📢📢📢 Bijaklah memilih bacaan
Gavin seorang lelaki yang di buang dan di cuci otaknya oleh keluarganya tanpa sebab yang jelas dan di buang ke luar daerah setelah lelaki itu sama sekali tak ingat jati dirinya.
Dengan kondisi minus lelaki itu berusaha bertahan hidup dan membuatnya dicap sebagai orang gila.
Kyra seorang gadis dari keluarga sederhana. Sedari kecil gadis itu selalu membawa kesialan bagi keluarganya. Punya beban hutang, kedua orang tuanya menginginkan hidup mewah dengan instan dan mencoba menjodohkan putrinya itu dengan lelaki kaya. Namun Kyra lari dari perjodohan dan membuat keluarganya dirundung masalah yang membuat gadis itu lari dari rumah.
Kyra hidup di luar kota dengan kondisi pas-pasan. Suatu saat dia bertemu dengan pria waras yang tampak gila dan karena beberapa alasan dia pun menanggung hidup lelaki itu.
Siapa sebenarnya Gavin? Bisakah dia mengembalikan ingatannya yang hilang? Bagaimana kehidupan Kyra setelahnya.... Simak segera ki
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 33 Promosi
Pagi hari Alden bangun dan pergi ke dapur. Dia terlihat berjalan dengan lesu dan tak bersemangat.
“Bagaimana jika aku pindah berjualan di depan rumah ini ? Bagaimana dengan pelanggan ku ? Apa mereka akan tetap mencari ku ? Atau pergi dari ku ? Lalu bagaimana aku mencari pelanggan baru di sini ?”gumam Alden mengeluarkan semua unek-uneknya yang mengganjal di pikirannya karena dia takut jualannya akan sepi dan harus memulai lagi dari nol.
“sraak....”Alden mengupas kentang dengan tak bersemangat dan karena banyak pikiran dia pun memutuskan untuk mengurangi bahan jualannya hari ini.
Kyra Ya sudah selesai mandi dan berganti baju kembali masuk ke dapur. Dia melihat Alden yang terlihat melamun.
“Hey... apa yang kamu lamunkan ?”ucap Kyra yang tiba-tiba dan mengagetkan Alden.
“Kakak...”ucap Alden menoleh ke samping masih dengan tak bersemangat.
“Apa sarapan paginya sudah siap ?”ucap Kyra sekaligus Aldan untuk makan bersama.
Alden ketika teringat jika dirinya sama sekali belum masak dan baru mencuci bahan-bahannya.
“Oo - oo... maaf kak... aku baru akan masak sekarang.”jawab Alden menaruh kentang dan pisau yang dia pegang.
“Eits... tunggu... kau teruskan saja mengupasnya biar aku yang memasak kali ini.”ucap Kyra menarik bahu Alden setelah melihat banyak kentang yang masih belum dikupas.
“Tapi kak...”jawab Alden ingin menolak dan tetap pergi memasak, menatap Kyra dengan tatapan aneh.
“Eits... kau meremehkan diriku ya ? Atau takut jika aku akan membuat dapur kebakaran lagi ? Yang dulu itu hanya kecelakaan saja dan kali ini tak akan terulang.”jawab Kyra mengambil kentang dan pisau yang ditaruh ke meja dan memberikannya pada Alden dan dia berjalan ke depan kompor.
Kyra melihat bahan-bahan yang sudah disiapkan oleh Alden di meja.
“Sebaiknya aku masak apa ya ?”gumamnya melihat paprika merah dan bahan-bahan sayur lainnya.
Kyra kemudian teringat saat masih di rumah bersama kelima saudaranya dan ibunya sering memasakkan nya sup labu ayam.
“Baiklah... aku masak itu saja.”ucap Kyra tersenyum kecil kemudian segera mengiris dan mengolah bahan-bahan yang ada.
Sementara Alden mengupas kentang sambil terus menatap Kyra karena memang dia khawatir gadis itu akan kembali membuat dapur kebakaran.
Kyra masak dengan cepat seperti cara ibunya memasak. Lima belas menit kemudian masakan matang.
“Alden ayo kita makan bersama.”ucap Kyra menyajikan masakannya yang sudah selesai ia masak ke meja.
Kyra mengambil piring dan menuang sayuran lalu memberikannya pada Alden.
“Ayo makan masakan ku ini. Aku tahu dari rasa mungkin kalah jauh dengan masakan mu, tapi ini menu favoritku di rumah.”ucap Kyra yang mulai makan.
Alden memakan masakan Kyra dan berhenti sejenak kemudian kembali menyendok.
“Rasanya terlalu asin dan kebanyakan merica.”batin Alden setelah merasakan tapi dia tak mengungkapkannya karena tak ingin menyinggung perasaan Kyra.
“Bagaimana rasanya ?”ucap Kyra.
“Lumayan, tidak buruk.”jawab Alden dan meneruskan makannya di depan Kyra.
Setelah gadis itu selesai makan dan berangkat kerja barulah Alden minum banyak air mineral untuk menetralisir rasa asin masakan tadi.
“Masakannya benar-benar horrible.”gumam Alden lirih lalu segera bersiap untuk berangkat kerja.
Alden berada di lokasi tempat dia biasa jualan. Di sana dia banyak melamar dan memikirkan apa yang diucapkan oleh Kyra sebelumnya.
“Tolong sepuluh fried potato.”ucap seorang wanita memesan.
“Baik nona.”jawab Alden dan segera menyiapkan pesanannya.
Setelah selesai, Alden menyerahkan 12 bungkus fried potato pada wanita tadi.
“Aku hanya pesan 10.”ucap wanita itu.
“Maaf nona... jika begitu kelebihan nya buat nona saja.”jawab Alden.
Hingga siang hari barulah Alden pulang setelah jualannya habis.
Setibanya di rumah dia kembali teringat pada saran dari Kyra.
“Apa sebaiknya aku coba saja sehari atau selama beberapa hari ? Tak ada salahnya juga.”gumam Alden berpikir.
Keesokan paginya Alden hanya menyiapkan sedikit bahan untuk bahan jualan hari ini. Dia membawa semua barang dan peralatannya ke depan rumah dan menatanya.
Kyra berjalan melihat lelaki itu mondar-mandir keluar masuk rumah namun tidak mendorong gerobak jualannya.
“Alden... apa hari ini kamu mulai berjualan di rumah ?”tanya Kyra dengan antusias.
“Sebenarnya ini hanya trial saja kak. Jika di sini bisa seramai di tempat jualan biasanya maka aku akan tetap di sini.”balas Alden.
“Ohh Alden kau jangan apa-apa main trial saja. Kau harus yakin dan mantab.”jawab Kyra mencoba meyakinkan lelaki itu.
“Lalu Bagaimana jika ternyata di sini sepi dan selaku kembali ke tempatku biasanya jualan di sana sudah ada yang menggantikan ?”jawab Alden membuat Kyra pikir dalam.
“Ooh... soal itu... kau tahu... kau hanya butuh promosi. Benar dengan promosi jualan mu akan semakin terkenal dan diketahui banyak orang.”jawab Kyra sambil menepuk-nepuk bahu Alden dan mengusap kepalanya.
“Kakak... lalu bagaimana caranya ?”jawab Alden membiarkan Kyra mengusap rambutnya karena membuatnya merasa nyaman.
“Mengenai hal itu yang pasti aku akan membantumu nanti tapi sekarang aku harus berangkat. Dadah...”balas Kyra kemudian berjalan sambil melambaikan tangan.
Dua jam kemudian Alden duduk di kursi menatap berjalan.
“Aku sudah duduk tiga jam lebih di sini tapi tak ada satupun pembeli.”gumam Alden sambil menghela nafas panjang.
Namun lelaki itu mencoba sabar dan tetap optimis.
“Mungkin... setelah ini akan ada pembeli yang datang.”ucap Alden lirih untuk menyemangati dirinya.
Di jalanan banyak orang berlalu-lalang dan makanya dari mereka menatap ke rombong jualan Alden.
“Oh... ada penjual baru di sini rupanya. Mungkin nanti saat senggang aku akan mencobanya.”ucap seseorang sambil menyetir mobil di jalanan menoleh ke samping.
Hingga sore sampai Kyra datang hanya lima orang saja yang membeli fried potato Alden.
“Terima kasih...”ucap Kyra turun dari taksi setelah membayar.
Dia pun menghampiri Alden. Tanpa bertanya dia pun segera melihat bahan yang ada di sana setelah melihat raut muka Alden yang masam.
“Masih utuh semua ?!”batin Kyra terkejut melihatnya karena dia mengira mungkin separuh bagian yang laku.
“Tenang Alden... ini baru hari pertama. Besok pasti lebih banyak pembeli yang datang.”ucap Kyra menyemangati, dan Alden hanya mengangguk saja.
“Oh ya... besok pagi buatkan aku dua puluh fried potato dan aku akan mempromosikannya pada teman kerjaku di kantor.”ucap Kyra masalah terpikirkan sebuah ide.
“Ya kak...”jawab Alden singkat.
Keesokan paginya, Alden segera menyiapkan pesanan Kyra.
“Aku yakin pasti mereka akan menyukainya nanti. Oh ya selain itu aku juga sudah memesan banner untuk mu, tinggal mengambilnya saja nanti.”ucap Kyra membawa fried potato.
Alden menghampiri Kyra yang akan berjalan.
“Kakak memang is the best.”ucap Alden tersenyum lebar sambil mencolek hidung Kyra.
“Siapa dulu dong, sudah aku berangkat dulu.”jawab Kyra hanya tersenyum melihat Alden yang tak lagi muram seperti hari sebelumnya.
BERSAMBUNG...
kakak kalau buat novel yang isinya ada konten dewasanya kayak gini, per bulan bisa update sampai 60 ribu kata dan nggak bolong lebih dari tiga kali dapet pendapatan minimum per bulan nggak??