19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33.
Suasana ramai Mallorca mall membuat suasana hati Shania membaik, apalagi ada fasilitas kartu nya ditinggalkan oleh Afrizal.
Ia memanfaatkan waktu luang nya berbelanja daripada moodnya memburuk karena hampir satu Minggu lelaki itu tak bisa di hubungi, jangankan untuk mampir membalas chat saja tak dilakukan, apalagi sekedar membaca.
"Shania?" Sebuah suara yang tak disukai wanita itu menyapanya. Dengan senyuman manis Shania terpaksa menoleh dan tersenyum.
"Hai Aleta. Apa kabar mu?" Tanya nya tak urung mereka cipika cipiki melempar senyum.
"Black cards, wow. Kau sudah di atas sekarang?" Aleta pun memuji.
"Hanya ini itu. Kau tahu kan jika kita berusaha maka semuanya." Jawabnya acuh.
"Percaya deh say.. Ngomong-ngomong temen ku ada party gitu mau gabung? Siapa tahu ada job gitu lumayan lah." Aleta memberikan kode.
Shania memberikan ponselnya dengan tersenyum. Aleta mengetik di benda pipih tipis itu dengan seringainya samar saat Shania membelakanginya melihat manekin display.
"Makasih ya, ntar aku SMS aja yuk duluan." Aleta pamit setelah cipika cipiki, Shania melanjutkan jalan-jalannya di store pakaian dan tas branded.
Andita duduk bersila di sofa berbulu di kamar, menonton tv lcd menampilkan berita kriminal wajahnya datar saja melihat TKP yang disiarkan channel luar negeri.
Afrizal baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya perlahan duduk di sebelah Andita mengusapkan handuk di rambutnya.
Andita meliriknya sekilas "Bisa kan enggak ganggu?" Tanya Andita jengah, karena terkena cipratan air dari rambut basah nya.
"Sayang aku ingin, boleh kan?" Tanya Afrizal. Andita memilih diam tak menjawab. "Sayang aku..."; Afrizal hendak mendekat namun di tahan Andita.
"Kau mau mandi tujuh rupa pun tak akan menghapus jejak dia di tubuh mu! Please, tinggalkan aku!" Jawaban Andita membuat Afrizal mematung.
Andita mematikan sambungan tv lalu berjalan menuju walk in closed mengambil mukenah. Meletakkan di ranjangnya lalu ia mengambil wudhu. Menunggu magrib ia putuskan untuk murojah saja daripada di ganggu suaminya.
Mau bagaimana lagi Andita hanya tak ingin terluka biarlah dosa menolak melayani, hatinya berdenyut masih sakit belum bisa berdamai mau bagaimana lagi.
Di lain tempat Aleta menyambut kedatangan Shania yang berpengalaman seksi. "Hai.." Shania menyapa semuanya yang ada. "Kau lihat mereka disini berbagi banyak informasi juga pekerjaan. " Bisik Aleta.
"Lihatlah mereka semua kau takkan pernah menyesali nya, kau bisa dapat apapun itu." Bisik Aleta lagi. Seorang lelaki berpenampilan menarik dengan pakaian kasual mendekati keduanya.
"Halo aku Diaz, ku dengar kau model. Kebetulan aku ada projects dan model aku sedang tidak enak badan. Aku kesulitan untuk mencari pengganti nya, ada dua yang ku hubungi masih belum ada respon yang lain bentrok jadwalnya."
"Pemotretan nya nanti malam jam sepuluh malam ini, jika kau minat kita bisa nih kerja sama bagaimana?" Tawar nya.
"Boleh. Bisa kita diskusikan ini, bagaimana jika aku melihat-lihat dahulu bolehkah?" Tanya Shania manja.
"Tentu cantik, ayo kita berangkat sekarang sambil mempersiapkan semuanya." Lanjut Diaz.
Mereka berjalan beriringan meninggalkan pestanya. Aleta tersenyum menatap kepergiannya dengan perasaan puas. "Selamat datang di surgamu Shania. Ku jamin kau menangis keenakan karena ******* nikmat." Gumam Aleta tersenyum licik.
"Baby, kau dapat mangsa baru?" Seorang lelaki memeluknya dari belakang Aleta dan menciumi pelipis nya
"Baru namun barang lama. Maksudnya stock barang di gudang yang tak laku namun sudah reject." Sahut Aleta asal.
"Ck. Sadis kau sayang, emang pernah main sama siapa saja." Tanya sang lelaki.
"Ada beberapa dulu teman sekampus. Lalu ia pergi ke luar negeri, dengar sih jadi baby sugar gitu. Pokoknya kau puas jika main sama dia, percaya deh." Aleta berkata seolah-olah Shania adalah barang lelaki itu adalah pembeli nya.
"Aku percaya lah sama kamu sayang.." Lelaki itu menjilati leher Aleta dan menariknya menjauh keramaian.
Ke sebuah ruangan private, ada ranjang juga sofa dan perlengkapan karaoke. Aleta duduk santai di ranjang dan lelaki itu mengunci pintu lalu mereka pun bercumbuan, berbagi peluh dan kenikmatannya.
Diaz merangkul pundak Shania menunjukkan studio foto nya dan menata property nya dan dia menawarkan air mineral pada Shania, yang sebelumnya dia menyuntikkan obat perangsang terlebih dahulu. Wanita cantik itu tak pernah menyadarinya.
Air itu di minum hingga tandas, Diaz tersenyum dengan kemenangan dia sengaja melepas kemejanya, dan t shirt ny tanpa lengan hingga mempertontonkan lengan kekarnya.
Shania sudah merasakan tak nyaman, Diaz sengaja tak peka keadaan nya. Bergerak seolah-olah dia memang ada pemotretan.
"Kau mau mencoba beberapa shoot? Ya sekedar pemanasan saja?" pancing Diaz. Shania pun mengangguk berjalan mendekat duduk di sofa single berpose.
"Cobalah pose seksi." Pancing Diaz. Shania merasa tertantang, ia pun membuka beberapa kancing. Kemudian ia menggunakan properti lainnya
Dia merasakan kedutan, gelisah melihat Diaz. Lelaki itu sudah memodifikasi dengan model rekam video. "Seharusnya seperti ini jadi.."
Diaz mencoba untuk mengarahkan dan membimbing Shania dengan beberapa pose. Namun wanita itu terlihat kegerahan dan langsung menubruknya.
Diaz hanya pasrah saja membiarkan Shania bekerja sendiri hingga mendapatkan kenikmatannya, satu kali wanita itu tak puas.
Mengerang nikmat juga berteriak keenakan bahkan mulutnya tak berhenti mengabsen tubuhnya Diaz. Diaz yang semula pasrah berganti menyentuh Shania bahkan mendominasi permainan.
Karena kamera nya sudah di setting timer jadi yang merekam kegiatannya Shania yang memperkosanya. Lelaki itu memberikan dosis lebih dari para model yang biasa dia kenal.
Rekaman video itu dia jual di black market untuk situs pornografi. Memang benar cara dia salah tapi bagi Diaz yang adalah uang, tak perduli caranya penting dia mendapatkan semua nya dengan berjalan lurus toh belum tentu dia dapatkan.
Mereka masih saling mengeksplorasi berbagai macam model gaya menuju ke puncak kenikmatannya.
Di kediaman mereka Afrizal merasa tidak nyaman karena penolakan Andita, canggung dan kikuk. Walaupun Andita memperlakukan nya baik. Mengajak mengobrol ini itu juga mengajaknya makan bersama layaknya pasangan suami istri.
Namun untuk urusan yang satu ini Andita benar benar tidak menanggapinya, wanita itu tidur membelakangi nya juga tak mengijinkan memeluknya.
Afrizal merasa tersentil karena ketekunannya Andita beribadah, sedangkan dia sebagai kepala keluarga seringkali bolong menunaikan ibadah wajib.
"Carikan aku guru untuk mengajarkan agama, kalau bisa kita ketemuan di tempat nya jangan sampai ada yang tahu!" Titah Afrizal pada asistennya.
"Baiklah Pak. Segera saya laksanakan. Mengenai jadwal hari ini.." Sang asisten membacakan semua kegiatannya hari itu. Bahkan Afrizal tak konsentrasi dalam kegiatannya hari ini.
Afrizal merasa berbeda jika dekat Andita, entahlah dia masih belum bisa melepaskan Shania wanita ada dalam hati nya.
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin