Azalea gadis pendiam yang bekerja disebuah penerbitan buku. Hidupnya berubah ketika dia bertemu laki-laki bernama Ray.Pada satu malam yang tidak disengaja mereka terjebak dalam jalinan cinta yang lebih intim yang mengawali hubungan terlarang. Azalea terjebak diantara pilihan yang sulit,melanjutkan hubungan atau berpisah. tapi sanggupkah dia meninggalkan Ray, laki-laki pertama yang mengenalkannya pada dunia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risky Rafiyani Sembiring, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kencan pertama
Ray baru keluar dari mobilnya ketika melihat seorang gadis sudah berdiri tak jauh didepannya. Gadis itu tampak berdiri canggung disana dengan gaun tipis membalut tubuhnya. wajahnya menunduk malu dan tak berani sedikitpun membalas tatapannya.Dan apa yang baru saja dilihat oleh Ray, gadis itu berhias dan memoles wajahnya sedikit.meski tampak sedikit berantakan namun hal itu tak menutupi kecantikan parasnya.
Ray tertawa kecil melihat tingkah polos gadis didepannya.melihat Azalea begitu,mengingatkannya pada seorang wanita yang begitu dekat dengannya ketika ia masih sangat remaja.gadis polos dan cantik yang menemani hampir seluruh masa mudanya. pikiran itu buru-buru ditepisnya ketika melihat gadis kecil itu sekarang menatapnya.
Ray berjalan menghampiri Azalea yang sekarang sudah memalingkan pandangannya kembali.
sedangkan Azalea, gadis yang sudah mematut dirinya sepanjang hari hanya untuk bertemu dengan pria dewasa didepannya tampak tersipu malu, bahkan wajahnya sekarang memerah ketika pria itu tak melepaskan pandangan sedikit pun darinya.Ini bukan seperti dirinya yang sebelumnya, sungguh.
jantung Azalea berdebar kencang, mungkin sekarang sudah melebihi batas normal. itu diluar kendalinya, bahkan perasaan bergemuruh di hatinya terasa sama menyebalkannya.
tolong jangan menatapku! batin Azalea
Ray kembali tertawa kecil melihat gelagat Azalea.Gadis itu tampak salah tingkah hanya karena ia menatapnya beberapa saat.
"Mau berangkat atau terus disini, neng? " goda ray sebelum akhirnya membukakan pintu mobil kepadanya.
Azalea menatap lekat sebuah komedi putar yang sedang berputar didepannya,terlihat terang dan gemerlap. benda itu berputar terus menerus pada jalur yang sama,kadang naik dan kadang turun diikuti tawa riuh dan teriakan anak-anak diatasnya,betapa menyenangkan tempat itu.Tetapi tidak untuk gadis itu, ada sesuatu yang menyakitkan yang dirasakannya tentang tempat itu.sebuah kenangan indah yang sudah tertinggal jauh disana dan menjadi bayangan masa kecil yang menyakitkan untuknya
Azalea memegang dadanya, ada sesuatu yang menyesakkan disana.bertahun-tahun yang lalu ia pernah berada diposisi anak-anak yang sedang menikmati wahana didepannya. Dia sebelumnya adalah anak kecil berusia delapan tahun yang selalu memaksa kedua orangtuanya untuk pergi ketempat itu setiap weekend. Komedi putar adalah wahana favoritnya,tidak ada alasan khusus kenapa ia begitu menyukainya. Tapi Azalea merasa begitu bahagia ketika melihat ayah dan ibunya melambaikan tangan dari pagar pembatas. Mungkin itu lah potret masa kecil yang paling indah menurutnya.
Tetapi waktu membawanya terlalu jauh, tiba-tiba saja hal yang begitu disukainya dulu sekarang menjadi hal yang sangat dibencinya.Entah apa penyebabnya? Apa mungkin karena wanita yang pergi meninggalkannya atau ayah yang sampai sekarang mengabaikannya, tidak ada yang tahu,sejauh ini waktu pun belum bisa menemukan jawabannya.
Azalea tidak menyadari bahwa Ray sudah berdiri dibelakangnya dan telah memperhatikannya sejak tadi. Ray mengkerutkan dahinya,ekspresi nya terlihat sulit dimengerti, pria itu berusaha keras untuk memahami situasi yang baru saja dilihatnya.
Ray melihat kearah Azalea yang sedang berdiri didepan sebuah wahana komedi putar. tatapannya kosong dengan sorot mata yang sendu, ekspresi yang sama persis ketika ia melihatnya berjalan dibawah hujan beberapa waktu lalu.Apa sebenarnya yang dialami gadis itu? kenapa ia terlihat begitu menyedihkan? seperti kata gadis itu dulu, mungkin ia harus masuk lebih dalam kedalam hidupnya agar lebih memahaminya
Azalea tersentak ketika seseorang tiba-tiba merangkul bahunya. ia menoleh cepat dan melihat Ray sudah berdiri tepat dibelakangnya.pria itu tersenyum kecil yang langsung dibalas Azalea dengan tatapan sinis.
"maaf, maaf.. " ucap ray buru-buru melepaskan tangannya dari bahu Azalea.Ray mengerti bahwa gadis itu tidak ingin disentuh olehnya, Namun ada rasa tidak terima muncul dibenak Ray,sesuatu yang agak merusak egonya. Apa yang salah dengan sentuhan kecil seperti itu? Bukankah mereka sudah melakukan sentuhan fisik yang lebih dari itu, Ray bahkan sudah menciumnya dengan ganas dan Azalea jugalah gadis yang dicampakkannya keatas kasurnya tempo lalu. sekali lagi sebagai pria dewasa dengan selisih usia hampir dua kali lipat dari gadis itu, mungkin Ray-lah satu-satunya orang yang dipaksa untuk mengerti.
Ray maju selangkah dan sekarang sudah berdiri sejajar dengan Azalea.Di posisi seperti itu semakin memperjelas selisih tinggi mereka.Gadis dengan tinggi yang tak sampai sebahunya itu tak menggubrisnya dan masih sibuk memandang kedepan sana,tatapannya suram.Ray bertekad, ia tidak akan membiarkan gadis itu terlihat menyedihkan malam ini.
"komedi putar agak menyeramkan ya, Mau coba permainan yang lain? " tanya Ray yang disambut Azalea dengan senyuman kecil.
"Aku juga gak suka komedi putar, setiap kali naik wahana itu aku pasti akan mual dan muntah, " jawab Azalea pelan
Ray mengangguk.
"kalau naik ini kamu mual, gimana kalok kita coba roller coaster? " goda ray diikuti tawa kecil
Azalea tak menjawab. sekarang raut wajahnya berubah kesal dengan bola mata yang membulat. dan itu terlihat sangat lucu dimata Ray.
kali ini Ray mengikuti tatapan Azalea yang teralihkan kesebuah stan kecil berjarak beberapa meter dari tempat mereka. Tempat itu berisi orang-orang yang tampak sibuk mengantri untuk membeli gulali dengan berbagai karakter.
Seperti mengerti apa yang dipikirkan oleh Azalea, Ray meraih tangan gadis itu dan menariknya ketempat itu.
Mereka sudah berdiri didepan stan, seorang pria paruh baya menyambut mereka dengan senyuman ramah.
"mau yang mana mas? " tanya penjual itu kepada Ray
Ray melemparkan pandangnya kepada Azalea,yang mengisyaratkan gadis itu untuk memilihnya.
"Mau yang mana, lea? " tanya Ray mengulangi pertanyaan sang penjual ketika melihat gadis itu tak berniat memilih salah diantara banyaknya manisan ditempat itu.
Azalea mengangkat bahu.
Ray dan bapak penjual gulali tampak sama bingungnya.
"sepertinya anaknya bingung milihnya toh, mas" ucap pria tua itu dengan nada tak bersalah
Ray dan Azalea saling tatap. Yang paling tersakiti disini tentu saja adalah Ray.Bagaimana bisa penjual itu menyangka bahwa gadis disampingnya itu adalah anaknya.Memang tahun ini pria itu akan menginjak usia 33 tahun, tetapi bukan berarti ia terlihat setua itu. Lagi-lagi harga dirinya terluka lagi malam ini.
"Dia bukan anak saya pak" jawab Ray ketus dan diikuti ekspresi terkejut penjual gulali.
..."oh, maaf mas... say tak bermaksud.. " jawab penjual gulali dengan ekspresi bersalah...
...Ray menghela napas. Meski itu terasa menyakitkan untuknya namun ia merasa lega karena lelucon itu berhasil membuat gadis itu tertawa kecil. Setelah selesai membayar makanannya, Ray buru-buru meraih tangan Azalea untuk segera pergi dari tempat menyebalkan itu. Azalea sempat menoleh kebelakang dan melihat penjual gulali mengkerutkan dahi.Ada sesuatu yang berhasil ditangkap Azalea dari tatapan tak rela pria tua itu.sesuatu seperti"apakah pria itu pedofil? "...
Azalea berdiri sambil memegang gulali yang sudah hampir habis setengahnya, Ia sudah mulai merasa pegal berdiri ditempat itu. sedangkan Ray tak Menggubrisnya, pria itu berdiri dengan posisi setengah membungkuk dan masih sibuk dengan mesin capit didepannya.ia sudah seperti itu sejak beberapa saat lalu, Pria itu akan berteriak kesal ketika mesin capit yang hampir berhasil membawakan sebuah boneka kecil tiba-tiba jatuh lagi dan kembali terlihat bersemangat ketika memasukkan koin untuk percobaan selanjutnya.Begitulah urutan yang terjadi, Azalea bahkan tak mengingat sudah berapa koin yang dihabiskan pria itu untuk mesin capit yang tampak seperti mengolok-oloknya.Mungkin jika tak segera dicegah pria itu benar-benar akan menghabiskan semua uangnya ditempat itu.
Azalea menghela napas. Apa pria didepannya itu begitu suka menghamburkan uang untuk hal tak penting seperti itu.
koin terakhir yang dimasukkan oleh Ray, pria itu menggerakkan mesin dengan semangat terakhir yang paling menggebu-gebu,mesin capit bergerak dan mulai meraih sebuah boneka babi pink, mesin bergerak keatas dan sebelum sampai keatas boneka itu kembali jatuh kedalam tumpukan.
"ahh, sialll" teriak Ray kesal sambil melayang kan tinjunya keatas udara.Pria itu bahkan tak menyadari suaranya terlalu keras sehingga menarik perhatian orang-orang disekitarnya mereka.
Ray melemparkan pandangnya kearah gadis polos didepannya.
"tak perlu mendapatkan boneka dari mesin sialan itu, aku akan membelikanmu boneka sebesar lemari besok" ucap Ray terdengar kesal,
Azalea belum sempat menjawab ketika Ray tiba-tiba meraih tangannya dan buru-buru membawanya pergi dari tempat itu.