FOLLOW IG AUTHOR: @Thalindalena
“Aku ingin kau menjaga mereka 24 jam!” ucap Ricko dengan nada datar pada babysitter baru kedua anak kembarnya.
“Raisa mempunyai penyakit kelainan genetik, dia membutuhkan donor sumsum tulang belakang dari ibunya, tapi masalahnya aku tidak tahu keberadaan ibunya saat ini. Ibu si kembar adalah ibu pengganti, yang saat ini tidak tahu di mana keberadaannya. Kata dokter, Raisa bertahan hidup sampai 3 bulan lagi, jika aku tidak segera menemukan ibunya, maka nyawa Raisa tidak akan terselamatkan.” Ricko mengatakan itu semua dengan perasaan yang tidak karuan. Sebagai seorang ayah dia merasa sangat terpukul saat melihat kondisi putrinya.
Akankah, Ricko dapat menemukan ibu dari kedua anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
First Kiss
“Pak, ada apa?” tanya Jasmine, ia saat ini sudah berada di dalam ruangan Ricko. Jasmine terheran-heran dengan sikap Ricko yang tiba-tiba menariknya dan membawa dirinya masuk ke dalam ruangan tersebut.
Ricko berkacak pinggang seraya menatap tajam Jasmine. “Seharusnya kau sadar dengan kesalahan yang sudah kau perbuat!” jawab Ricko dengan nada kesal.
“Hah?!” Jasmine hanya melongo ketika mendengar jawaban Ricko yang menurutnya tidak masuk akal, memangnya dirinya melakukan kesalahan apa? Pikir Jasmine dengan kebingungannya.
“Hah! Heh! Hoh! Tidak ingatkah kalau sebelumnya kau sudah berjanji akan menghubungiku 10 menit sekali!” ucap Ricko sambil berjalan mendekati Jasmine.
“Maaf, untuk itu aku tidak ingat, he he he.” Jasmine tertawa sambil memundurkan langkahnya saat Ricko semakin mendekatinya.
“Jadi, kau sudah tahu konsekuensinya ‘kan?” Ricko kini mengangkat dagu Jasmine dengan jari telunjuknya.
Jasmine menganggukkan kepalanya yang sedikit mendongak. Kedua mata bulatnya menatap wajah tampan Ricko dari jarak yang sangat dekat. Seketika itu dadanya langsung berdebar-debar tidak karuan, secepat mungkin ia langsung mengalihkan pandangannya agar dirinya tidak khilaf.
“Kau sudah siap menerima hukumanmu?” tanya Ricko lagi dengan suara yang serak, menatap bibir Jasmine yang terlihat ranum dan sangat menggoda.
“I-iya, tapi jangan keras-keras,” jawab Jasmine dengan polosnya.
“Hah?!” Hayalan Ricko jadi ambyar ketika mendengar jawaban Jasmine.
“Bapak mau menyentil keningku ‘kan?” Jasmine menatap Ricko dengan polos dan lagu
“Ck!” Ricko langsung melepaskan dagu Jasmine dengan kasar, lalu ia berkacak pinggang. “Iya, aku akan menyentil keningmu sampai berdarah! Bahkan aku bisa juga memakanmu dan mencincang habis tubuh kerempengmu itu!” Ricko gregetan dengan Jasmine yang polosnya kebangetan.
“Ih, kejamnya!” Jasmine mengerucutkan bibirnya lucu, membuat Ricko menjadi semakin tidak tahan untuk mengecupnya. Dengan gerakan cepat, Ricko menarik tengkuk Jasmine dan melabuhkan ciuman lembut di bibir yang selalu menggodanya itu.
Jasmine membeku di tempat. Ia sangat terkejut, kedua bola matanya mengedi-ngedip lucu, bahkan ia sampai lupa caranya bernafas.
Bibir mereka hanya menempel saja, tidak ada gerakan sama sekali. Akan tetapi hal itu mampu menggetarkan hati keduanya.
Ricko merasakan betapa lembutnya bibir Jasmine. Rasanya ia ingin melakukan hal yang lebih, memagut bibir tersebut tanpa henti, akan tetapi otaknya masih berfungsi dengan baik, ia tidak akan melakukan hal yang lebih dari itu karena ia sadar kalau yang sedang ia lakukan saat ini adalah salah.
Hampir satu menit bibir mereka saling menempel. Jasmine segera mendorong dada bidang Ricko agar ciuman tersebut terlepas.
Jasmine menggigit bibir bawahnya seraya mengusapnya saat ciuman mereka terlepas. Rasa canggung dan gugup kini mendera hati keduanya.
“Emhh ...” Jasmine bergumam tidak jelas sambil menundukkan kepalanya.
“Aku ... emh ... keluar dari ruanganku, mungkin anak-anak membutuhkanmu,” ucap Ricko tanpa menatap Jasmine, ia segera duduk di kursi kerjanya tanpa meminta maaf atau merasa bersalah.
“Oh, iya.” Jasmine segera keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan yang tidak karuan.
Setelah Jasmine tidak terlihat, Ricko merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa menahan diri. Ah, ciuman pertamanya ia berikan kepada pengasuh kedua anaknya. Ricko mengusap bibirnya dengan ibu jarinya dengan gerakan memutar. Bibir Jasmine yang kenyal dan hangat masih begitu terasa di permukaan bibirnya. Dadanya berdesir hebat dan jantungnya berdetak tidak karuan jika mengingat ciuman yang terjadi beberapa detik yang lalu.
*
*
“Kau tidak apa-apa? Apakah Ricko memarahimu?” tanya Jojo pada Jasmine yang sudah duduk di salah satu ruangan yang di khususkan untuk tamu di perusahaan tersebut.
Jasmine menggeleng dengan pelan sebagai jawaban.
“Ricko mempunyai temperamen yang buruk jadi jangan takut untuk mengatakannya kepadaku kalau dia habis memarahimu. Aku akan membalasnya dan memarahinya untukmu,” ucap Jojo seraya memberikan satu botol air mineral berukuran sedang.
“Terima kasih,” ucap Jasmine segera membuka botol air tersebut dan segera meminumnya hingga tersisa setengah. Dadanya masih berdetak tidak karuan dengan kejadian beberapa detik yang lalu.
“Ish, apa maksudnya ini? Apakah dia ingin mempermainkan aku?” batin Jasmine.
“Jasmine!” panggil Jojo, gadis itu terlihat cemas dengan keadaan Jasmine yang seperti orang kesambet saat keluar dari ruangan Ricko.
Jasmine menoleh lalu tersenyum menatap Jojo. “Sungguh aku tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa menghadapi Pak Ricko,” ucap Jasmine meyakinkan.
“Aku hanya khawatir, apa lagi wajahmu terlihat memerah,” ucap Jojo.
“Oh, benarkah?” Jasmine langsung menangkup wajahnya dengan kedua tangannya, khawatir kalau saudara kembar Bosnya itu mengetahui sesuatu yang baru saja terjadi antara dirinya dan Ricko.
“Iya, memangnya Ricko si anak nakal itu berbuat apa kepadamu hingga membuat wajahmu menjadi merah seperti itu?” tanya Jojo sangat penasaran.
“Anu ... itu ... anu.”
***
Anu apa Jasmine? Yang jelas dong🤣🙈
Buat silent readers tolong ya tolong banget, gerakin jempol tangannya untuk tekan like (👍🏼) terima kasih🙏