Julian Lewis seorang pria yang bekerja sebagai pengirim barang.
Dia dihianati istrinya didepan matanya sendiri saat dia mengantarkan sebuah paket makanan pada Apartemen .
Julian melihat istrinya yang sedang bermesraan dengan pria lain.
Julian frustasi karena perbuatan istrinya tersebut.
Tapi saat dia sedang berada dalam masa terkelamnya . tiba - tiba anugrah sistem Harem didapatkan olehnya.
Dengan Sistem tersebut Julian di berikan tugas untuk membuat Para Wanita jatuh cinta padanya.
Tentu saja Julian akan mendapat berbagai keuntungan jika bisa mendapatkan Cinta Wanita yang menjadi target Haremnya.
Akankah Julian Bangkit kembali...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memboking Seluruh Last Resto Untuk Rachel
Sementara itu Natali yang sedang jalan fenfan kekasihnya ,fikiran dia tidak fokus , dia masih mengingat jelas ketika Julian membeli lima buah Mobil sekaligus.
' Kenapa Julian bisa memiliki uang sebanyak itu ?, dari mana dia mendapatkannya ?, Mungkinkah aku salah menilai Julian ?' Natali membatin memikirkan Julian yang menjadi kaya.
Natali sangat yakin jika Julian itu pria yang miskin, pasalnya semenjak dia menikah dengan Julian , Julian tidak pernah menunjukan kekayaannya secuilpun padanya.
Yang ada Julian malah bekerja keras layaknya pria miskin pada umumnya , malahan Julian bekerja siang dan malam untuk memenuhi kebutuhan Natali.
Pandangan Natali pada Julian tiba - tiba goyah, perasaan menyesal dalam benak Natali mulai muncul.
Di tempat Julian System berbunyi.
Faktor Daya Tarik Natali Loin : +10
Faktor Daya Tarik Natali Loin : +10
Target Harem tersentuh dengan Karisma Host.
Faktor Daya Tarik Natali Loin Sekarang : +10%
[ Karena Target Harem menaikan Daya tariknya 20% anda akan mendapatkan 2 poin kekuatan tambahan ].
Julian yang sedang melihat - lihat tubuhnya dalam cermin tercengang karena tiba - tiba Faktor daya tarik Natali meningkat 20%.
" Sialan !, apa yang terjadi ?, padahal aku tidak melakukan apapun ?, apakah tidak perlu memberikan Target Harem barang mewah juga bisa menaikan daya tariknya ?" Julian di buat tidak berdaya oleh kenyataan yang sedang terjadi.
Julian padahal sudah membulatkan tekadnya untuk memberikan Natali pelajaran agar dia menyesal , tapi nyatanya Natali malah tertarik padanya.
Tapi Julian segera tahu apa yang sedang terjadi " Apakah karena aku sekarang bisa membeli Mobil mewah jadi Natali sudah mulai menyesal ?, atau karena dia hanya menginginkan hartaku ?, kamu memang tidak pernah berubah Natali !" bukannya senang Julian malah makin membenci Natali.
Julian sadar jika Natali memang Wanita penambang Emas , dia selalu memanfaatkan pria kaya demi memenuhi kebutuhan mewahnya, Natali tidak ragu menjual harga dirinya demi uang, untuk itu Julian tidak akan bersimpati lagi padanya.
Saat Julian sedang geram karena memikirkan Natali, Sebastian mengetuk pintu kamarnya " Tok, Tok, Tok, Tuan Lewis... didepan ada pengantar Mobil, mereka sedang menunggu anda !" teriak Sebastian dari luar kamar.
Julian tersadar " Tunggu ...., sebentar lagi aku turun !" saut Julian.
" Baik Tuan...! " Jawab Sebastian patuh.
Julian bergegas memakai baju barunya yang sudah di kirim dari Toko dalam Mall saat dia belum pulang dengan Celia.
Julian memakai baju santai, dia langsung turun dari kamarnya untuk menemui pengirim Mobil.
Manajer pameran Mobil sendiri yang mengantar Mobil - Mobil tersebut , karena Manajer tahu jika dia perlu berhubunan dengan orang seperti Julian, pasalnya orang seperti Julian pasti akan memberikan dia banyak keuntungan jika bisa menjalin koneksi dengannya.
Julian menghampiri Manajer yang sedang duduk di kursi teras Mansion miliknya , Manajer langsung berdiri ketika melihat Julian datang.
" Tuan Lewis... Maaf kami mengirim terlalu sore, karena kami perlu mengurus - urus berkas Mobil - Mobil ini terlebih dahulu agar menjadi nama anda semua " Ucap Manajer sopan sambil menyerahkan berkas - berkas Mobil.
Julian mengangguk mengerti, dia menerima berkas - berkas tersebut tanpa mengeceknya " Terimakasih karena sudah bekerja dengan cepat untukku " ucap Julian datar.
Manajer tersenyum senang karena di puji Julian " Tuan Lewis, Silahkan tanda tangan disini " Manajer menyerahkan bukti pengiriman.
Julian dengan sigap langsung menandatanganinya tanpa banyak bertanya, dia kemudian menyerahkan bukti pengiruman pada sang Manjer kembali.
Manajer menerimanya , dia mengeluarkan kartu namanya " Tuan Lewis, ini kartu nama saya , siapa tahu anda butuh Mobil mewah atau alat transportasi lainnya seperti Jet pribadi , Helikopter atau mungkin kapal Pesiar, dengan koneksi saya , saya akan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk anda " ucap Manajer ramah.
Julian menerima kartu nama tersebut , dia memandang kartu nama tersebut dan beralih menatap Manajer " Baiklah aku akan simpan ini , cepat atau lambat aku pasti akan menghubungimu kembali !"
Manajer tersenyum cerah " tentu saja Tuan Lewis, nomor saya aktif dua puluh emapat jam untuk anda, jangan sungkan - sungkan untuk menghubungi saya, kalau begitu saya permisi dulu " Manajer bersalaman dengan Julian kemudian meninggalkan kediaman Julian bersama dengan anak buahnya.
Julian menghampiri Mobil - Mobil mewahnya , Pagani Zonda, Mclaren, Pagani Huyaria dan Lamborghin Vaneno.
Julian tersenyum Puas , pasalnya dia memang bermimpi untuk membeli Mobil - Mobil tersebut, Julian tidak menyangka jika dia bisa membelinya juga.
Pelayan Wanita yang melihat Mobil mewah julian dari kejauhan mereka terpesona.
" Tuan Lewis benar - benar kaya banget , dia langsung membeli empat Mobil mewah sekaligus tanpa pikir panjang !"
" Empat apanya ?, dia beli Lima Mobil !"
" Lima Mobil ?, tapi itu cuma ada empat ?"
" Huffftt.... Satu Mobil lagi diberikan untuk Celia, dia benar - benar beruntung sekali bisa diperlakuakan seperti itu oleh Tuan Lewis !"
Semua Wanita pelayan menghela napas sedih, pasalnya mereka juga ingin diperlakukan seperti Celia, tapi mungkin itu hanya mimpi bagi mereka.
' ehem ' Sebastian berdehem , mengakibatkan para pelayan tersebut langsung kaget " Ngerumpi terus, kembali bekerja !" ucap Sebastian tegas.
Para pelayan menganggukan kepalanya, mereka langsung membubarkan diri dan kembali bekerja ditempatnya masing - masing.
***
Malam harinya, Julian bersiap - siap untuk kencan dengan Rachel di Last Resto.
Julian juga sudah menelpon Manajer Last Resto untuk memboking seluruh tempat tersebut, dia juga menyuruh Manajer untuk menyiapkan sesuatu yang paling Romantis untuk Rachel.
Julian ingin mendapat perhatian Rachel secepatnya, Karena Rachel Wanita pertama yang mau di ajak jalan, saat dia tidak melihat kekayaan Julian.
Julian berpikir jika Rachel pasti Wanita yang baik, pasalnya dia mau menghibur dirinya yang sedang terpuruk.
Julian membawa Lamborghini Vaneno untuk ke Last Resto, Celia yang melihat Julian pergi tanpa pamit, dia hanya bisa menghela napas panjang untuk tidak memikirkan hal Negatif pada Julian, pasalnya dia sadar jika Julian bebas melakukan apapun, Jika dia mengekangnya mungkin Julian akan menjauh darinya, bagi Celia sudah tinggal bersama dengan Julian itu sudah anugrah terindah.
Sementara itu Rachel sudah sampai terlebih dahulu di Last Resto. Dia mengenakan gaun merah yang menonjolkan lekuk tubuhnya, riasan tipis yang menghiasi wajahnya membuat dia semakin terlihat cantik, apalagi Rachel tidak mengenakan kacamata, membuat kecantikannya semakin terlihat.
Rachel mengerutkan keningnya saat melihat karpet merah yang membentang di sepanjang pintu masuk Last Resto, para pelayan berjejer rapi menyambutnya.
Rachel bingung, pasalnya dia takut jika akan ada orang penting yang akan makan malam di Last Resto, makanya dia tertegun di ujung karpet merah.
Manajer Last Resto langsung menghampirinya " Nona Rachel Claus , Silahkan ..." Manajer mempersilahkan Rachel dengan hormat.
Rachel mengernyitkan dahi, dia kemudian bertanya " maaf Tuan... ini ada apa yah ?" tanya Rachel penasaran.
Manajer tersenyum " Nona Rachel, malam ini Last Resto khusus untuk melayani anda dan Tuan Lewis, jadi biarkan kami melayani anda dengan baik, silahkan Nona..."
Rachel terkejut " Tuan Lewis ?, apakah ini semua Julian yang mengaturnya ?, tapi bagaimana mungkin ?" Rachel bertanya - tanya dalam hatinya.
.
.
.
.