NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Cinta

Dua Hati Satu Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO
Popularitas:390.5k
Nilai: 5
Nama Author: Jiriana

Setelah keluarganya bangkrut dan ayahnya meninggal, Olivia terpaksa bekerja di sebuah club malam demi membayar hutang mendiang ayahnya. Tidak disangka, di club itu dia bertemu kembali dengan pria bernama Vincent. Pria yang beberapa kali menolongnya, bahkan pernah menyelamatkan nyawanya tanpa sepengetahuannya.


Vincent penerus dari Wijaya Group, dibuat bimbang ketika gadis bernama Olivia masuk ke dalam kehidupannya. Pria yang masih terikat dengan masa lalunya itu mengalami dilema disaat cinta pertamanya kembali datang.

Dia harus memilih antara wanita yang kini pelan-pelan mengisi hatinya atau wanita dulu sangat dia cintai dan belum bisa dia lupakan hingga kini. Disaat dia sudah memilih, justru hubungannya terganjal restu dari ibunya.

Dia kembali harus memilih antara cinta atau restu. Jika dia memilih cinta, dia harus siap kehilangan segalanya dan jika dia memilih restu, dia harus menikah dengan wanita pilihan ibunya. Pilihan manakah yang akan Vincent ambil?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Direstui

“Aku akan memperkenalkanmu sebagai calon tunanganku.”

“Tunangan?” ulang Olivia dengan wajah bingung, “kau jangan bercanda, Cent.”

“Aku tidak sedang bercanda. Aku memang akan mengenalkanmu pada orang tuanku sebagai calon tunanganku.” Vincent memajukan sedikit wajahnya lalu menatap lekat mata Olivia, “dan mungkin nanti akan naik satu tingkat lagi mencari calon istriku.”

Calon istri?

Olivia mengerjapkan matanya beberapa lagi dengan wajah bingung. “Kau pasti mabuk, kan? Maka dari itu, bicaramu melantur ke mana-mana.”

Vincent hanya diam ketika Olivia memajukan wajahnya dan mengedus mulutnya dari jarak sangat dekat, “tidak bau alkohol.”

Olivia kembali mengendus untuk memastikan kalau Vincent benar-benar tidak mabuk, tapi ternyata Vincent memajukan wajahnya hingga bibirnya menyentuh hidung Olivia hingga membuatnya mematung.

“Kali ini hanya hidungmu, lain kali, kalau kau melakukannya lagi, aku akan langsung mencium bibirmu.” Vincent menjauhkan tubuhnya dari Olivia lalu membuka pintu mobilnya. “Cepat turun, orang tuaku sudah menunggu di dalam,” ucap Vincent seraya menoleh pada Olivia yang masih diam.

Olivia mengembalikan kesadarannya setelah Vincent turun dari mobil. “Baik.”

Beruntung Edric sudah turun dari tadi, jadi dia tidak melihat yang terjadi di mobil. Kalau sampai ada Edric di dalam mobil, Olivia tidak akan memiliki wajahnya lagi ketika berhadapan dengannya. Setelah tiba di mansion orang tuanya, Vincent memang langsung meminta Edric untuk turun karena dia ingin berbicara dengan Olivia dulu.

“Silahkan, Tuan Muda.”

Setelah pintu rumah dibuka oleh Edric, beberapa maid terlihat menyambut kedatangan Vincent di pintu dan menyapanya dengan sopan. Sebelum masuk ke dalam, Vincent melingkarkan tangannya di pinggang Olivia dengan mesra dan mengajaknya ke dalam. Perlakuan Vincent itu membuat Olivia terkejut sekaligus gugup.

“Selamat malam, Ma, Pa,” sapa Vincent dengan sopan saat memasuki ruang makan.

Kedua orang tua Vincent tersenyum lalu beralih menatap Olivia sejenak. “Kenapa kau baru datang?” tanya Ibu Vincent.

“Aku sibuk. Pekerjaanku sangat banyak, Ma.”

Vincent memang datang terlambat dari waktu yang sudah dia sepakati dengan kedua orang tuanya, maka dari itu, ibunnya bertanya.

“Duduklah.” Ayah Vincent mengarahkan tangannya ke kursi yang ada di sebelah kirinya.

“Duduk Sayang,” ucap Vincent sambil menarik kursi untuk Olivia. Perlakuan kecil Vincent itu membuat ibunya melirik sebentar pada Olivia.

“Terima kasih.” Olivia duduk dengan wajah canggung.

Sejak Olivia masuk bersama dengan Vincent, ibunya beberapa kali menatap ke arah Olivia seperti sedang menilai dirinya.

“Ma, Pa, kenalkan, ini Olivia yang aku ceritakan pada kalian. Dia kekasihku sekaligus calon tunanganku.”

Setelah Vincent memperkenalkan dirinya, Olivia menyapa kedua orang tua Vincent dengan sopan.

“Olivia, aku adalah ibu Vincent. Terus terang aku sangat terkejut saat dia bilang sudah memiliki kekasih. Selama ini dia tidak pernah bercerita apapun pada kami. Aku ingin mengenalmu lebih dalam, apa aku boleh bertanya mengenai dirimu?”

“Boleh, Bibi.”

“Apa pekerjaanmu?

“Dia bekerja di perusahaanku, Ma,” jawab Vincent.

“Sudah berapa lama kalian saling mengenal?”

“Sudah dua tahun,” jawab Vincent.

“Belum Terlalu lama rupanya. Lalu sudah berapa lama kalian menjalin hubungan?”

“Sudah 1 tahun.”

“Bagaimana kalian bisa bertemu?”

“Kami tidak sengaja bertemu di pesta.” Vincent kembali menjawab pertanyaan ibunya.

Ibu Vincent merasa sedikit tidak senang karena anaknya yang selalu menjawab pertanyaan yang dia tujukan pada Olivia.

“Apa kau tahu kalau aku sudah menjodohkan Vincent dengan orang lain?” tanya ibu Vincent sambil menatap Olivia.

“Belum.” Meskipun terkejut, tapi Olivia berusaha untuk tetap terlihat biasa saja.

“Ma, kenapa kau mengungkit masalah itu lagi? Bukankah kita sudah sepakat kalau perjodohanku dengan Rose akan batal kalau aku mengenalkan kekasihku pada kalian?”

Melihat wajah kesal anaknya, ibu Vincent terlihat masih sangat tenang. “Mama belum menyetujui hubungan kalian. Mama hanya sepakat bertemu dengannya lebih dulu.”

Terdengar helaan napas halus dari Vincent. “Tidak mudah untuk masuk ke dalam keluarga kita, Cent. Kau harus ingat itu.”

“Ma, pelan-pelan saja. Ini baru perkenalan pertama. Jangan terlalu keras pada Olivia,” sahut Ayah Vincent dengan suara lembut namun tegas.

“Kita harus dulu asal usul keluarganya. Aku hanya tidak mau kalau menantu kita berasal dari keluarga yang tidak jelas.”

“Ma, Olivia adalah gadis berpendidikan dan lulusan luar negeri. Dia pintar, mandiri dan juga pekerja keras. Itu sudah cukup baginya menjadi menantu di keluarga ini,” sahut Vincent dengan tegas.

“Kriteria seperti itu banyak ditemui pada gadis yang pernah mama jodohkan padamu. Dia harus memiliki kelebihan selain itu.”

“Kelebihan yang dia miliki selain itu adalah bisa membuatku jatuh cinta padanya.”

Selama ini Vincent memang selalu menolak wanita-wanita yang ibunya pilihkan untukknya. Tidak ada satupun dari mereka yang Vincent sukai. Itu salah satu alasan yang membuat ibunya merasa kesal karena anaknya selalu saja menolak dijodohlan dengan anak dari teman-temannya.

“Aku mencintai Olivia, Ma. Aku tidak mau menikah dengan Rose.” Olivia diam-diam melirik pada Vincent. Apa yang Vincent katakan barusan tanpa sadar membuatnya berdebar.

“Cinta saja tidak cukup untuk membuatmu bahagia, Cent.”

“Tapi aku tidak bisa bahagia tanpa cinta, Ma.”

“Cinta bisa datang seiring berjalannya waktu. Buktinya mama dan papa, dulunya menikah karena perjodohan, tidak ada cinta diantara kami diawal pernikahan, tapi lihat sekarang, kami bisa hidup bahagia dan saling mencintai hingga kini,” ucap Ibu Vincent dengan bangga.

“Itu hanya berlaku untuk mama dan papa, tidak berlaku untukku,” ucap Vincent dengan tegas, “jadi aku tidak mau dijodohkan dengan Rose.”

Suasana semakin panas, keduanya tidak ada yang mau mengalah. Ayah Vincent terlihat hanya diam, bukannya dia tidak mau iku campur, hanya saja jika dia ikut menimpali, suasana akan semakin memanas. Sejujurnya, dia tidak pernah memaksa Vincent untuk menikah dengan Rose, Itu semua adalah ide istrinya.

“Dengan menikah dengan Rose, posisimu akan semakin kuat dan akan tetap berada di puncak.”

“Tanpa bantuan dari keluarganya, perusahaan kita memang selalu berada di atas. Aku bisa melakukannya sendiri, terbukti sampai sekarang tidak ada yang bisa menggeser posisi perusahaan kita yang selalu menjadi nomor satu.”

Ibu Vincent terlihat mulai kesal karena anaknya selalu membalikkan ucapannya. “Sebenarnya apa yang tidak kau sukai dari Rose? Dia memiliki Semuanya, Cent. Dia wanita yang sempurna untuk menjadi pendampingmu.”

“Tidak ada yang kurang dirinya, hanya saja aku tidak mencintainya.”

Suasana hening sejenak, kemudian terdengar kembali suara ibu Vincent bertanya pada Olivia. “Apa pekerjaan orang tuamu?”

“Kedua orang tuaku sudah meninggal,” jawab Olivia dengan sopan.

“Pasti berat untukmu hidup sendiri tanpa orang tua,” ucap Ibu Vincent, “jadi kau tinggal dengan siapa setelah kedua orang tuamu meninggal?”

“Dengan bibi dan pamanku.”

“Ketika ayahmu masih hidup, apa pekerjaannya?”

“Ayahnya termasuk pengusaha sukses, Ma. Mereka memiliki perusahaan keluarga,” jawab Vincent cepat.

Olivia menoleh pada Vincent dengan wajah terkejut. “Benarkah? Siapa nama ayahmu?” tanya Ibu Vincent lagi.

“Adrian” Olivia sengaja tidak menyebutkan nama panjang ayahnya karena takut kalau kedua orang tua Vincent tahu mengenai kasus ayahnya.

“Adrian?” gumam ayah Vincent dengan pelan.

“Apa Papa mengenalnya?” Ibu Vincent bertanya sambil menoleh pada suaminya.

Ayah Vincent berpikir sejenak nama yang terdengar tidak asing di telinganya. Nama Adrian memang tidak asing telinganya karena dia memiliki beberapa kenalan yang bernama Adrian.

“Papa tidak mengenalnya,”sahut Vincent sebelum ayahnya menjawab pertanyaan ibunya.

Ibu Vincent kembali beralih pada Olivia. “Jadi semenjak ayahmu meninggal, siapa yang mengurus perusahaan keluargamu?”

Jantung Olivia berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Dia tidak mungkin memberitahu yang sebenarnya, tapi kalau dia tidak menjawab, ibu Vincent pasti akan mencecarnya dengan pertanyaan lainnya.

“Perusahaan ayahku bangkrut.”

Meskipun tidak terlihat jelas, tapi Olivia sempat menangkap sorot mata terkejut dalam tatapan ibu Vincent. “Kenapa bisa bangkrut?”

“Ma, cukup.”

Ibu Vincent tidak memperdulikan perkataan anaknya yang memintanya untuk berhenti. “Apa yang membuat perusahaan ayahmu gulung tikar?”

“Maaf, Bibi saya tidak bisa memberitahukan alasannya,” jawan Olivia sopan.

“Kenapa?” desak ibu Vincent.

“Cukup, Ma!”

“Kenapa kau tidak bisa memberitahu alasanya? Apa yang sebenarnya kau sembunyikan dari kami?” cecar Ibu Vincent.

Olivia bungkam dan hanya bisa menatap ke arah meja untuk menghindari tatapan menyelidik dari ibu Vincent.

“Ma, aku bilang cukup!!”

Vincent tidak bisa lagi menahan amarahnya melihat ibunya terus mendesak Olivia untuk menjawab pertanyaannya. Vincent tahu kalau ibunya sengaja mencecar Olivia untuk mempermalukannya di depan mereka semua.

Ibu Vincent beralih menatap anaknya saat mendengar nada bicaranya yang tinggi. “Kalau dia tidak bisa memberitahukan pada kami alasannya, coba kau yang jelaskan pada kami apa yang sudah terjadi dengan perusahaan ayahnya hingga bisa bangkrut?”

Vincent tidak berkutik dan tidak bisa berkata apa-apa. “Kenapa kau diam, Cent?”

Di bawah meja, tangan Vincent tanpa sadar mengepal dengan wajah yang terlihat sedang menahan amarah. “Maaf, Bibi. Vincent tidak tahu apa-apa mengenai permasalahan yang ada di keluargaku dan juga di perusahaan ayahku.”

Dengan wajah tidak senang ibu Vincent kembali berkata dengan anaknya. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa mengenai keluarganya, tapi kau berani membawanya ke sini dan memperkenalkan pada kami sebagai calon tunanganmu. Apa kau sudah hilang akal?”

Ayah Vincent ikut bersuara mendengar istrinya yang sudah mulai meninggikan suaranya. “Ma, sudahlah. Mungkin Olivia memiliki alasan khusus kenapa dia tidak bisa memberitahukan pada kita mengenai yang terjadi di perusahaan ayahnya. Jangan bicarakan lagi masalah ini.”

Ibu Vincent beralih pada suaminya dengan tatapan tajam. “Papa jangan membelanya.” Kemudian dia beralih menatap anaknya. “Segera putuskan hubunganmu dengannya. Sampai kapanpun mama tidak akan merestui hubungan kalian berdua.”

Bersambung…

1
Yeyet Agus
duh...novel ini keren bngt. Alur cerita dibikin naik turun spt roller coaster, berdebar² & happy. Kalimat² nya juga tertata bgs sekali....sukses sll thor...
Merri Ragilia Yusfina
luar biasa alur ceritanya keren dan mudah terbawah perasaan senang sedih bahagia menjadi satu seperti benar-benar ada cerita didunia nyata. sehat selalu terus berkarya untuk penulis karyanya 👍
anikbunda lala
vincent kok koyo simbok e thor
anikbunda lala
sengit aku thor kok dadi koyo ngene
anikbunda lala
thor .... piye to iki
anikbunda lala
simbok egois
anikbunda lala
iiihhhh gemes banget aku sama vincent
Taty Hartaty
pasti perempuan yg sama jg yg disukai Vincent
Edah J
vote untuk ka author Ana😘
Edah J
Terimakasih untuk karya kereen nya kak author 👍👍😘
ku seduh kopi untuk ka Author Ana😘sehat sehat ya kak😘
Edah J
Akhirnya happy ending 😘😍
cerita yg menguras segala rasa
saking bagusnya nih novel👍👍👍
selalu menunggu ka author bikin karya baru lagi di sini😘
Edah J
cerita yang mengharu biru👍👍👍
semua rasa tertuang di sini
paket komplit pokoknya
seperti Nano Nano😁
Edah J
Nah gitu dong👍
damai itu indah dan menenangkan🤗
hidup senang jiwa pun tenang😘
iya kan 😉
Edah J
Cent itu Olivia nya lagi ngidam😘
enak ya kalau orang kaya
tinggal ini itu
tinggal perintah😉🤗
Edah J
Untuk saat ini dunia Olivia terasa indah 🤗😘
semoga kedepannya lebih indah lagi semakin indah dan berwarna😘
Edah J
sok lah gasskeun Cent👍
biar debay cepat hadir 😘
Edah J
Hadeuhhh....masih aja buat kesepakatan🙄🤦
itu nyonya meneer
sabar ya Liv
Edah J
Ya ampuun,,,, ternyata banyak sekali hama wereng di sekitar mu Liv 🙄🤦
Edah J
Rasa pahit sudah,
manis baru saja di rasa
mungkin sekarang rasa asin sedikit ya😉✌️
Edah J
Kalau honeymoon memang
seperti itu musim musim nya
bikin sesuatu😁😁✌️✌️✌️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!