~ hadirmu membuka luka lama yang susah payah kulupakan. _azzalea jhonson.
~ berlarilah sejauh yang kau mau namun, ingat tidak ada tempatmu kembali selain kepelukanku. _Deanirta wiliam.
Bagaimana jadinya jika kenyamananmu terusik karena kehadiran seseorang dari masa lalu. Menghindar atau menyambut? Yuk ikuti kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilan sastia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 25
Sepeninggal Ariella bersama ibunya fikiran Azalea terus berputar dengan ucapan Ariella beberapa menit yang lalu. Mengapa ia merasa seperti ada badai yang siap menerpanya.
"sayang, mengapa melamun. Hem?" entah sejak kapan Leon ada disana yang pastinya Azalea tidak menyadarinya.
"Leon!" panggil Azalea, wanita itu menoleh kearah Leon yang sejak tadi tengah menatapnya.
"ya, sayang." jawab Leon, lelaki itu meraih tangan Azalea dan menggenggamnya dengan erat.
"apa kamu mencintaiku?" meski sangat memalukan Azalea tetap menanyakan hal itu. Dan lihat saja sekarang wajah Azalea sudah memerah seperti kepiting rebus.
"aku sangat mencintaimu sayang. Dulu sekarang dan nanti" jawab Leon, lelaki itu mengecup punggung tangan Azalea berulang kali.
"apa kamu akan siap membelaku apa pun itu?" tanya Azalea lagi.
Leon mengangguk dengan pasti. "aku siap Azalea, apa pun itu. Dan mulai dari sekarang tolong terbuka padaku, sayang. Ceritakan semua yang mengganggu fikiranmu. Karena saya bukan dukun yang akan bisa menebaknya sayang. Tolong jika ada yang kamu tidak suka ngomong langsung. Oke?" Azalea mengangguk.
"apa yang mengganggu fikiranmu. Hmm?" tanya Leon, mengelus pelan pipi Azalea.
"no, aku hanya memastikan saja" Azalea meraih tangan Leon yang masih bertengger manis di pipinya. Lalu ia menggenggamnya dengan erat lelaki yang selalu membuat jantungnya jungkir balik.
"aku mencintaimu Azalea sayang. Jujur aku tidak ingin tunangan sayang!" Azalea yang sedang memainkan cincin tunangan mereka di jari manis Leon itu menoleh.
"why?" tanya Azalea bingung.
"aku maunya langsung merid saja" Leon menarik tubuh Azalea masuk kedalam pelukannya.
"ngantuk?" tanya Leon saat ia melihat wanita itu beberapa kali menguap. Azalea menganggukkan kepalanya, Leon melihat jam di ponselnya ternyata sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tamu yang hadir juga perlahan sudah berkurang. Tinggalah sanak keluarga yang masih betah mengobrol sambil mencari rekan bisnis lainnya.
Acaranya sangat meriah yang diiringi dengan alunan musik masih terdengar samar di taman. "apa kamu memiliki jadwal operasi besok?" tanya Leon.
Azalea mendongak. "iya, namun itu bisa digantikan oleh rekanku." jawab Azalea karena ia telah meminta cuti satu hari sebelumnya.
Leon mengangguk, ia terus mengelus lengan Azalea yang berada di pelukannya. Azalea merasa aman dan nyaman dalam pelukan Leon.
"aku mencintaimu Azalea" ucap Leon mengecup pucuk kepala Azalea. Meski, ia belum mendengar kata balasan dari Azalea hingga kini. Ia akan tetap bersabar menunggu dan menanti. Ia yakin akan ada saat waktu itu akan tiba.
Tiba-tiba, suara musik berhenti, dan acara pertunangan secara resmi berakhir. Sanak keluarga dan tamu-tamu mulai berpamitan.
"mungkin acaranya sudah berakhir" Azalea menegakkan kepalanya dan mengintip kearah pintu. Dan disana sudah ada tamu tamu yang keluar dan menuju mobil masing masing.
"apa tidak masalah kita tidak disana?" tunjuk Azalea pada kerumunan orang yang tengah berpamitan kepada orang tuanya.
"tidak masalah sayang" jawab Leon. "yuk masuk istirahat, malam sudah semakin larut" lelaki itu kembali melihat jam di ponselnya. Disana, sudah menunjukkan pukul 11 malam. Azalea mengangguk lalu bangkit yang disusul oleh Leon di belakangnya.
"eh, sayang." Ariana memegang lengan putrinya.
"bu, apakah sudah boleh Aza beristirahat?" tanya Azalea setelah melihat tamu tamu mereka pergi.
"iya sayang, masuk gih." jawab Ariana mengelus punggung putrinya.
"eh, kamu mau kemana?" tanya Azalea, ia membalikkan badannya dan mendapati Leon yang masih mengikutinya. "mengantarmu" jawab Leon, lelaki itu memasukkan satu tangannya kedalam saku celana yang ia kenakan.
Kening Azalea mengerut. "mengantar?" tanya Azalea, ia hanya ingin kekamar untuk beristirahat mengapa harus pakai di antar segala. "iya, sayang. Ayok jalan lagi" Leon membalik badan Azalea dan mendorongnya dengan pelan untuk menaiki tangga.
Azalea melirik ruangan yang dipakai untuk acara pertunangan tadi. Syukurlah, semua tamu sudah tidak ada tinggallah para pelayan yang sedang membereskan tempat itu. Azalea menghela nafas lega lalu kembali melangkah dan menaiki anak tangga untuk kekamarnya.
"sayang" panggil Leon.
"hmmm" jawab Azalea, sudut bibir Leon tertarik naik. Meski hanya ditanggapi seadanya, namun itu adalah awal yang sangat baik bagi Leon. Selama ini Azalea tidak pernah merespon panggilan Leon.
"good night! Tidur yang nyenyak dan jangan lupa mimpiin aku" langkah Azalea terhenti. "emang bisa kita request mimpi!" komplen Azalea. Yang mengundang tawa dari leon. "ya sudah, masuk gih. Aku akan hadir dimimpi kamu" ucap Leon di sela kekehannya. "au ah, selamat malam. Pulang sana" ucap Azalea, wanita itu masuk kedalam kamarnya dan menutup pintunya kembali.
"astaga!" seru Leon ia meraba jantungnya yang berdetak ugal ugalan sejak tadi. Ia pun memutuskan untuk kembali turun.
"Leon!! Mari bergabung" ternyata beberapa sanak keluarga Azalea masih berada di ruang tamu. Leon datang menghampiri mereka dan duduk di sofa.
"nak, kami sedang mendiskusikan tentang acara pernikahan kalian nanti" ucap Ariana.
"bagaimana menurutmu?" tanya kakek tua yang baru saja Leon temui itu.
"saya hanya mengikut saja tuan. Apa pun itu jika Azalea setuju aku akan setuju" jawab Leon kakek tua itu menganggukkan kepalanya. Ia terus menatap cucu menantunya itu, sepertinya cucunya memilih lelaki yang tepat.
"jangan terlalu formal nak, panggil kakek juga seperti Aza." Leon mengangguk.
Mereka pun terus mengobrol hingga merambat kedunia bisnis. Malam semakin larut namun, itu tidak membuat membuat mereka berhenti.
"ini sudah larut malam, nak. Kamu menginap disini saja." bagaikan dapat jackpot hati Leon sangat bahagian. Ini yang ia tunggu sejak tadi di tawari untuk menginap. Meski tidak sekamar dengan Azalea namun, mereka tidur di atap yang sama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
tok.... Tok.... Tok....
Tidur Azalea terusik saat ketukan di pintu kamarnya terus berlanjut. "astaga!. Aku hanya ingin menikmati hari liburku" gumam Azalea dengan mata yang masih tertutup.
Tok.... Tok... Tok...
Ingin rasanya Azalea mengabaikan ketukan itu. Namun, itu sangat mengganggu, Azalea menarik dengan kasar selimutnya dan menutupi dirinya.
"Nona, kakek anda sedang menunggu di bawah!" teriak seorang pelayan di balik pintu.
"kakek?" tanya Azalea pada dirinya sendiri. Ia lupa jika Kakeknya berada di indonesia saat ini. Segera saja Azalea melempar selimutnya ke sembarang arah. Lalu ia berjalan menuju kamar mandi, bukan untuk mandi melainkan hanya berkumur saja. Tanpa mengganti baju, beserta penampilannya yang masih berantakan. Ia berjalan dengan cepat karena rasa rindunya yang sudah lama ia bendung.
"kakek!!!!" panggil Azalea sambil menuruni anak tangga.
ngikkkkk-------------
langkah kaki Azalea terhenti, kakinya terasa membeku di tempat. Bagaimana tidak semua pasang mata tertuju padanya. Jika saja hanya nenek, kakek, beserta kedua orang tuanya tidak menjadi masalah. tapi, ini Leon ada disana dan ketiga kakaknya juga sudah siap untuk membulinya.