Bosku Duda Arogan

Bosku Duda Arogan

Part 1 ~ Bertemu Om-Om

Diajeng Sekar Ayu

“Geser mbak.”

“Aduh, pelan-pelan dong.”

Berbagai keluhan dari para penumpang KRL yang biasa aku dengar, bahkan ada yang cukup kasar. Aku sudah terbiasa dengan suasana ini, berdesakan, pengap dan parahnya adalah pelecehan atau pencopetan. Motor matic milikku sedang bermasalah dan alternatif lain untuk sampai ke kantor adalah KRL.

Saat aku sampai di peron stasiun, aku hanya naik di rangkaian yang paling dekat. Tidak sempat menuju rangkaian khusus wanita, semoga saja aku tdak mengalami pelecehan. Hari ini aku tidak bersemangat seperti hari-hari sebelumnya. Rasanya lelah dengan semua yang harus aku hadapi.

“Cobalah bantu Ayah, kakakmu sudah menikah. Satu-satunya harapan Ayah hanya kamu, Ajeng.”

“Khawatir Ayah lupa, Kak Vina menikah dengan kekasihku karena dia hamil. Lalu aku harus bantu Ayah dengan apa? Jual diri? Hutang Ayah ratusan juta mana bisa aku bantu dengan gajiku.”

“Ajeng, kamu jadi anak nggak ada sopan-sopannya. Jangan jadi anak durhaka ya kamu.”

Masih teringat jelas obrolan dengan orang tuaku tadi malam, tapi kalau diingat lagi itu bukan obrolan tapi pembicaraan penuh makian. Hah, rasanya aku bertanya-tanya apa iya aku anak kandung mereka. Kalau iya, kenapa bisa berbeda tekanan dan kasih sayang yang aku dan kakakku terima.

Vina, kakakku selalu dimanja dan dituruti apa maunya tapi tidak berlaku untukku. Bahkan ketika Gio kekasihku adalah ayah dari bayi yang dikandung Vina, aku diminta mengalah dan ikhlas. Tentu saja aku akan ikhlas walaupun rasanya sakit karena dikhianati.  Mana mungkin juga aku harus mempertahankan penjahat kel4min macam Gio yang mudah mengobral cinta dan belalainya.

Ponselku bergetar, susah payah aku keluarkan dari saku karena terdesak penumpang lain. Ternyata pesan dari Ayah.

[Bantu Ayah, bagaimanapun kamu putri Ayah. Balaslah budi kami selama ini]

Shittt, sumpah rasanya mulut ini ingin memaki pria itu. Pria yang katanya Ayahku, di mana ada bagian dari dirinya ada dalam tubuhku. Bagaimana bisa dia minta aku membalas budi dengan membantu melunasi hutang-hutangnya.

“Stasiun Sudirman, Sudirman Station.”

Aku tersadar dari kemarahanku, bersiap untuk turun. Tidak di dalam rangkaian kereta, saat turun pun masih saja berdesakan termasuk saat keluar dari stasiun.

“Hahh, aman,” ujarku.

Yang aku khawatirkan bukan hanya isi pesan Ayah, tapi pelecehan saat berada di rangkaian atau bahkan saat naik dan turun dari rangkaian. Namun, kelegaanku tidak berlangsung lama. Tiba-tiba ….

Bug.

Aku membelalakan kedua mata saat merasakan seseorang menempel pada bagian belakang tubuhku. Segera aku menoleh dan ….

“Dasar Om-om mesum, c4bul,” ujarku lirih agar tidak didengar oleh orang yang masih berdesakan akan keluar stasiun.

Pria yang aku sebut mesum mengernyitkan dahinya.

“Hati-hati kalau bicara, bisa jadi fitnah dan perbuatan tidak menyenangkan bahkan bisa juga pencemaran nama baik karena yang kamu ucapkan tadi  adalah tuduhan.”  

“Om sengaja kan, menempelkan anunya Om ke belakang sini,” tunjukku pada bagian belakang tubuhku yang bentuknya di atas rata-rata.

Pria itu lagi-lagi mengernyitkan dahinya.

Ini orang kenapa sih dahinya berkerut terus, keheranan apa kesetanan.

“Kamu lihat situasi ini, ramai penumpang. Bahkan tubuh kita bisa terdorong oleh orang lain. Kejadian tadi bukan salahku tapi alamiah karena desakan orang lain.”

Apa? Alamiah? Otak mesum memang begitu kali ya, naluri alamiahnya ingin menyentuh atau pura-pura tidak sengaja bersentuhan. Wah, nggak bener ini orang.

“Pelecehan, anda baru saja melakukan pelecehan,” tuduhku.

“Maaf Pak, Mbak. Jangan menghalangi jalan,” ujar petugas menegur kami.

“Dia melecehkan saya Pak,” teriakku. Padahal sejak tadi aku berusaha untuk bicara lirih karena malu kalau sampai ada yang mengetahui kalau baru saja mendapatkan pelecehan.

Pria itu menatapku tajam dan sinis, tidak tampak panik atau merasa bersalah. Memang jaman sudah edan, tidak menyangka bisa bertemu makhluk macam begini. Entah mimpi apa aku semalam. Urusan hutang ayah dan pelecehan oleh om-om c4bul.

                                                     

Gentala

“Buat acara baru yang bisa mengusung profile Papi. Tugas kamu hanya fokus dengan Go TV dan tim sukses Papi.”

“Juga cari jodoh, itu juga penting.”

Aku hanya bisa menghela nafas mendengar arahan dari kedua orang yang begitu aku hormati. Sebagai pria dewasa yang sampai saat ini belum berkeluarga karena kegagalan dalam pernikahan sebelumnya, tentu saja membuat mereka khawatir.

Sudah lima tahun berlalu sejak perceraian dengan mantan istriku, aku menetap di Singapura mengurus cabang perusahaan keluarga. Karena Papi mengajukan mencalonkan diri sebagai calon gubernur, tentu saja butuh dukungan dari berbagai pihak termasuk keluarga, khususnya aku sebagai putra sulung.

Adikku hanya satu dan sudah berkeluarga bahkan memiliki dua orang putra.

“Untuk permintaan Papi, aku sudah siap terjun tapi permintaan Mami ….” Aku mengedikkan bahu, karena sampai saat ini belum ada wanita yang berhasil menggetarkan hati dan layak dijadikan istri.

Kegagalan pernikahanku sebelumnya, membuatku berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Kalau hanya sekedar kekasih atau teman tidur, sangat mudah untukku. Bahkan Natasha, mantan calon kekasihku sampai saat ini masih mengejar dan mengharapkan untuk dijadikan istri.

“Mau sampai kapan kamu hidup begini?” pertanyaan Mami sungguh membingungkan.

Begini saja aku sudah bahagia, selama tidak menyusahkan orang lain kenapa harus terusik dengan masalah status single atau double.

“Sampai ada peraw4n manis, lucu dan menggemaskan yang siap aku ajak nikah.”

“Gentala,” teriak Mami. “Ingat umur kamu sudah tiga puluh lima tahun, jangan harap dapat remaja labil. Biar janda asal bisa diatur, baik dan sayang keluarga itu sudah lebih dari cukup.”

“Apa aku harus menikahi Mbok Nah, kriteria Mami ada semua di Mbok Nah.”

Mami kembali berteriak mendengar jawabanku. Aku hanya bisa menggelengkan kepala, bingung dengan ulah para wanita yang kadang sikap dan ucapannya tidak bisa ditebak. Sedangkan Papi hanya terkekeh.

“Krisna, lihat putramu. Bisa stroke aku lama-lama bicara dengan dia.”

Entah apalagi yang dikeluhkan Mami pada Papi, aku sudah beranjak meninggalkan mereka. Dalam rangka menjadi tim sukses Papi, pagi ini aku putuskan untuk menggunakan kendaraan umum yaitu KRL. Ada misi yang ingin aku capai dengan menaiki kendaraan ini, walaupun agak sedikit ribet karena supirku mengantar sampai stasiun keberangkatan dan menjemput di stasiun tujuan.

“Jemput aku di Sudirman,” ujarku pada Pak Budi supirku.

“Baik, Pak.”

Hampir enam puluh menit perjalanan menggunakan KRL, bahkan harus transit di stasiun manggarai. Di jam padat seperti kali ini, bukan hanya dalam rangkaian, bahkan untuk keluar stasiun pun cukup padat. Aku sudah mendapatkan ide untuk kegiatan kampanye dan sosialisasi Papi dengan berada di keramaian termasuk dalam kendaraan umum, tapi fokus buyar ketika ada perempuan yang mengatakan aku adalah Om mesum dan c4bul.

Apa dia sudah gila? Orang setampan, kaya, cerdas dan digilai banyak wanita seperti aku mana mungkin melakukan hal rendahan seperti yang dia tuduhkan.

Bahkan aku dan dia sudah berada di kantor kepala stasiun. Telingaku rasanya gatal mendengar perempuan ini terus mengoceh menuduh aku sengaja menempel pada bo kongnya.

Aku pun terkekeh. Bahkan wanita dengan bokong indah pun mau dengan sukarela memberikan tubuhnya padaku, kenapa aku harus dengan pura-pura menempelkan pada bo kongnya yang biasa saja.

“Lihat Pak, dia memang sakit jiwa. Udah salah malah senyam senyum nggak jelas,” ujar wanita itu menghinaku.

“Kita buktikan dengan CCTV."

Terpopuler

Comments

suryani duriah

suryani duriah

novel favoritku🥰🥰🥰🥰🥰

2024-11-16

0

Allenn

Allenn

Ajeng

2024-11-08

0

nuraeinieni

nuraeinieni

aq mampir thor

2024-10-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2 Part 2 ~ New GM
3 Part 3 ~ Siap-siap
4 Part 4 ~ Surat Peringatan
5 Part 5 ~ Pesona Fabian
6 Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7 Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8 Part 8 ~ Ikut Gentala
9 Dapat Berapa ?
10 Karena Ajeng
11 Part 11 ~ Bunga Bangkai
12 Part 12 ~ Kaburrr
13 Part 13 ~ Serammm
14 Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15 Part 15 ~ Aku Mau
16 Part 16 ~ Bersama Fabian
17 Part 17 ~ Kalau Denganku?
18 Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19 Part 19 ~ Dalam Bahaya
20 Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21 Part 21 ~ Ulah Apa?
22 Part 22 ~ Ikut Aku
23 Part 23 ~ Serangan ....
24 Part 24 ~ Rencana Gentala
25 Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26 Part 26 ~Terungkap (1)
27 Part 27 ~ Terungkap (2)
28 Part 28 ~ Resign
29 Part 29 ~ SAH
30 Part 30 ~ SAH (2)
31 Part 31 ~ Mau Lanjut
32 Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33 Part 33 ~ Pelukan Ibu
34 Part 34 ~ Tidak Tertarik
35 Part 35 ~ Hilang Selera
36 Part 36 ~ Belum Ada Judul
37 Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38 Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39 Part 39 ~ Gentala Junior
40 Part 40 ~ Super Hero
41 Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42 Part 42 ~ Tidak Tertarik
43 Part 43 ~ So Sweet
44 Part 44 ~ Masa Lalu
45 Part 45 ~ Dua Keluarga
46 Part 46 ~ I Love You
47 Part 47 ~ Kondisi Ayah
48 Part 48 ~ Tidak Romantis
49 Part 49 ~ Gawat
50 Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51 Part 51 ~ Pembukaan
52 Part 52 ~ Gentala Junior
53 Part 53 ~ Masa Sih
54 Part 54 ~ Bahaya
55 Part 55 ~ Buka Puasa
56 Part 56 ~ Godaan
57 Part 57 ~ Posesif
58 Part 58 ~ Macam-macam
59 Part 59 ~ Rencana
60 Part 60 ~
61 Part 61 ~ Baby Born
62 Part 62 ~ Baby Girl
63 Part 63 ~ Gentala Family (End)
64 Terjebak Cinta Bima
65 SUAMIKU BUJANG LAPUK
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Part 1 ~ Bertemu Om-Om
2
Part 2 ~ New GM
3
Part 3 ~ Siap-siap
4
Part 4 ~ Surat Peringatan
5
Part 5 ~ Pesona Fabian
6
Part 6 ~ Konflik Di Rumah
7
Part 7 ~ Tidak Boleh Bersama
8
Part 8 ~ Ikut Gentala
9
Dapat Berapa ?
10
Karena Ajeng
11
Part 11 ~ Bunga Bangkai
12
Part 12 ~ Kaburrr
13
Part 13 ~ Serammm
14
Part 14 ~ Masih Ada Urusan
15
Part 15 ~ Aku Mau
16
Part 16 ~ Bersama Fabian
17
Part 17 ~ Kalau Denganku?
18
Part 18 ~ Ajakan Fabian (Lagi)
19
Part 19 ~ Dalam Bahaya
20
Part 20 ~ Saya Bisa Jelaskan
21
Part 21 ~ Ulah Apa?
22
Part 22 ~ Ikut Aku
23
Part 23 ~ Serangan ....
24
Part 24 ~ Rencana Gentala
25
Part 25 ~ Gentala Vs Fabian
26
Part 26 ~Terungkap (1)
27
Part 27 ~ Terungkap (2)
28
Part 28 ~ Resign
29
Part 29 ~ SAH
30
Part 30 ~ SAH (2)
31
Part 31 ~ Mau Lanjut
32
Part 32 ~ Pisau Atau Golok
33
Part 33 ~ Pelukan Ibu
34
Part 34 ~ Tidak Tertarik
35
Part 35 ~ Hilang Selera
36
Part 36 ~ Belum Ada Judul
37
Part 37 ~ Tak Sadarkan Diri
38
Part 38 ~ Tak Sadarkan Diri (Lagi)
39
Part 39 ~ Gentala Junior
40
Part 40 ~ Super Hero
41
Part 41 ~ Pernyataan Cinta Si Playboy
42
Part 42 ~ Tidak Tertarik
43
Part 43 ~ So Sweet
44
Part 44 ~ Masa Lalu
45
Part 45 ~ Dua Keluarga
46
Part 46 ~ I Love You
47
Part 47 ~ Kondisi Ayah
48
Part 48 ~ Tidak Romantis
49
Part 49 ~ Gawat
50
Part 50 ~ Arogan Jadi Bucin
51
Part 51 ~ Pembukaan
52
Part 52 ~ Gentala Junior
53
Part 53 ~ Masa Sih
54
Part 54 ~ Bahaya
55
Part 55 ~ Buka Puasa
56
Part 56 ~ Godaan
57
Part 57 ~ Posesif
58
Part 58 ~ Macam-macam
59
Part 59 ~ Rencana
60
Part 60 ~
61
Part 61 ~ Baby Born
62
Part 62 ~ Baby Girl
63
Part 63 ~ Gentala Family (End)
64
Terjebak Cinta Bima
65
SUAMIKU BUJANG LAPUK

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!