Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
Dan entah kenapa mendengar penjelasan itu membuat hati Dirga bertambah yakin dengan apa yang ada di pikirannya saat ini.
" Baiklah, saya rasa sudah cukup penjelasan dari kamu, sekarang kamu bisa kembali ke kamar Flo dan temani lagi putri saya tidur malam ini. " kata Durga dan itu sungguh membuat Naya sangat terkejut.
" Bapak tidak mara... tidak masalah kalau bapak mau pecat saya, saya terima ko Pak. " kata Naya karena itu yang ada dalam pikirannya.
" Saya sendiri yang meminta mu untuk bekerja dengan saya menjadi pengasuh anak saya, jadi tidak ada alasan saya untuk memecat mu, lagian kalau pun saya memecat kamu bagaimana nanti dengan anak saya, apa yang akan saya katakan nanti dengannya. " sahut Dirga dengan santainya.
" Terimakasih pak, sudah mengerti dengan keadaan saya, saya juga sudah sangat menyayangi putri bapak, meskipun kami hanya bertemu beberapa hari ini, kalau bapak pecat saya, hati saya pasti akan hancur pak. " kata Naya lagi
" Sesayang itukah kamu dengan putri saya, apa alasan mu, mengapa begitu menyayangi putri saya, bahkan saya lihat dia pun sepertinya sangat menyayangimu. " tanya Dirga lagi.
" Entahlah Pak, pada awalnya saya juga tidak mengerti kenapa saya bisa se sayang ini pada anak kecil, padahal dulu tidak. Setelah saya tahu siapa ibu dari anak itu, membuat saya mengerti ternyata itulah alasan saya bisa sangat menyayanginya sampai sedalam ini. " kata Naya lagi.
" Memangnya kamu tahu siapa istri saya dan ibu dari anak saya itu ?" tanya Dirga yang semakin penasaran siapa sebenarnya perempuan yang ada di hadapannya itu.
Mendengar pertanyaan itu Naya langsung mengambil foto yang terpasang rapi di atas meja kerja Dirga itu.
" Perempuan ini adalah sahabat seperjuangan saya waktu kuliah dulu, kami sering makan dan tidur bersama rasanya melebihi saudara kandung sendiri. " kata Naya sambil memandang foto almarhum istri Dirga itu.
Sedangkan Dirga sangat terkejut mendengar semua itu, ia tidak menyangka kalau perempuan yang ada di hadapannya ini adalah sahabat lama sang istri.
Kemudian Naya melanjutkan lagi perkataannya sambil memeluk foto itu dan membawanya berjalan di dan berdiri di depan jendela ruangan itu.
" Itulah sebabnya ibu saya juga sangat menyayangi Flo dan sudah menganggap Flo seperti cucunya sendiri. Karena Anggun memang sudah di anggap ibu saya seperti anaknya sendiri karena sangat sering tidur di rumah saya dan saya pun sebaliknya, kami berbagi suka dan duka bersama, sampai kami lulus kuliah dan ia langsung di bawa keluarganya ke luar negeri sehingga kami putus komunikasi sampai saat ini. " kata Naya lagi sambil sesekali melihat foto itu dan tak terasa titik air mata Naya sambil memandang foto sahabat lamanya itu.
Sedangkan Dirga sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, ia hanya mendengarkan saja apa yang Naya katakan.
" Baiklah Pak, sebaiknya saya kembali, takut kalau Flo bangun dan mencari saya, permisi pak Dirga. " pamit Naya sambil meletakkan kembali foto sahabatnya itu di meja kerja Dirga.
" Iya silahkan " sahut Dirga.
Naya langsung keluar dari ruangan itu, dan langsung menuju ke kamar anak asuhnya itu.
Sesampainya di sana ia langsung memeluk dan mencium gadis kecil yang sedang tertidur pulas itu.
" Gun, hiks hiks hiks... untung lah, pak Dirga masih mengijinkan ku bersama putrimu, karena hanya anak ini yang bisa mengobati rasa kangen ku dengan mu Gun. " ucap Naya pelan sambil mengusap kepala dan mencium kening gadis kecil itu.
Saking lelahnya menangis karena teringat sahabat lamanya itu, akhirnya Naya tertidur sambil memeluk anak dari sahabatnya itu.
Sedangkan Dirga, saat ini ia masih sangat terkejut karena baru mengetahui kalau pengasuh anaknya itu adalah sahabat dari mendiang istrinya.
Sampai ponselnya berdering sehingga menyadarkannya dari rasa terkejutnya tadi.