Terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, anak bontot yang seharusnya selalu mendapat kasih sayang, namun itu tidak berlaku bagi Rangga Guitama.
Rangga Anak bungsu dari tiga bersaudara, namun tidak pernah mendapat kasih sayang dari orang tuanya, karena Rangga tidak jenius seperti kakak kakaknya, dia tak mampu menyamai akademis sang kakak, dia anggap bodoh oleh keluarganya, menurut keluarga nya Rangga hanya anak pembawa sial.
Mau tau ceritanya yukkk ikuti...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Pak. Sebegitu hinanya suami saya di mata bapak, padahal suami saya ini darah daging anda sendiri pak, anda yang membuat dia terlahir ke dunia tipu tipu ini pak, dia juga tidak ingin jadi orang yang lemah dalam bidang akademis, tapi apa daya Tuhan yang memberi dia kekurangan dan tidak hanya kekurangan yang Tuhan berikan kepada suami saya pak, banyak kelebihan juga yang ada di diri suami saya ini pak, tapi anda dan keluarga anda tidak bisa melihatnya sedikit pun"
"Kalian tidak pernah menganggap dia ada, bahkan dari SMP saya sangat tau dengan laki laki malang ini pak, dia berjuang mati matian untuk biaya sekolahnya sendiri, membeli apa yang dia inginkan tanpa meminta kepada kalian, padahal dia berasal dari anak orang paling kaya di kota ini, hidup keluarganya berkecukupan di istananya, namun dia." tunjuk Rania ke arang sang suami. "Dia berjuang mati matian, menghidupi diri sendiri, bahkan masuk sekolah pun di bantu oleh orang lain, apa kalian tau itu.
"Kalian bisa makan enak dengan anak anak yang kalian banggakan, sementara anak kalian yang satu ini, harus bekerja keras dulu untuk membeli sesuap nasi, apa kalian tau itu!"
"Harusnya anda bangga pak, dengan keberhasilan anak anda ini, dia bisa berhasil tanpa dukungan dan tanpa modal dari kalian, harusnya kalian malu, telah menyia nyiakan dia, bukan datang ingin merampas apa yang telah dia punya sekarang ini!" pekik Rania, yang sudah tidak bisa di bandung lagi.
"Apa kata bapak tadi. Ingin memodali usaha dan mencarikan konsumen untuk suami saya, tapi dengan syarat, suami saya tidak menampakan wajah di depan orang ramai, dan dia tetap di belakang layar, lalu anak anda yang lain yang maju, seolah olah itu adalah ide dari dia, hahahaha.... Sungguh lucu anda pak, tanpa bantuan anda, konsumen suami saya datang dengan sendirinya pak, tanpa ikut campur dari anda" sinis Rania.
"Apa kata anda tadi, menyuruh suami saya menjauh dari saya? saya tidak pantas dengan suami saya, dan suami saya ini hanya akan membuat saya malu, begitu.? Ncek... ncek....
sebegitu hinanya suami saya di mata anda pak, asal anda tau, bagi saya, suami saya adalah kebanggaan saya pak, tidak ada yang lebih pantas bersanding dengan saya selain suami saya, yang katanya bodoh, yang katanya membuat malu keluarga, yang katanya tidak bisa di banggakan, tapi bagi saya dia adalah anugrah terindah yang Tuhan kirim untuk saya, tidak ada yang lain selain suami saya, dia mampu berdiri di kakinya sendiri tanpa bantuan orang lain, tanpa membawa nama keluarga, dia merintis usahanya dari nol, buka pewaris yang hanya melanjutkan sisa sisa perjuangan yang sudah di rintis oleh tetuanya terlebih dahulu.!"
"Klau anda ingin melihat skill anak anak anda yang anda bangga banggakan itu, ayo kita adu skill dengan anak bodoh ini, tanpa bantuan dari siapa pun, ayo...!" tantang Rania.
Pak Yudist benar benar di buat mati kutu oleh Rania, tidak ada satupun pembelaan yang bisa di ucapkan oleh Pak Yidist, bagaimana tidak, Rania si singa betina kelaparan itu, tidak berhenti sedikit pun berceloteh, mengeluarkan uneg unegnya.
"Saya harap, cukup sekali ini anda meminta pertemuan dengan suami saya, klau hanya anda meminta sesuatu yang tidak masuk akal kepada suami saya, saya sendiri yang melarang suami saya menemui kalian!" tegas Rania.
Lalu rania melirik ke meja tempat sang suami, tidak ada satu pun makanan yang tersedia di hadapan sang suami, cuma segelas air putih. sementara di depan Pak Yudist, orang tua durjana itu, tersedia steak daging, kentang goreng, jus lemon, membuat Rania terkekeh miris melihat itu.
"Apa begini cara anda mengundang orang datang, anda memesan makanan untuk diri anda sendiri, tapi suami saya hanya anda kasih air putih, bahkan saya rasa air putih ini juga gratis dari restoran ini" sinis Rania dengan ucapan menohok.
"Klau anda tidak mampu membelikan orang makanan, lain kali jangan ajak pertemuan di restoran, cukup bertemu di parkiran saja, memalukan" ketus Rania.
"Ayo kak. Aku sudah muak berada di sini" ketus Rania menarik tangan suaminya, yang dari tadi berdiri di sampingnya.
Rangga tidak mampu berkata kata, dia sungguh terharu mendapat pembelaan dari istrinya itu, begitu tulusnya istri cantiknya ini kepada dirinya, yang dengan tidak takut sedikitpun membela dirinya di depan orang yang di hormati oleh para pebisnis di kota ini, namun di mata Rania. Pak Yudist hanyalah seekor lalat yang meresahkan.
Rangga hanya mengikuti kemana sang istri membawanya, dia hanya mampu menatap punggung sang istri dari belakang, perasaannya sangat membuncah saat ini, ada rasa haru, bangga, senang, bahagia, rasa di cintai begitu dalam, Rangga sungguh tidak bisa mengekspresikan wajahnya saat ini.
Sementara Pak Yudist terkulai lemas setelah kepergian duo R itu, sungguh dia tidak menyangka mulut Rania begitu sadis, tanpa pandang bulu, tanpa tendeng aling aling memukul dia dengan kata kata, yang tidak mampu dia lawan, di perparah lagi dengan bisik bisik yang dia dengar, sungguh tidak sanggup melawan saat ini, dia kehilangan tenaga dan pikirannya.
"Waahhh... Parah, di depan umum bak malaikat, tapi sama anak sendiri bagai iblis"
"Orang tua paling kejam yang pernah gue kenal"
"Tega banget mau merampas hak anak, padahal tidak pernah menolongnya"
"orang tua titisan iblis
Banyak cacian cacian yang di ucapkan oleh para pengunjung di sana, membuat dia semakin malu, dan tidak ada muka saat ini.
Bersambung....