NovelToon NovelToon
Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Istriku Berubah Setelah Hilang Ingatan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Seiring Waktu / Gadis Amnesia / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:447.6k
Nilai: 5
Nama Author: Itha Sulfiana

Edward terkejut saat istrinya yang hilang ingatan tiba-tiba mengajukan gugatan cerai kepadanya.

Perempuan yang selama empat tahun ini selalu menjadikan Edward prioritas, kini berubah menjadi sosok yang benar-benar cuek terhadap apapun urusan Edward.

Perempuan itu bahkan tak peduli lagi meski Edward membawa mantan kekasihnya pulang ke rumah. Padahal, dulunya sang istri selalu mengancam akan bunuh diri jika Edward ketahuan sedang bersama mantan kekasihnya itu.

Semua kini terasa berbeda. Dan, Edward baru menyadari bahwa cintanya ternyata perlahan telah tumbuh terhadap sang istri ketika perempuan itu kini hampir lepas dari genggaman.

Kini, sanggupkah Edward mempertahankan sang istri ketika cinta masa kecil perempuan itu juga turut ikut campur dalam kehidupan mereka?

*Sedang dalam tahap revisi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Sulfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekadar batu loncatan

Edward tak pernah menyangka jika pria tua yang selama ini telah memutuskan hubungan dengan putrinya sendiri, akan muncul secara tiba-tiba hari ini.

Sialnya lagi, Tuan James Howarts muncul pada saat yang sangat tidak tepat. Nana sedang tidak ada di rumah dan dirinya tengah menggenggam tangan perempuan lain dihadapan sang Ayah mertua.

"Kenapa kamu hanya diam saja? Jawab pertanyaanku, Edward!"

"Dia istri temanku, Pa. Karena suaminya sedang ada tugas diluar kota, maka dia menitipkan istrinya padaku dan juga pada Nana."

Pandai sekali Edward mencari alasan. Bahkan, Silva saja dibuat terkejut olehnya. Sejak kapan, Edward pandai berbohong?

"Kalau begitu, dimana putriku sekarang?" tanya pria tua itu. "Kenapa hanya kalian berdua saja yang terlihat?"

"Di-dia sedang keluar untuk berbelanja," jawab Edward lagi.

Sorot mata pria tua itu menatap Edward dengan sangat tajam. Sementara, yang ditatap terlihat seperti orang yang salah tingkah.

"Apa benar kalau kamu adalah istri dari temannya Edward?" tanya James pada Silva.

"Be-benar,"angguk Silva gugup.

Aura pria tua itu benar-benar mendominasi. Ditambah dengan kehadiran asisten dan juga pengawal pribadi, maka wibawa seorang James Howarts semakin menciptakan kesenjangan yang cukup besar diantara mereka.

"Kamu bukan selingkuhan Edward, kan?"

Degh!

Mata Silva langsung melotot. Dia kaget karena James Howarts mampu menebak dengan benar.

"Bu-bukan,"geleng Silva. "Sa-saya benar-benar istri dari sahabat Edward."

"Papa, silakan masuk! Ayo kita mengobrol didalam rumah saja!" ajak Edward.

Dia harus bisa mengalihkan perhatian James Howarts dari Silva. Takutnya, jika terus ditekan dengan pertanyaan yang cukup menjurus, Silva akan keceplosan dan mengungkap soal hubungan mereka tanpa sadar.

Mereka mungkin belum resmi berpacaran. Namun, sikap mereka sudah melebihi batas seorang teman.

Pegangan tangan, peluk, bahkan ciuman sudah sering mereka lakukan.

"Tidak usah!" geleng James. "Aku ke sini hanya untuk menemui putriku. Dan, jika dia tidak ada, maka tidak ada alasan pula untuk aku tetap berada di sini," lanjut James dengan sinis.

"Jadi, Papa mau pergi lagi?" tanya Edward dengan ekspresi wajah yang terlihat lega.

"Kenapa? Apa kamu sudah nggak sabar untuk segera mengusirku dari sini?" sinis sang Ayah mertua.

"Bu-bukan begitu, Pa!"

"Berhenti memanggilku Papa!" hardik James dengan gigi bergemelatuk. "Aku bukan Papamu!"

Edward langsung tertunduk diam. Telapak tangannya tampak mengepal dengan sangat erat.

Salah satu alasan dia bersikap dingin kepada Nana adalah karena pria tua ini. James Howarts terlalu sombong. Tak henti-hentinya, pria itu selalu menegaskan bahwa diantara mereka terdapat perbedaan status yang sangat jauh.

Dan, dengan menyakiti Nana, Edward seolah mendapat kepuasan tersendiri. Dia merasa puas melihat putri orang sombong itu berlutut dibawah kakinya.

"Aku harap, dia benar-benar istri dari teman kamu, Edward! Jika terbukti, kamu berani main api dibelakang putriku, maka siap-siap saja, semua yang sudah aku berikan, harus kamu kembalikan sebanyak dua kali lipat!"

James Howarts kemudian memutuskan untuk pergi. Tak ada gunanya dia tetap disana. Takutnya, dia kebablasan dan malah bertindak anarkis.

"Kita ke hotel Marriott!", titah James Howarts kepada sang asisten pribadi yang merangkap sebagai supirnya.

"Baik, Tuan!" angguk sang asisten yang langsung tancap gas menuju ke tempat yang dituju.

*

*

*

"Bagaimana, Om?" tanya Dylan ketika tamunya sudah terlihat sedikit lebih tenang setelah meminum teh.

"Kamu benar. Edward benar-benar sangat brengsek! Dia bahkan berani berbohong dihadapanku," geram James sembari memukul permukaan meja dengan tinjunya.

"Untungnya, sekarang Nana sudah sadar dan mau melepaskan lelaki tukang selingkuh itu. Kalau enggak..."

"...mungkin, aku nggak akan pernah menikah dengan siapapun di kehidupan ini selain sama kamu, Na!" lanjut Dylan dalam hati.

Cintanya sudah dimulai sejak dia dan Nana masih kanak-kanak. Dan, sampai sekarang, cinta itu masih tumbuh dengan subur didalam hati Dylan.

"Kalau enggak, apa, Dylan?" tanya James penasaran dengan kelanjutan ucapan Dylan.

"Kalau enggak, hidup Nana pasti akan semakin sengsara, Om," jawab Dylan berkilah.

"Anjing itu benar-benar kurang ajar! Setelah kuberi makan baik-baik, dia malah tega menggigit dan menyakiti putriku! Lihat saja, Om nggak akan membiarkan dia dan selingkuhannya hidup dengan tenang setelah ini."

Hening sejenak. Dylan tak mau berkomentar apapun karena takut suasana akan semakin memanas.

"Om mungkin harus kembali sekarang, Dylan!"

"Om nggak mau ketemu sama Nana dulu?" tanya Dylan.

"Belum waktunya, Dylan," jawab James.

"Lalu, kapan Om akan menemui Nana?"

"Setelah berkas perceraian Nana diproses di pengadilan," jawab James.

"Ngomong-ngomong, terimakasih karena sudah memberitahu Om soal masalah ini. Om benar-benar berterimakasih karena kamu sudah bersedia menjaga dan membantu Nana."

"Sama-sama, Om," angguk Dylan.

Ya, dia yang telah menghubungi James Howarts untuk datang ke kota itu. Dylan sudah menceritakan semuanya soal kondisi Nana.

"Oh iya, Dylan! Tolong sewakan pengacara yang paling hebat untuk mendampingi Nana dalam proses perceraiannya. Berapapun biayanya, biar saya bayar! Uang bukan masalah selama itu demi kebahagiaan putriku. Laki-laki pengkhianat itu harus aku miskinkan kembali supaya sadar bahwa dirinya tak mungkin bisa naik ke puncak jika bukan putriku yang bersedia untuk menjadi batu loncatannya "

*

*

*

Pagi-pagi sekali, Silva dibuat heran dengan sebuah paket yang tiba-tiba ada didepan pintu. Dia pun lekas mengambil paket itu dan membukanya dengan perasaan bingung.

"Ini paket apa, ya? Kenapa nggak ada nama dan alamat pengirimnya?" lirih Silva.

Degh!

Sepersekian detik kemudian, jantung Silva rasanya hampir copot. Ternyata, isi paket itu adalah beberapa lembar foto dirinya yang sedang berada ditempat tidur bersama mantan suaminya dan juga beberapa pria yang berbeda.

Foto itu tak hanya sekadar gambar. Ada pula, keterangan waktu kapan foto itu diambil.

"Foto ini... bagaimana bisa?" lirih Silva dengan nada panik.

Dia pun menatap ke sekitar. Mencoba mencari-cari, siapa pengirim dari paket misterius itu.

"Ada apa, Silva?" tegur Edward dari arah belakang.

"Edward?" lirih perempuan itu kaget.

"Apa yang ada ditangan kamu? Sini, biar aku liat!"

"Jangan, Ed! Ini bukan sesuatu yang penting, kok."

"Nggak apa-apa. Biar aku liat sebentar saja!"

Glek!

Silva meneguk salivanya dengan susah payah. Bagaimana ini? Dia tak mungkin membiarkan laki-laki itu melihat foto-foto tersebut. Bisa-bisa, dirinya langsung ditendang keluar dari rumah itu.

"Nggak usah! Ini... bukan sesuatu yang penting, kok."

"Kamu kelihatan sangat pucat, Silva. Kamu, baik-baik saja, kan?"

"Ya, aku baik-baik saja!" sahut Silva. " Mending, kamu masuk aja, Ed! Sana, sarapan! Nanti, kamu terlambat ke kantor!"

Edward pun mengangguk patuh meski masih diselimuti rasa curiga. Namun, waktu ke kantor memang sudah sangat mepet. Jika terus membuang waktu, maka dia akan terlambat.

Akhirnya, rasa curiga itu, Edward singkirkan terlebih dahulu.

*

"Ternyata, perempuan sialan itu bersembunyi di sini, ya?" geram seorang pria dengan topi yang menutupi wajahnya.

"Ya, dia ada di sini. Sedang kumpul kebo bersama suamiku," jawab perempuan disampingnya.

"Katakan saja! Apa yang ingin Nona perintahkan untuk saya lakukan pada perempuan sialan itu?" tanya laki-laki tadi.

Nana pun tersenyum sinis. "Teror dia! Buat hari-harinya terasa bagai mimpi buruk!" ujarnya sambil menyeringai licik.

Silva dan Edward, sudah saatnya memperoleh balasan. Dan, Nana tak akan pernah jadi tersangka karena saat ini dia sedang hilang ingatan.

1
Tia Saputri
sakit kan luh Edward sama kata²nya
mimief
salah sebut lagi thor🤣🤣🤦
mimief
maksudnya mau dijadikan pembantu gratis lagi ya
jgn harap laah
mimief
ya elah..baru cium kening
belum cium bibir kan
lah kemaren Silvia sama Edward di normalisasi
mah persahabatan kalian dr awal aneh si
rasain lah...apa aja di normalisasi kan
jadi ...ga usah jadi yg paling jadi korban lah
mimief
woi .beda istri beda rejeki
mang aura lu aja yg bawa sial
mimief
harusnya jangan sampe ngorbanin Ampe segitu nya juga na
tapi .kalau ga dramatis begitu
susah juga y ngeluarin mereka
malah jadi makin tuman
mimief
iyalah..Uler Uler berantas aja dr awal
jgn kasih celah
mimief
taik kucing
Lo kira siapa yg mau bertahan ,kita Sudah ngos-ngosan mengejar.. sedangkan dia sibuk mendorong kita
ahh
leganya.. walaupun 4 tahun
anggep aja buang sial
mimief
mang keluarga benalu
pantes bapak nya kesel bgt
mimief
udah kali pada . kesempatan udah beribu-ribu kali dia kasih.
4 tahun tu ga sebentar
Ampe dia sadar pas diantara hidup dan mati...
kita bisa liat seberapa orang perhatian nya
mimief
heran ya..para laki yg mode begini
sebenarnya apa yg Lo harepin si
menurut kalian mang kita patung marmer,yg diapain aja bakalan diem aja
ga punya hak untu sakit dan terluka
hadeeh
boleh ga si gw Jambak ginjal nya,🤣🤣🙄
mimief
ya..ketika Lo bawa Uler kedalem rumah
jangan kaget akhirnya ke gigit juga..
ngapain marah?
kan Elu yg mau
geblek
mimief
iya lah..dia udah suhu na
jadi tau🤣🤣
mimief
wah..mang ya kelebihan pelakor tu cuman ga tau diri sama ga tau malu
ada yg punya kaca gede ga sii
hadeeeh
Wulan Sari
Cerita nya menarik 👍 salam sehat selalu ya 💪❤️🙂🙏
Dedeh Dian
Bagus ternyata alur ceritanya... Makasih author
my+ng
/Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good//Good/
Bunda Iwar
Luar biasa
Ririn Nursisminingsih
kumpulan laki2 bodoh
Ririn Nursisminingsih
syukurin mkanya jadi laki jg bodih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!