yg menghina ajeng ke Audrey
Nova Evita
gentala.... aku padamu 😍
Nova Evita
ih si ibu tega benar. masa nggeplak sama noyor kepala ajeng di depan orang-orang. kan malu... ajeng bukan anak kecil
Nova Evita
itu seperti nya gentala sengaja biar kepergok mami nya. ya kan thor?
Nova Evita
bukan hari minggu padahal 🤣🤣
Nova Evita
aahh... gentala ... modus aja kamu itu kan??!!!
Nova Evita
gentala konyol. mau Fabian sama ajeng ada hubungan ato gak, masalah nya apa buat lu? aneh...
ato jangan-jangan .....
Alanna Th
genta k mana n knapa hpnya ga diangkat? smoga penyesalan mnghantuimu!!
Alanna Th
kq aq yg kleper"?
Alanna Th
Luar biasa
Alanna Th
fabian msh penasaran blm prnh nyicip drh prwn y?!
Alanna Th
ini yang dsebut lolos dari mulut buaya, masuk k mulut singa? pilih mana, jeng? aq sie ga mau dua"nya; tukang celup spt oreo, aq ga suka, lbh suka slayolay /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Joyful/
Alanna Th
aq tuh baru denger cln pcrq dekat cewe lain aja udeh jijik, gmn spt ajeng mergokin 2org lagi on? sungguh mnjijikkn n mngerikn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!