Peluk Aku Sekali Lagi Ayah

Hari senin adalah hari yang paling di benci dia tapi entah mulai kapan, dia mulai menyukai hari dimana ia sekolah dia dapat bertemu dengan Zian. Zia memang membawa Zian pulang tapi setiap pagi Zian selalu menghilang dan berada disekolah. Orang tua zia pun aneh melihat tingkah anaknya yang biasa tidak bersemangat sekolah tapi setelah pindah seperti mendapatkan energi baru.

"Pagi bunda pagi juga ayah" sapa zia

"Tumben anak bunda hari senen semangat "

"Iya donk supaya pinter"

Zia berangkat ke sekolah mengendari taksi online yang sudah ia pesan, ia hari akan coba bertanya pada andre tentang Zian. Sebenarnya ia malas jika harus mendekati andre kalah bukan karna Zian. Tapi ia sudah berjanji untuk membantunya.

"Terima kasih pak" zia menyerahkan uang dan pergi ke kelas tak lupa ia menyapa pak ujang.

Hal pertama yang zia cari adalah Zian, senyuman Zian membuat hatinya berbunga seakan ada banyak kupu kupu disekelilingnya, zia membalas senyuman zia, tapi malah andre yang mengalah artikan ya.

"Hai.. Zi makasih udah mau senyum padaku" andre senang akhirnya zia mau menyapa terlebih dahulu

"Iya sama-sama ndre, eh aku mau tanya kamu janji jangan marah ya"

Zian melihat mereka bicara, hanya bisa mendengarkan ia senang bahwa ia mempunyai saudara. Ia berharap bisa bertemu dengan ayah dan saudaranya yang lain.

"Kamu mau tanya apa zi..? "

Zia memegang tangan andre dan menyuruhnya duduk berhadapan dengan Zian, sungguh situasi yang sangat membahagiakan bagi andre.

"Apa kamu punya saudara laki-laki yang udah meninggal ndre? " tanya zia ragu

"Kenapa kamu bertanya seperti itu zi? "

"Tolong jawab aja ndre? Pliss" mohon zia

Zian menyimak pembicaraan antara mereka, sesungguhnya ia juga ingin tau dari saudaranya sendiri.

"Zian udah meninggal satu tahun yang lalu dia terbawa arus sungai hingga sekarang jasadnya gak ditemukan, kamu tau dari mana tentang Zian zi? " andre balik bertanya

Zia, bingung bagaimana menjelaskan pada andre, kalau jujur ia takut disangka berbohong.

Zia membuat alasan kalau ia hanya ingin membuat cerita tentang Zian dan ingin mendokumentasikan sosok Zian. Ia memberi alasan bahwa andre adalah sumber informasi bagi tulisan zia.

"Ndre apa boleh aku main kerumah kamu dan bertanya pada keluarga kamu yang lain? " zia. Mencoba membujuk andre.

"Boleh, kalau gak ntar pulang sekolah aja kamu kerumah aku"

Zia menyetujui usul andre, Zian pun menganggukkan setuju ia akan ikut kemana Zia pergi, Zian juga ingin bertemu dengan keluarganya kembali.

Sekolah sangat lama entah kenapa Zian yang bisanya tidak pernah bosan menunggu merasa bosan, atau mungkin karna ia sudah tidak sabar ia ingin mengingat mereka untuk terakhir kalinya.

Andre terlebih dahulu menuju parkiran karna zia menyuruh andre pergi terlebih dahulu ia akan berbicara pada Zian saat ini

"Zian apa kamu udah siap ketemu keluarga kamu? " tanya zia

"Ia aku udah siap kok, kami gak usah khawatir aku baik baik aja" jujur Zian

Zia berjalan ke parkiran sekolah disana andre , zia merasa ada yang mengawasinya tapi dia tidak tau siapa. Zia berlalu pergi bersama andre dengan di ikuti Zian.

"Ndre buat sekarang gua mungkin gak punya cukup bukti, tapi gua bakal kasih balasan yang terbaik buat lu" ia pergi setelah andre pergi

Sesampainya dirumah andre zia cukup takjub dengan rumahnya Zian, begitu pula dengan  Zian. Ia bahagia bisa melihat rumahh kembali. Zian pergi terlebih dahulu masuk kerumah itu karna Zian tidak buruk kunci. Tapi mengapa saat ia masuk merasakan sesak dan entah mengapa hatinya sakit.

Andre meminta zia untuk duduk ia meminta bibi mengantarkan minuman dan cemilan untuk zia. "Zi aku mau ganti baju dulu kamu tunggu bentar ya" pamit andre

Zia melihat lihat sekeliling ruang tamu di sana tidak ada poto zian sama sekali, zia juga mencari keberadaan Zian, apa mungkin Zian sudah berkeliling rumah ini zia juga tidak tau.

"Neng, ini minuman sama cemilannya" udah bi asih

"Bi, tau Zian gak? " tanya zia ragu

"Neng temennya den Zian,? " zia mengiyakan ucapan bi asih ia akan bertanya pada bi asih sebelum andre kembali.

"Apa bibi cerita tentang Zian semuanya yang bibi tau"

Bi asih tampak menundukkan kepalanya ia sedih jika mengingat tentang anak bungsu majikan nya tersebut, tak lama zia melihat Zian kembali setelah berkeliaran dirumahnya.

"Den Zian sebenarnya anak bungsu dari keluarga ini, tapi kehidupan den Zian tak seperti yang dibayangkan orang lain sebagai anak bungsu yang dimanja oleh kakak dan ayah, sejak kecil den Zian selalu di abaikan oleh ayahnya den Zian juga begitu di benci oleh kakak ketiganya" ucap bi asih dengan mata yah hampir menangis

"Terus apa lagi bi"

"Tak lama saat den Zian memasuki kelas 2 sma, ia divonis dengan penyakit jantung bibi begitu kasihan melihat den Zian menahan sakit seorang diri, bibi hanya bisa mendoakan agar semua orang bisa peduli padanya. "

Zian mendengar semua itu ia semakin sesak menghimpit dadanya, Zian memutuskan untuk pergi zia, yang melihat Zian pergi tak bisa mencegahnya.

"Bi kalau saya boleh tanya apa andre kakak Zian juga? " tanya zia

"Den andre sebenarnya anak yang di angkat anak oleh tuan surya, semua perhatikan tua surya selalu pada den andre, bahkan saat den Zian ditampar oleh tuan bibi melihatnya ikut merasakan sakit. Sejak kecil bibi yang merawat den Zian, den Zian tumbuh tanpa kasih sayah seorang ibu semua meyalao den Zian atas meninggalnya nyonya" bi asih sudha tidak bisa bercerita lagi ia menangis bila mengingat sosok Zian, ia berharap suatu saat anak yang di asih nya itu kembali dan menemukannya kebahagiaannya sendiri.

Zia melihat andre segera meminta bi asih pergi dan segera mematikan rekaman suaranya dengan bi asih, "zi maaf lama nunggu aku tadi mandi dulu" ujar andre

"Iya gak apa apa kok ndre"

Zia mulai membuka pertanyannya zia juga mulai menyalakan. Mode rekaman di ponselnya. "Ndre bisa kita mulai" tanya zia

"Baik zia, aku siap" andre begitu bersemangat ia bisa bersama dengan zia selain disekolah

"Apa hubungan kamu dengan Zian ndre"

"Aku sebenarnya anak adopsi dari keluarga ini, tapi sejak aku datang kemari Zian tidak pernah menyukaiku bahkan ia sangat membenciku, aku sudah berusaha yakinin zia bahwa aku akan jadi saudara baik untuk nya tapi tetap saja Zian tidak berubah. Untung nya ayah dan kakak ku menyayangiku" andre tersenyum getir

Zia merasa aneh dengan ucapan Zian dan bi asih yang berbanding terbalik, andre mendefinisikan Zian adalah orang yang jahat tapi berbeda dengan bi ucapan bi asih.

Zia sudah cukup lama menunggu ayahnya Zian, ia akhirnya pamit pada andre karna sudah terlalu sore dan ia akan kemari lagi. Andre ingin mengantar zia pulang tapi zia menolaknya.