Terjebak Dalam Tubuh Istri Yang Dibenci

Eric mengantar Erren ke camp militer, setelah itu dia pergi menuju kediaman markas rahasia. Kini dengan kaki normalnya, dia bisa pergi kemana saja tanpa perasaan was-was atau menyamar. Dia hanya harus waspada dengan tujuan nya agar tak diikuti.

Ia juga sudah mengirim beberapa prajurit melindungi kediaman Graham, setidaknya dia harus menjaga keluarganya yang lain.

Eric melirik belakang mobilnya dari kaca spion, merasa aman dia membelokkan mobil ke jalur kiri menuju kediaman yang diberikan para petinggi.

"Eagle dua. Aku berada 100 meter dari kediaman, apa di belakangku aman?"

Robbin mengamati dari teropong, "Aman. Buka gerbang."

Gerbang otomatis terbuka, mobil Eric masuk. Gerbang kembali tertutup.

Eric turun dari mobil, melangkah besar masuk ke dalam bangunan rahasia. Dia masuk ke dalam ruangan dengan banyak komputer disana, ia lalu duduk di kursi di depan salah satu komputer.

"Bagaimana saham hari ini?" Eric menanyakan saham dari uang yang sudah ia investasikan di Perusahaan-perusahaan terbesar di negaranya.

"Sangat baik, hari ini saham di salah satu Perusahaan bahkan naik sekitar 10 persen." Jawab Robbin si ahli IT.

"Aku ingin sekali membelikan istriku galeri, tapi belum berani mengatakan darimana uangnya. Aku tidak ingin dia terkejut mendapati suaminya adalah orang terkaya ke-9 di negaranya."

"Hahaha, Capt. Hatimu sudah tercuri oleh istrimu. Bahkan kau sampai memikirkan reaksinya."

"Tapi sebentar lagi dia akan membenciku, aku harus melepasnya. Saat kita akan mengejar Big Wolf, kita tidak tau kapan akan kembali. Kita bahkan tidak yakin akan berhasil selamat. Aku tidak ingin istriku hidup sendiri menungguku, yang tidak ada kepastian masih hidup atau tidak."

"Aku beruntung tidak mempunyai keluarga." Jawab Harris.

"Kita bertiga beruntung, Agnes pun tidak mempunyai keluarga." Timpal Robbin.

"Jadi, apa Kapten sudah menjalankan rencana agar Nyonya Katlin marah padamu dan meninggalkanmu?" tanya Harris.

"Ya, pagi ini aku sengaja memanggil Erren."

"Ahhh...."

"Aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian, mendekatlah." Eric memutar kursi putar membelakangi komputer menatap kedua anggotanya.

Harris dan Robbin menatap serius sang Kapten.

"Apa kalian tidak mempertanyakan kenapa aku bersikap lembut pada istri yang aku benci? Bahkan istri yang aku curigai sebagai pengkhianat?"

"Apa ini berhubungan dengan nama Amber yang pernah Anda panggil saat istri Anda dirawat di rumah sakit, Capt?" tanya Harris.

"Tebukanmu benar, dia bukan lagi Katlin. Tubuhnya memang Katlin tapi yang ada di dalam tubuhnya adalah Amber Broswel yang sudah meninggal karena kebakaran yang disengaja. Aku pernah memintamu menyelidiki tentang Amber Broswel kan, Robbin? Itu dia. Amber dibunuh oleh tunangannya, Carl. Juga wanita yang ada di pesta galeri yang datang bersama pria itu."

Tak ada ekspresi terkejut di kedua anggota-nya, Eric merasa aneh. "Tapi, kenapa kalian berdua tak terkejut?"

"Agnes pernah bercerita tentang istri Anda menangis di depan sebuah kuburan bernama Amber Broswel, kami memang sudah menduga-duga jadi sekarang kami tak terkejut lagi. Hanya sedikit berpikir bagaimana roh bisa masuk ke dalam tubuh orang lain." Jawab Robbin.

"Entahlah, itu suatu kejadian spiritual. Kini karena kalian sudah tau, itu sangat bagus, sekarang aku ada misi untuk kalian. Ayo balaskan dendam istriku, ah... maksudku balaskan dendam Amber."

" Kapan?"

"Malam ini, ayo kita beraksi ke kediaman pria yang membunuh Amber. Kita harus mendapatkan barang bukti. Kita tak punya banyak waktu, Big Wolf akan pergi dari negara ini seminggu lagi."

"Oke! Ayo beraksi malam ini." Entah kenapa Harris tiba-tiba sangat bersemangat.

***

Saat bekerja Amber terus menerus melirik Agnes, tatapan wanita yang sedang kebingungan itu tak pernah fokus lagi pada pekerjaan.

"Ada apa Nyonya? Apa ada yang ingin Anda tanyakan?" Akhirnya Agnes bertanya.

"Kau tau aku tak suka berbasa-basi, aku juga bukan orang yang bisa menahan rasa penasaranku. Siapa Erren?"

"Jabatannya di militer adalah Pembantu Letnan Satu, dia adalah wanita militer yang diakui kekuatan fisiknya. Dia-"

"Agnes! Aku tak menanyakan tentang posisi jabatan dan sejenisnya. Siapa Erren bagi Eric? Apa ada hubungan diantara mereka melebihi Kapten dan anggota prajurit?"

Keraguan menyerbu Agnes, awalnya sebelum misi gagal ia sudah diperintahkan untuk menutup mulut tentang Erren juga tentang hubungan sang Kapten dan rekannya itu. Tapi kini setelah misi baru datang, dengan tegas Kapten Eric menyuruhnya untuk mengatakan kebenarannya jika istri sang Kapten bertanya.

Akhirnya Agnes menatap istri sang Kapten dengan mata tegas. "Mereka adalah sepasang kekasih sebelum Anda dan Kapten Eric menikah, Erren adalah mantan kekasih suami Anda, Nyonya."

Degh! Seketika Amber mengingat cerita Eric tentang kekasih tentaranya. Jadi wanita itu yang diceritakan Eric padaku. Mantan kekasihnya, Erren.

Amber gelisah, tadi dia meninggalkan Eric dan wanita itu berdua di dalam rumah. Ia mencoba menelepon Eric tapi benar saja ponsel pria itu dimatikan, ia menatap Agnes ingin wanita militer itu menghubungi Eric tapi ketika mengingat perkataan Eric yang tidak boleh menghubungi jika tidak ada hal penting, seketika ia mengurungkannya.