Apakah masih ada cinta sejati di dunia ini?
Mengingat hidup itu tak cuma butuh modal cinta saja. Tapi juga butuh harta.
Lalu apa jadinya, jika ternyata harta justru mengalahkan rasa cinta yang telah dibangun cukup lama?
Memilih bertahan atau berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ipah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kelakuan Siska yang sebenarnya
"Om jahat. Kenapa kesini ngga ngajak-ngajak Siska?" Siska bergelayut manja memegang lengan laki-laki itu. Keduanya masuk ke dalam kamar yang luas dan terlihat mewah.
Pria sepuh itu pun terkekeh mendengar pertanyaan Siska.
"Harusnya om yang bertanya dengan mu. Kenapa handphone mu susah dihubungi, hah?" pria itu menowel dagu Siska, yang membuat wanita itu tersenyum genit.
Siska memang sengaja memblokir nomor para lelaki yang menjadi langganannya. Agar tidak di curigai suaminya. Dan berharap bisa membina rumah tangga yang harmonis.
Tapi kenyataannya, pernikahan yang baru berjalan beberapa hari membuat Siska bosan. Karena setiap hari harus bangun pagi dan membantu ibunya mengerjakan tugas rumah.
Belum lagi, selama menikah suaminya tidak pernah mengajak pergi jalan-jalan untuk sekedar melepas penat. Yang ada justru malah dikamar terus.
Dan yang membuat hatinya semakin jengkel adalah ketika pulang sehabis menemui temannya, mukanya malah penuh lebam dan mobilnya raib.
Apalagi drama pagi sebelum ia berangkat, harus di suguhkan oleh keluarga suaminya yang di datangi oleh para penagih hutang. Membuat Siska begitu khawatir, jika keluarga Doni jatuh miskin karena memiliki hutang yang segunung.
Sebelum keluarga Doni beneran jatuh miskin, Siska harus memiliki banyak tabungan, agar tidak ikut-ikutan tertular miskin.
"Maafkan Siska om, karena Siska harus menjalani operasi plastik dulu, agar wajah Siska semakin cantik dan om suka dengan pelayanan yang aku berikan."
"Kamu bisa saja sayang." pria tua itu terkekeh keras.
Kini keduanya duduk di ranjang tempat tidur king size. Dan tanpa diperintah Siska membuka bajunya.
Menanggalkan rasa jijik, ia ingin memberi pelayanan yang memuaskan pada pria tua dihadapannya. Karena dia pelanggan yang memberi tarif paling tinggi.
"Mau berapa ronde om?" tawar Siska.
"Lima ronde saja."
"Siap om." balas Siska sambil mengedipkan sebelah matanya. Lalu pertandingan pun di mulai.
Tringtring...
Terdengar suara handphone milik Siska yang berbunyi nyaring.
"Siapa sih itu." gerutunya. Padahal sebentar lagi pekerjaannya akan selesai.
Ia pun mengabaikan dan kembali melancarkan aksinya, tapi handphonenya kembali terdengar.
Ia meraih handphone yang ada di atas meja, dan melihat nama Septi tertera di layar handphone. Ia tahu pasti jika temannya itu kini tengah mencari mobilnya.
Siska menonaktifkan handphonenya lalu kembali melakukan pekerjaannya.
"Kenapa dimatikan? Siapa yang menelepon?"
"Septi om. Pasti dia mencari mobilnya. Salah sendiri, kenapa tidak mau menemaniku jalan-jalan. Ya sudah mobilnya aku pakai saja. Om, beliin mobil dong. Memang ngga kasian sama aku. Kalau kulit ku jadi gosong gimana?"
"Semua bisa di atur."
"Beneran om?" Siska berbinar bahagia mendengar hal itu. Laki-laki itu pun mengangguk.
"Asal tambah lagi ronde nya." Om tua itu terkekeh.
"Beres om." balas Siska dengan senyum sumringah, lalu kembali melakukan tugasnya dengan penuh semangat. Menggerakkan seluruh tubuhnya dengan cepat.
Saat sore tiba, pekerjaan Siska baru selesai. Ia keluar dari kamar mandi dengan hanya melilitkan handuk sebatas dada. Rambutnya yang basah begitu membuat om tua kembali menginginkan dirinya.
"Transfer dulu dong om kalau mau lagi."
Dengan mudahnya pria tua itu mentransfer sejumlah uang yang banyak angka nol nya di rekening Siska.
Wanita itu tersenyum sumringah dan langsung melakukan aksinya. Setelah selesai, barulah ia keluar kamar hotel dengan perasaan yang berbunga-bunga.
Sepanjang perjalanan, ia terus menyunggingkan senyum. Hingga akhirnya ia tiba di kost Septi.
Terlihat temannya itu berkacak pinggang dengan wajah merah padam menahan marah. Sedangkan Siska melenggang dengan santainya.
"Jangan marah, semua ini juga salah mu. Tidak mau menemaniku jalan-jalan. Jadinya aku pinjam mobil mu deh. Tapi tenang saja, besok aku pastikan tidak akan meminjam mobilmu lagi. Karena om tua sudah membayar ku dengan bayaran yang tinggi. Cukuplah untuk sekedar membeli mobil seperti milikmu." ucap Siska dengan penuh percaya diri.
Ia menggerakkan kunci mobil di depan mata Septi. Yang seketika di serobot nya.
"Kalau begitu aku pulang dulu ya. Bye." Siska melenggang pergi menuju taksi online yang baru saja sampai di depan pelataran kost.
**
Sementara itu, di kediaman Doni, beberapa jam kemudian, ia terbangun. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang tampak gelap. Lalu melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 6 sore.
"Apa aku seharian ini tidur? Tapi kenapa aku masih mengantuk juga? Sepertinya tidur ku tidak nyenyak karena memikirkan masalah ini."
Setelah bergumam, Doni bangkit dari tidurnya menuju dapur karena perutnya merasa lapar.
"Kenapa sepi sekali? Apa Siska belum juga pulang?" gumamnya sambil menghidupkan lampu.
Saat membuka tudung saji, tidak ada apapun di meja makan.
Doni berjalan mencari keberadaan ibunya. Dan melihat ibunya tengah tidur. Ia berusaha membangunkan ibunya dengan menggoyangkan tubuhnya. Tapi Bu Mirna hanya menggeliat sambil berdehem.
"Bu, bangun, sudah sore." ucap Doni berulang kali.
"Aku lapar, mau makan." imbuhnya lagi.
"Masak saja sendiri. Atau minta istrimu untuk memasak."
"Dia belum pulang bu." Doni mengeluh kesal.
"Apa? Dari pagi sampai sekarang dia belum pulang? Istri macam apa dia?" teriak bu Mirna bangkit dari tidurnya.
. y.. benar si kata Mahes klo pun hamidun lg kan ada suami yg tanggung jawab,... 😀😀😀
alhmdulilah akhirnya, Doni dan Siska bisa bersatu, nie berkat mbak ipah jg Doni dan Siska menyatu... d tunggu hari bahagianya... 🥰🥰🥰👍👍👍
tebar terus kebaikanmu... Siska, bu Mirna dan Doni syng padamu, apalagi Allah yg menyukai hambanya selalu bersyukur... 😘😘😘😘
nie yg akhirnya d tunggu, masya Allah kamu benar 2 sudah beetaubat nasuha, dan kini kamu bahkan membiayai perobatan bu Mirna dan jg menjaganya... tetaplah istiqomah Siska... 👍👍👍😘😘😘