Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.
Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.
Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.
Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.
Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?
Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Markas Kelompok Macan Kumbang
"Hemm, sepertinya ini adalah markas dari ketiga orang itu" gumam Qiao Feng sambil tetap memperhatikan ke depan.
Wushh!!!
Dia kemudian melompat. Mencari tempat yang lebih dekat dan lebih leluasa untuk mengintai. Setelah tiga kali lompatan, Qiao Feng akhirnya berhasil memperkecil jaraknya.
Sekarang dia berada dibalik atap penginapan. Dari tempatnya saat ini, Qiao Feng bisa melihat lebih jelas bangunan tua yang sejak tadi dia intai.
Rupanya keadaan di dalam lebih ramai daripada keadaan di luarnya. Malah di sebuah ruangan yang besar, saat ini terlihat ada lima orang yang sedang duduk dalam satu meja bundar.
Di belakang mereka, terdapat pula orang-orang yang mempunyai tubuh tinggi kekar. Jumlah orang yang ada di belakang lebih banyak daripada yang sedang duduk itu. Mungkin mencapai sekitar dua puluh orang.
Setiap lima orang dari mereka mengenakan pakaian yang berbeda. Meskipun belum tahu secara pasti, tapi Qiao Feng dapat menduga bahwa mereka terdiri dari kelompoknya masing-masing.
Melihat lebih jauh, di atas meja bundar yang cukup lebar itu, terlihat ada kandang besi berukuran lumayan besar. Di dalam kandang itu sendiri ada seekor hewan yang mirip dengan kucing.
"Ah, itu dia anak dari Siluman Harimau Bersayap!" kata Qiao Feng berseru kaget setelah dia mengetahuinya.
Qiao Feng mengepalkan kedua tangannya. Dia merasa gemas. Rupanya memang orang-orang itulah pelakunya.
"Hemm, sepertinya aku menyadari sesuatu," gumamnya. "Sepertinya orang-orang itu sedang melakukan transaksi,"
Qiao Feng merasa yakin akan hal tersebut. Dan sekarang, setelah tahu bahwa memang bangunan itulah tempat yang dia cari, tanpa banyak basa-basi lagi Qiao Feng segera keluar dari tempat persembunyiannya.
Wushh!!!
Dia melayang turun dari atap tersebut dan langsung mendarat tepat di halaman bangunan tua yang bukan lain adalah markas Kelompok Macan Kumbang.
Kedatangannya itu disambut dengan tujuh orang yang bertugas menjaga. Begitu melihat adanya kehadiran orang lain, secara serempak mereka langsung melompat dan mengepungnya.
"Siapa kau? Mau apa kemari?" tanya salah satu dari mereka. Sembari mengajukan pertanyaan tersebut, orang itu sudah mengacungkan pedangnya. Mungkin niatnya ingin menakut-nakuti Qiao Feng.
"Namaku tidak perlu tahu. Dan tujuanku kemari adalah untuk membawa anak Siluman Harimau Bersayap," jawabnya dengan jujur.
"Di sini tidak ada anak siluman yang kau sebut itu," jawab penjaga yang lain.
"Tidak perlu berbohong. Aku sudah tahu semuanya. Minggir lah, aku tidak ingin membuat keributan,"
Qiao Feng kemudian segera berjalan tanpa menghiraukan tujuh orang penjaga itu. Dia memang tidak ingin melukai mereka. Tapi sayangnya, orang-orang itu justru malah mengantarkan nyawanya sendiri.
Baru saja Qiao Feng berjalan lima langkah, mereka malah sudah menyerangnya secara serempak. Tujuh batang pedang datang dari setiap penjuru. Tebasan pedang itu mengincar seluruh tubuh Qiao Feng.
Meskipun gerakannya cukup cepat, tapi hal itu tidak berarti apa-apa bagi dirinya.
"Aku sudah menghindar, tapi kalian masih mengejar," katanya gemas.
Wushh!!!
Ia menggerakkan kedua tangannya dengan cepat. Bayangan merah segera bergerak laksana kilat. Satu helaan nafas kemudian, tujuh batang pedang yang ingin merenggut nyawanya, kini sudah berada dalam genggaman tangan Qiao Feng.
Clangg!!!
Ia mematahkan semua pedang itu dengan gerakan sederhana. Setelahnya, sebelum tujuh orang penjaga itu tersadar, Qiao Feng kembali mengirimkan serangan susulan.
Ia memukul dada para penjaga dengan telak. Satu orang satu pukulan. Walaupun serangan itu tidak berbahaya, tapi rasanya itu saja sudah cukup untuk membuat mereka tak sadarkan diri.
Dalam waktu singkat saja, Qiao Feng sudah berhasil melumpuhkan orang-orang tersebut.
Berhasil dengan pekerjaan pertama, dia berniat untuk melanjutkan pekerjaan selanjutnya.
Dengan langkah ringkan, Qiao Feng mulai masuk ke dalam bangunan tua di depannya matanya itu.
Krekk!!!
Pintu terbuka. Qiao Feng masuk dengan santai. Seolah-olah ia sedang memasuki kamarnya sendiri.
"Oh, rupanya di sini banyak orang?" ia tersenyum kepada mereka. Suaranya ramah, tidak terlihat adanya permusuhan sedikit pun.
"Heh, bocah dari mana yang berani masuk kemari?" orang tinggi besar yang mengenakan pakaian hijau tua membentaknya dengan nada kasar.
"Aih, galak sekali Paman ini," kata Qiao Feng seakan-akan dia merasa takut. "Aku sengaja datang kemari karena ingin melihat hewan di dalam kandang besi itu," dia melanjutkan ucapannya sambil menunjuk ke benda yang dimaksud.
Mereka menoleh bersamaan ke arah kandang besi. Setelah itu, seorang pria tua berkumis dan berjenggot tebal tiba-tiba bangkit berdiri.
Orang ini tingginya sedang. Rambutnya yang panjang diikat dengan kain sutera warna biru, sama seperti pakaian dan jubahnya. Di pinggang orang tersebut ada sepasang golok yang sangat tajam.
Dia menatap Qiao Feng cukup lama, lalu kemudian berkata. "Anak muda, lebih baik kau segera pergi dari sini. Hewan di dalam kandang besi ini bukan apa-apa. Lagi pula, aku rasa tidak ada sangkut pautnya denganmu,"
Suaranya datar. Tapi sepasang matanya menatap Qiao Feng dengan sangat tajam. Jelas, dalam ucapan tersebut sebenarnya ia telah mengusir pergi.
"Ah, tapi rasa penasaranku sudah tidak bisa ditahan lagi, Paman," ucapnya mengeluh. "Tapi, tunggu dulu. Bukankah itu adalah anak dari Siluman Harimau Bersayap?" ia berlagak seolah-olah terkejut.
"Bukan, ini hanya hewan langka saja. Sudahlah, pergi saja sekarang,"
"Ah, sepertinya benar. Itu anak Siluman Harimau Bersayap yang kalian curi sekitar satu minggu lalu. Hemm, tega sekali kalian memisahkan keluarga siluman itu,"
"Anak muda!" pria tua itu berkata dengan nada dalam. "Apakah kau tuli?"
"Aku tidak tuli. Aku manusia normal seperti kalian,"
"Kalau begitu, kenapa kau tidak mendengar ucapanku? Bukankah aku menyuruhmu pergi?"
"Kalau aku tidak mau, memangnya kenapa?"
Percakapan di antara mereka mulai serius. Ketegangan di dalam ruangan itu segera terasakan dengan jelas. Si pria tua memandang semakin tajam. Tapi sikap Qiao Feng masih santai seperti biasanya.
"Sepertinya kau sudah tidak sayang nyawamu sendiri," keluh pria tersebut.
Dia kemudian bertepuk tangan tiga kali. Tidak lama setelah itu segera muncul keluar sepuluh orang serba hitam dari empat penjuru.
Mereka memunculkan dirinya dengan senjata lengkap. Kejadian seperti tadi terulang. Orang-orang tersebut saat ini sudah mengepung Qiao Feng.
"Berikan pelajaran bocah itu," kata si pria yang sejak tadi bicara sambil menunjuk ke arah Qiao Feng.
"Baik,"
Sepuluh orang serba hitam menjawab. Mereka kemudian menerjang ke depan dengan serangannya masing-masing.
Menghadapi orang-orang semacam ini, tentu saja Qiao Feng tidak merasa takut sedikit pun. Hanya saja, dia ingin mempermainkan pihak lawan.
Dia berlagak seolah-olah takut. Beberapa kali mundur ke belakang, namun sepuluh orang itu masih terus mengejarnya. Pedang yang sangat tajam entah sudah berapa kali berkelebat.
Sayangnya tidak ada satu pun serangan yang berhasil mengenai sasaran.
"Tidak, tidak. Jangan bunuh aku," kata Qiao Feng sambil mengibaskan kedua tangannya secara bergantian.
Wushh!!! Wushh!!!
Gulungan angin berhembus. Satu-persatu dari sepuluh orang itu terlempar ke belakang.