Demi Sebuah Kata Bakti (Kau Abaikan Anak Istri)

Yesha tak henti-hentinya meminta maaf karena telah menjadikan Abhi tamengnya, dan berterimakasih kepada mama Erina karena telah membelanya tadi. Setelah mengantar Yesha,Jihan dan Aksa pulang ke rumahnya Abhi terlihat selalu memasang senyum simpul dibibirnya, dan itu tak luput dari penglihatan Mama Erina yang duduk di sebelahnya.

"Kamu kenapa Bhi... senyum- senyum gitu. " kata-kata mama Erina mengejutkan Abhi yang sedang berfantasi.

"Apa sih, ma. Siapa yang senyum. " Wajah Abhi langsung berubah datar setelah di kagetkan mamanya.

Mama Erina yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Lalu menatap lurus jalanan didepan.

"Apa kamu menyukai Yesha? " tanya mama Erina kemudian dengan pandangan masih menatap lurus ke depan.

Abhi menoleh sebentar ke arah mamanya, lalu kembali fokus ke depan.

"Mama ngomong apa sih? " kata Abhi dengan perasaan tak karuan

Mama Erina menghembuskan nafas beratnya.

"Mama melihat semua perubahan raut wajahmu setiap kali bertemu dengan Yesha. Kamu yang dingin bisa berubah menjadi hangat, setiap kali bersamanya. Mama bisa merasakan itu, Abhi. " kata mama Erina kemudian.

Abhi menoleh ke arah mamanya yang sudah tak lagi muda itu dengan perasaan campur aduk. Lalu kembali melihat ke arah jalanan.

"Jika kamu menyukai Yesha, Kami tidak akan keberatan nak. Yesha adalah wanita baik, dia adalah wanita kuat yang berjuang untuk mendapatkan kebahagiaanya." mama Erina mengeluarkan senyumannya saat berkata seperti itu.

"Walau dia janda anak satu " pancing Abhi kepada mamanya.

Mama Erina mengangguk.

"Mama dan papa tidak peduli dia janda anak satu. Asalkan kamu menyukainya. Mama dan papa tidak akan egois lagi, untuk membangun bisnis kami ataupun bekerja sama dengan jalan perjodohan anak-anak kami. Saat ini yang kami pikirkan adalah kebahagiaanmu dan Jihan. Kejadian masa lalu sudah menjadi pelajaran berharga bagi kami. " kata Mama Erina dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Sudah lima tahun Abhi, sudah saatnya kamu membuka hatimu dan mengobati lukamu. Kamu dan Yesha pernah sama-sama terluka karena pasangan kalian, mungkin kelak kalian bisa saling mengobati satu sama lain. Saling menjaga hati dan memberi dukungan. " Lanjutnya lagi.

"Entahlah ma, aku masih belum tau bagaimana perasaanku padanya. Entah itu rasa suka, kasihan, atau simpati. Aku masih belum mendalami perasaan ini. Tapi satu yang pasti, aku merasa nyaman saat berada di dekat Yesha dan bersamanya. " kata Abhi kemudian, dia mengemukakan bagaimana perasaannya kepada Yesha.

"Tidak apa-apa, pelan-pelan saja tidak usah terlalu terburu-buru. Selami dulu perasaanmu padanya. Masih ada waktu sekitar dua bulan untuk mengetahui perasaan mu, sambil menunggu masa iddah nya selesai. " kata mama Erina kemudian.

Baru kali ini mama Erina dan Abhi bicara banyak setelah lima tahun terakhir karena kejadian masa lalu yang membuat anaknya itu membeku dan tidak mau bicara kepada mama maupun papanya. Karena dia merasa, semua itu terjadi karena mereka telalu memaksakan perjodohan kepadanya.

Sesampainya di rumah, Abhi langsung masuk ke dalam kamarnya membuka baju dan hanya menyisakan boxer yang menutupi aset berharganya saja. Dia lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Pikirannya menerawang ke beberapa saat yang lalu, ketika jari lentik Yesha menyuapinya makanan. Sungguh, baru kali ini dia di suapi seorang wanita selain mamanya. Dan anehnya dia juga bisa menerima makanan yang masuk ke dalam mulutnya melalui tangan Yesha.

Apakah benar Yesha tercipta untuknya setelah drama pernikahan yang mereka berdua alami?

Karena semua yang Yesha masak atau Yesha lakukan semuanya menarik di mata Abhi. 'Apakah Yesha adalah jodoh Abhi yang tertunda?' pikirnya. Abhi tidak bisa berfikir lagi, dia akan menjalani apapun yang terjadi ke depannya lagi.

*

Dika yang juga sudah berada di rumah merasa tidak semangat lagi, setelah apa yang dilihatnya tadi. Terang-terangan seorang wanita paruh baya yang terlihat modis dan elegan mengakui Yesha sebagai calon menantunya, itu artinya Yesha akan menikah dengan anak lelakinya. Dan hanya ada dua lelaki di sana yaitu Aksa dan pengacara Yesha yaitu Abhiseva. Seorang pengacara muda berbakat yang handal. Yang baru satu dua tahun ini berada di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikannya di luar negeri.

"Apakah setelah lepas dariku, Yesha akan mendapatkan pria yang jauh lebih baik dan lebih mapan dari dirinya? Sedangkan dia sendiri harus terjerat dengan wanita selingkuhannya karena sudah hamil.

"Apakah aku harus menikahi Vio? Lagipula mungkin setelah masa iddahnya selesain Yesha juga akan menikah dengan pengacara itu. " pikir Dika malam itu.

Akhirnya Dika memutuskan untuk menikahi Vio, walau apapun yang terjadi, Meski dia sendiri tidak mencintai Vio sepenuh hatinya. Tapi setidaknya dia bisa memanfaatkan kekayaan vio untuk memperkaya dirinya sendiri nanti.

Lagipula dulu saat menikahi Yesha dia juga tidak mencintainya. Dia hanya ingin membuktikan omongan seseorang yang mengatakan kalau Yesha adalah pembawa keberuntungan. Dan itu terbukti setelah kurang lebih tujuh tahun menikah walau tak ada cinta, tapi karirnya tetap merangkak naik. Dan kini Yesha sudah lepas darinya, dia akan menikahi vio yang katanya anak orang kaya itu. Dia akan menjadikan Vio ATM berjalannya dan memperkaya dirinya sendiri apabila nanti saat karirnya tiba-tiba merdup dia sudah memiliki banyak tabungan.

Itulah yang diputuskan Dika malam itu. Sebuah pikiran licik sama seperti ibunya yang memiliki banyak pemikiram licik di benaknya.

'Terserah kamu mau menikah dengan siapa Yesha, kamu mencari kebahagiaanmu sendiri, dan aku akan mengumpulkan kekayaanku sendiri. " gumam Dika dengan senyumam liciknya.

"Kita akan buktikan siapa yang akan lebih sukses mendapatkan kebahagiaan nantinya. " gumamnya lagi.

*

*

Keesokam harinya, Yesha kedatangan tamu. Sepasang paruh baya pemilik rumah sebelah yang kemarin rumahnya ditawar oleh Yesha. Entah kenapa, tiba-tiba pagi ini mereka berdua berkunjung ke rumah Yesha.

"Ada apa ya, pak, bu... Apa ada yang bisa saya bantu. " tanya Yesha setelah mereka duduk di ruang tamu.

"Maaf mbak Yesha, kami tiba-tiba kesini untuk menanyakan apakah mbak Yesha masih menginginkam rumah kami? " kata istri pemilik rumah.

"Tentu saja masih, bu. Tapi maaf, saya tidak bisa menaikkan harga penawaran saya kemarin. Karena saya hanya memiliki uang segitu, dan masih punya simpanan sedikit untuk merenovasi rumahnya kelak menjadi seperti yang saya ingin kan. " ucap Yesha jujur.

Sepasang suami istri itu nampak saling berpandangan, lalu mengangguk secara bersamaan.

"Baiklah mbak, Jika mbak Yesha masih menginginkan rumah kami. Kami akan menjualnya sesuai harga yang mbak Yesha tawarkan. " kata suaminya.

"Iya mbak, nggak apa-apa deh harga segitu. Dari pada kami harus mencari pembeli lain lagi. Mungkin akan lama mendapatkannya. Sedangkan kami sangat membutuhkan uang itu dalam waktu dekat. " ganti istrinya yang berbicara.

"Mohon maaf, memangnya apa yang terjadi, pak, bu kenapa kalian tiba-tiba berubah pikiran secepat ini? " tanya Yesha yang juga penasaran dengan apa yang terjadi.

"Semalam kami mendapat telpon dari keluarga di kampung, kalau kedua orang tua suami dari suami mengalami kecelakaan dan saat ini sedang dalam keadaan koma. Kami tidak ada uang untuk kembali ke kampung halaman, karena bapak juga baru saja terkena phk mbak. Karena itu kami menjual rumah kami, agar kami bisa pulang kampung dan membeli sebidang tanah untuk masa tua kami kelak. " jelas istri sang pemilik rumah.

"Ooh, begitu. Jadi bapak sama ibu butuh uang dalam waktu dekat?" tanya Yesha kemudian.

Kedua orang itupun mengangguk.

"Baiklah, nanti saya akan telpon kenalan saya yang pengacara. Saya akan menanyakan proses jual beli tanah ini apakah akan memakan waktu lama, sekalian saya akan balik nama sertifikat tanah tersebut atas nama saya bu. " kata Yesha pada akhirnya.

"Baiklah, mbak Yesha. kami menunggu kabar baiknya secepatnya. "

"Iya, bu. Saya usahakan secepatnya. "

Setelah mengatakan itu, kedua paruh baya itupun kembali ke rumahnya. Dan Yesha sendiri langsung menghubungi Abhi.

"Hallo mas, " sapa Yesha saat panggilan sudah di angkat.

**********

"apakah mas Abhi ada di kantor siang ini? " tanya Yesha kemudian.

**********

"Baiklah nanti aku yang akan mengantar bekal makan siang mas Abhi sendiri. Karena ada sesuatu yang harus aku bicarakan dengan mas Abhi. Aku butuh bantuan mas Abhi lagi sepertinya."

*********

"Baiklah aku akan kesana nanti. Terimakasih sebelumnya, mas. "

Yesha akhirnya menutup telponnya. Dan dia segera kedapur untuk memasak makan siang untuk Abhi, Aksa dan Jihan. Lalu segera berangkat ke kantor Abhi.

to be continued.