"Tiba-tiba kau menjadi diam dan begitu dingin. Apa salahku?? Aku tahu ada perjanjian dalam pernikahan kita tapi sikap diammu ini bisa membunuhku..."
Lyra Cornelia, seorang gadis yatim piatu yg dijodohkan dengan seorang pria kaya oleh pemilik yayasan yg merawatnya. Awalnya semua berjalan dengan baik tapi lama kelamaan hidupnya semakin sulit karena sikap suaminya yg begitu dingin serta sebuah fakta yg membuatnya begitu menderita.
Akankah hidupnya bahagia??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP.33 Mengurangi Kegiatan
Setelah pertemuannya dengan Fero, Lyra pun menonton pertandingan basket tim Dion bersama Santi. Dan diluar dugaan, Fero masih memata-matainya. Tapi ada yg menghalanginya, yaitu Candy sebagai orang suruhan Ningsih untuk menjauhkan Fero dari Lyra. Ningsih bahkan berfikir kalau Lyra sengaja menjerat pria-pria kaya untuk menopang hidupnya. Apalagi sekarang Lyra menikah dengan pewaris dari keluarga Clinton yg terkenal akan kekayaannya.
Candy pun tak tinggal diam meski tak tahu kalau Lyra sudah menikah. Dirinya masih berpikir kalau suatu saat Fero bisa kembali dengan Lyra. Karena terlihat dengan jelas kalau Fero masih memiliki rasa pada wanita yg ia benci.
"Hai kak.." sapa Candy.
"Hai." balas Fero singkat.
"Habis nonton mau kemana?" tanya Candy.
"Belajar." ucap Fero masih singkat dan dingin.
"Temani aku ke toko buku kak, aku butuh beberapa buku." ucap Candy.
"Pergi dengan kedua temanmu itu, aku harus belajar agar bisa cepat lulus." ucap Fero.
"Baiklah." balas Candy. "Si*l sampai kapan kak Fero akan bersikap dingin begini.?" gumam Candy dalam hati.
Sementara itu, pertandingan usai dan dimenangkan oleh tim Dion. Santi dan Lyra pun bersorak untuk sahabatnya itu. Apalagi Santi yg begitu antusias pada kemenangan Dion.
"Hmm.. kau yakin San tidak menyukai Dion?" tanya Lyra.
"Tentu saja tidak, aku hanya menganggapnya sahabat." ucap Santi.
"Kau yakin? jangan menyesal nanti jika Dion punya kekasih." ucap Lyra.
"Lyra sayang, aku tidak akan berkencan dengan sahabatku sendiri." ucap Santi.
"Baiklah, jika itu keputusanmu." ucap Lyra.
Kemudian mereka berdua mengucapkan selamat pada Dion. Dan keduanya memilih pulang, Lyra pun masih ada jadwal lain jadi dirinya harus pergi ke tempat lain.
.
.
.
Setelah menyelesaikan jadwal kelas menyelam, Lyra pun pulang karena badannya terasa begitu lelah. Ditengah-tengah itu, Lyra bahkan kehujanan saat hendak pulang. Hal tersebut membuat Lyra deman malam ini.
Dirinya sudah makan malam, minum obat dan sedang menikmati air jahe hangat untuk meredakan sakitnya. Sesekali Lyra bersin dan batuk-batuk. Untungnya hari ini ujian terakhirnya, hingga ia tak perlu belajar.
James pun pulang dan masuk ke kamar. Dirinya melihat Lyra yg tengah istirahat dengan wajah memerah.
"Apa kau sakit?" tanya James.
Tapi tak ada jawaban menandakan Lyra sudah tertidur. James pun masuk ke ruang pribadinya dan mandi. Setelah berpakaian, dirinya mencari termometer dan menuju ke kamar Lyra untuk mengecek suhu gadis itu.
Saat sedang berada di kamar Lyra, James pun tak menemukannya.
"Lyra? kau dimana?" tanya James.
Lyra pun muncul dari kamar mandi dan menatapnya.
"Aku habis dari toilet, ada apa?" tanya Lyra.
TIN..
"Suhu tubuhmu tinggi, apa yg terjadi?" tanya James.
"Aku kehujanan tadi, darimana kau tahu?." ucap Lyra.
"Mukamu merah sudah seperti udang rebus mana mungkin aku tak melihatnya." ucap James.
"Oh.. aku sudah minum obat dan hanya butuh istirahat." ucap Lyra.
"Makanya kau itu jangan terlalu memaksakan diri.. pakai begadang pula setiap malam." ucap James.
"James, kau itu cerewet sekali.. aku sedang berjuang untuk masa depanku." ucap Lyra.
"Iya masa depan, karena aku tidak punya siapa-siapa." tambah Lyra.
"Jika kau sadar sedang berjuang, cintai dirimu sendiri dan jangan menyiksa tubuhmu." ucap James lalu pergi ke kamarnya.
"Apa dia sedang datang bulan? kenapa sensitif sekali belakangan ini?" gumam Lyra.
.
.
.
Pagi harinya Lyra pun tetap bangun dan menyiapkan sarapan. Tapi dirinya tak bisa masuk kuliah karena masih tak enak badan. Lyra pun hanya sarapan di kamarnya lalu istirahat.
"Ck.. lihat dirimu jadi sakit begini." ucap James baru saja keluar dari kamar pribadinya.
"Hmm.. aku sedang tidak mood bertengkar denganmu James." ucap Lyra.
"Pergilah ke dokter dengan sopir nanti." ucap James.
"Ya jika aku masih memburuk nanti malam." ucap Lyra.
"Terserah.." ucap James keluar kamar.
James pun sedikit khawatir karena Lyra tiba-tiba sakit. Dan dirinya menyuruh sopir beserta pelayan untuk siaga jika Lyra harus dilarikan ke rumah sakit. Bagaiamanapun pernikahan mereka, Lyra tetap tanggungjawabnya sebagai suami.
Sementara Lyra menghubungi teman-temannya kalau hari ini dirinya tak masuk karena sakit. Setelah itu dia memilih untuk istirahat agar cepat pulih.
Siang harinya Lyra pun terbangun dan masih merasakan panas ditubuhnya. Dirinya pun mengecek suhu tubuh dan panasnya tak kunjung turun. Lalu dirinya menghubungi sang sopir untuk bersiap mengantarnya ke rumah sakit.
15 Menit kemudian, Lyra berangkat ke rumah sakit dengan sopir tanpa memberitahu James. Dirinya pergi sendiri dan mengantri di rumah sakit. Setelah mendapatkan pemeriksaan, Lyra pun hanya flu ringan dan hanya harus menebus obat tak perlu sampai dirawat.
Dirinya pun pulang setelah mendapatkan obat dan akan beristirahat beberapa hari kedepan. Dirinya juga sudah memutuskan untuk tak memperpanjang kontraknya mengajar les matematika anak-anak. Baginya sudah cukup menjadi instruktur bela diri saja karena semester depan akan semakin padat lagi.
.
.
.
Seperti biasa Ben selalu mendapat notifikasi jika Lyra menggunakan kartu pemberian James. Dan Ben selalu melaporkannya pada James.
"Tuan, nona sepertinya habis dari rumah sakit." ucap Ben memberikan laporan.
"Ya.. itu karena keras kepalanya sendiri sampai dirinya jatuh sakit." ucap James kesal.
Ben pun hanya diam melihat ekspresi tuannya yg kesal. Bukannya harusnya khawatir tapi justru wajah kesal yg ditampakkan oleh James. Apakah tuannya ini orang yg aneh?? jawabannya adalah benar, tuannya memang sangat aneh. Dirinya bahkan tidak mengenali perasaannya sendiri yg sudah jelas tertarik pada istrinya.
Sementara Lyra dirinya bisa mengurus dirinya sendiri. Dirinya tahu apa yg harus dia makan dan minum. Lyra juga banyak istirahat dan memilih absen selama beberapa hari di kelasnya. Setiap pulang James pun enggan menyapanya dan hanya melewatinya. Lyra bahkan tak peduli dirinya disapa atau tidak.
.
.
.
Setelah beberapa hari, kondisi Lyra pun membaik. Dan dirinya sudah bisa masuk kembali kuliah seperti biasa. Bahkan sudah bisa kembali memasak sarapan.
"Kau yakin mau pergi kuliah?" tanya James saat melihat Lyra bersiap dengan tasnya.
"Hmm.. aku sudah lebih baik." ucap Lyra.
"Yasudah." ucap James.
Mereka pun akhirnya pergi bersama seperti biasa, dan Lyra menyadari satu hal kalau ternyata James memerhatikan kondisinya. Dan dirinya juga mengingat kata-kata James untuk mencintai dirinya sendiri, terlebih sedang berjuang untuk masa depannya. Mungkin Lyra bisa mengurangi sedikit emosinya pada James yg suka mengajaknya berdebat sejak pertama bertemu.
Setelah turun dari mobil, Lyra pun berjalan menuju ke depan gerbang dan James meminta Ben untuk menunggu sejenak hingga Lyra tak terlihat. Lalu muncul lagi pria yg menjadi mantan kekasih Lyra.
"Lyra.." panggil Fero.
"Katanya kau sakit?" tanya Fero.
"Benar, senior tahu darimana?" tanya Lyra.
"Aku hanya melihat Dion dan Santi beberapa hari terakhir." ucap Fero.
"Aku sudah lebih baik, jadi tak ada perlu ditanyakan lagi." ucap Lyra lalu meninggalkan Fero.
Di dalam mobil nampak James masih melihat dengan jelas Lyra meninggalkan pria itu dan tertawa kecil.
"Pffff.. " ujar James tak tahan lagi.
"Tertawa saja tuan, kan hanya aku yg akan mendengarnya." ucap Ben.
"Haha.. kau benar, aku jadi paham kenapa Lyra menjauhi pria itu." ucap James.
"Tentu saja, kalau aku jadi Lyra juga akan begitu." ucap Ben.
"Kalau aku jadi Lyra, sudah kucekik pria yg mempermalukanku." ucap James emosi.
"Sayangnya Lyra bukan anda yg punya kekuasaan tuan." ucap Ben.
"Kau benar, dirinya tahu situasinya." ucap James.
bagus loh ceritanya
udah jd pasangan yg serasi
buat tante mu menyadari kesalahannya
sampai tega meracuni kakek robent