Rania Salsabila, gadis berusia 15 tahun, yang memiliki paras cantik, pintar dan sopan. Rania memiliki seorang ayah dan 2 kakak laki-laki,mereka sangat membenci rania.
Rania pun harus rela terusir dari rumahnya, hanya karena sang ayah yang tidak bisa menerima dirinya atas kematian bu Indah istrinya. Tapi, dibalik terusir nya Rania, takdir membawa dirinya menuju ke kehidupan yang lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rika sukmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Kita mau kemana ran, kok ke makam?" tanya susi.
"Aku mau ziarah sus, ke makam mama." jawab rania.
"Memangnya, mama kamu udah meninggal ran?"
"Udah sus, bahkan aku belum sempat lihat wajahnya langsung. Hanya bisa lihat lewat foto saja."
"Memang kamu kemana ran kok engga bisa lihat mama kamu pas meninggal."
"Mama meninggal pas melahirkan aku sus, jadi aku belum pernah merasakan kasih sayang mama." ucap Rania sedih.
Mereka pun tiba di makam bu Indah, Rania melihat makam mama nya banyak rumput liar. ia pun mencabuti satu persatu hingga bersih. kemudian menyiram dan menabur bunga.
"Ma, Rania datang." isak Rania.
"Maafin Rania ya ma, Rania baru kesini lagi setelah sekian lama. Bukan Rania enggak mau kesini, Rania cuman takut. Rania takut ketemu mereka ma, mereka jahat sama Rania." ucap rania sambil menangis.
"Mereka juga mengusir rania ma, itu sebabnya rani baru bisa kesini ma." ucap Rania disela tangisan nya.
Susi yang sedari tadi mendengarkan rania terkejut, ia memang tidak tahu masa lalu rania, karena rania juga belum menceritakan nya.
"Ma, kenapa mama ninggalin Rania. Kenapa mama enggak bawa Rania pergi, Rania mau bersama mama. Rania mau merasakan pelukan mama, kasih sayang mama."
"Kenapa enggak Rania saja yang menggantikan mama, mungkin kalau Rania yang pergi, mereka enggak akan sedih dan kehilangan mama. Rania memang anak pembawa sial." ucap rania sambil menangis sesenggukan.
"Sabar ran, kamu yang tabah dan kuat. nanti tante sedih di sana kalau melihat kamu menangis." ucap susi menguatkan Rania. ia tidak tega melihat rania menangis sesenggukan.
"Iya sus, makasih." jawab Rania.
"Ma, Rania kesini juga mau cerita sama mama, kalau Rania sekarang bahagia. Rania menemukan keluarga baru yang begitu menyayangi rania, rania juga sekarang sudah sukses."
"Andai mama masih ada, Rania pasti akan membahagiakan mama. Mama di sana yang tenang ya, Rania doakan semoga mama mendapat tempat yang indah di sisi Allah."
"Insya Allah rania akan sering-sering berkunjung kesini karena sekarang rania buka usaha di sini mah. Mama doain rania ya, supaya usaha rania lancar dan sukses."
"Rania pamit ya ma, Assalamualaikum." ucap rania sambil pergi dari makam.
Rania berniat pergi ke rumah pak Rt, karena ia berniat mengadakan pengajian untuk mendoakan almarhum mama nya.
"Kita sekarang kemana ran?" susi mulai embuka obrolan.
"Aku mau ke rumah pak Rt sus, mau mengadakan pengajian dan doa bersama buat almarhum mama." jawab rania.
"Yaudah, aku antar kamu kesana."
"Makasih sus, maaf aku jadi ngerepotin kamu."
"Enggak papa ran, santai saja."
Sekitar lima belas menit, mereka pun tiba di rumah pak Rt.
TOK! TOK! TOK!
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
CEKLEK!
"Maaf, kalian siapa? dan ada perlu apa ya?" tanya bu Rt.
"Pak Rt nya ada bu?"
"Ada, mari silahkan masuk. Saya panggilkan dulu bapak nya."
Beberapa menit kemudian, pak Rt pun tiba.
"Maaf menunggu lama, tadi saya sedang ada di kebun." ucap pak Rt.
"Iya enggak papa kok pak." jawab rania.
"Silahkan di minum nak, maaf hanya ada ini saja nak." ucap bu Rt.
"Enggak papa bu, nggak usah repot-repot." jawab Rania.
"Kalian ini dari mana? dan ada perlu apa sama saya?" tanya pak Rt.
"Saya Dari Jakarta pak! Apa baka enggak ingat saya?" tanya Rania.
"Maaf nak, bapak enggak ingat." ucap pak Rt.
"Saya Rania pak." jawab rania.
"Ra-rania." ucap mereka terkejut.
