Aulia Adzania Gladisha seorang gadis desa yang usianya 19 tahun, yang suatu saatnya nanti akan bertemu dengan seorang CEO tampan,
Namun siapa sangka seorang CEO tampan yang sangat terkenal jatuh cinta dengan pesona gadis desa.
disamping itu juga seorang CEO tampan memiliki penyakit keturunan dari sang kakek.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lany Sary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23:Tuan Pengganggu
🍁🍁🍁🍁
Disuatu Negara tampak pria kebulean sedang sibuk melakukan meeting dengan kliennya, terlalu fokus hingga sang pria kebulean tidak menyadari jika ada yang menelponnya.
Drrrtt... Drrrtt... Drrrtt...
Tidak ada jawaban...
"Ha tidak ada jawaban?" Ucap sary melihat layar handphonenya sambil mengernyitkan dahinya,
"Tumben, Perasaan Sibuk sekali ini Orang."Ucap Sary sambil meneguk jus strawberry didepannya.
Drrrtt... Drrrtt... Drrrtt...
Tidak ada jawaban...
"Apa sesibuk ini dia? dua kali telpon dari ku tidak ada jawaban sama sekali, Astaga...padahal ini kan berita bagus untuknya, dasar badebah sialan!Biar aku Chat saja."
Di tempat lain...
"Afkhal langsung bawa berkas-berkas keruanganku sekarang!" pintah Ardiansyah langsung pergi meninggalkan ruangan meeting tadi.
"Baik tuan." ucap Afkhal sang asisten Ardiansyah.
Saat telah sampai di Ruangannya langsung saja Ardiansyah membanting bokongnya di atas sofa yang sangat empuk.
"Huhhh... sangat melelahkan." Dengus Ardiansyah."Ohiya dimana Handphone ku? Apa ketinggalan di ruang Meeting tadi? Arghh... Sial."
"NADHIFA..." Teriak Ardiansyah memanggil sang sekretaris yang memang ruangannya saling berhadapan.
"Iya tuan ada apa?" Ucap Nadhifa Sambil membungkukkan badannya sedikit.
"Cepat ambilkan handphone ku di ruang meeting tadi!aku melupakannya."
"Baik tuan" ucap Nadhifa.
"ini tuan berkas-berkasnya." Ucap Afkhal.
"Langsung simpan saja diatas mejaku!"
"Baik tuan..oh iya ini handphone mu tuan aku menemukannya di ruangan meeting tadi, mungkin kau melupakannya."
"Oh iya Astaga...aku melupakannya. "
"kalau begitu saya permisi dulu." Ucap Afkhal membungkukan tubuhnya.
"Tunggu dulu Afkhal, tolong kau langsung sampaikan di Nadhifa kalau handphone ku sudah kau antar!dia ada di ruang meeting."
"Baik tuan ..."ucap Afkhal lalu beranjak pergi.
Saat membuka layar handphonenya Ardiansyah terkejut kala ada telpon dua kali dari Sary dan ada pesan masuk, ketika Ardiansyah membuka pesan tersebut Ardiansyah langsung tersenyum bahagia dan langsung saja dia menelpon Sary.
"Hello Tuan Ardiansyah Dellison Leyra yang Terhormat, apa kau sesibuk itu sampai tidak menjawab panggilan telepon dariku? Baiklah... aku To The Poin saja, kau tahu aku berhasil menaruh Bubuk pemicu jantung kedalam minuman Auliano saat aku kekantornya kemarin, lalu aku mendengar kabar jika Auliano dilarikan kerumah sakit dan sempat ditemukan pingsan di dalam ruangannya sendiri, Bagaimana kabar dariku Tuan Ardiansyah yang Terhormat? Sangat menguntungkan bukan? Maka dari itu kirimkan aku uang 15juta sekarang! Aku Tunggu... "isi Chat dari sary.
Drrrtt... Drrrtt... Drrrtt...
"Hem... " jawab malas dari sebrang telepon sana.
"Kerja yang bagus nona Sary Maurel Leo." Ucap Ardiansyah tersenyum Manis.
"Terimakasih banyak atas pujiannya Tuan Ardiansyah Dellison Leyra?tapi aku harap kau tidak melupakan isi pesan dariku yang terakhir."
"Oh tentu nona Sary aku tidak akan melupakannya, aku sudah menyuruh asisten ku untuk mengirimkannya."
"Baguslah, kalau begitu sudah dulu aku ingin Healing dengan hasil keringat ku sendiri, byeee.."Tutttt... Sambungan telepon Mati.
"Shitt...dasar perempuan mata duitan, belum selesai aku bicara dengannya dia sudah mematikannya."Ardiansyah Menggurutu kesal sambil melihat layar Handphonenya.
Drrrtt... Drrrtt... Drrrtt...
Saat sary beranjak untuk pergi handphone nya bergetar, menandakan ada telpon masuk lagi."Arghh...Apa lagi yang dia inginkan?"
"Hallo Tuan Pengganggu, ada apa lagi?"ucap Sary menahan kekesalannya.
"Hey kau ini aku belum selesai bicara kau sudah mematikannya."
"Bukannya aku sudah memberitahu, lalu apa lagi yang ingin dibicarakan?"
"Ada pekerjaan lagi untukmu.."
"Pekerjaan?"
"Hem, aku rasa kita harus gerak cepat untuk melenyapkan Auliano. " Ucap Ardiansyah dengan senyum miring.
"Caranya?"Tanya Sary.
"Aku ingin kau tinggal di mansion Auliano untuk sementara waktu menjalankan rencana kita, dengan begitu kau akan leluasa untuk menaruh bubuk itu." Ucap Ardiansyah tersenyum miring.
"What, You are crazy? bagaimana caranya untuk aku tinggal di mansion itu, kau ini seperti sudah tidak sabar untuk melenyapkan Auliano."
"Kau cari caranya sendiri! dengan begitu aku akan membayarmu dengan lebih mahal lagi, karna aku sudah sangat ingin segera melenyapkannya."
"Arghh... Baiklah, akan aku cari caranya." ucap Sary dengan kesal.
"Kau memang Gadis yang Penurut."
"Oh Tentu saja... " Tutttt... sambungan telepon Mati."ih dasar Pria Pengganggu."Sary Menggurutu kesal saat Ardiansyah mematikan teleponnya dengan sepihak."
🍁🍁🍁🍁
Dilain tempat tampak seorang gadis cantik memakai celemek pink dan memegang dengan sutel sambil mengaduk-aduk masakannya yang ada di wadah tersebut sambil memancarkan senyuman yang begitu indah diwajahnya.
"Hem, Aromanya begitu enak."ucap Mommy Mayana yang baru saja datang ke meja makan untuk bersarapan.
"Itu Nyonya Nona Aulia sedang membuat nasi goreng untuk tuan muda, karna tadi pagi tuan muda tidak sempat bersarapan."ucap bibi estha kepala pelayan di Mansion mewah itu.
"Oh yah?"ucap Mommy Mayana langsung menghampiri Aulia di dapur." Lagi sedang apa Nona Aulia yang Manis?"
"Ehh Tante, ini Tan aku lagi buatin nasi goreng untuk Kak Ano, soalnya tadi pagi Aulia lihat kak Ano tidak sempat bersarapan."ucap Aulia sambil menaruh makanan ke dalam bekal.
"Wahh...sepertinya ini Lezat sekali, Ano pasti menyukainya." Ucap Mommy Mayana tersenyum Manis.
"Benarkah Tante?"
"Benar Sayang, tapi sebelum itu kita bersarapan dulu."
"Tante Bersarapanlah dulu, Aulia akan bersarapan dikantor bersama Kak Ano."
"Hem...dasar Anak Muda."ucap Mommy Mayana dengan tersenyum manis." Baiklah kalau begitu Tante pergi bersarapan dulu."
"Iya Tante."ucap Aulia menggangguk sambil tersenyum manis.
.
.
.
tampak seorang pria menggunakan kacamata bening menambahkan ketampanannya sedang sibuk dengan berkas-berkas dikantornya.
Ceklekk...
"Huuuft..."dengus jumadin yang baru datang langsung membanting dirinya diatas sofa yang empuk.
Jika tidak ada kerjaan yang dibahas lagi, jumadin langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu sedangkan Auliano biasa-biasa saja.
"Sungguh melelahkan, ditambah lagi melihat Wanita gila itu sangat menyebalkan." dengus jumadin sambil memijit pelipisnya.
"Apa kau sudah tidak punya pekerjaan lagi?"ucap Jumadin sambil fokus di depan layar komputernya.
"Apa kau tidak liat aku sedang tidak berkerja? aku baru saja istirahat kau sudah protes. " Ucap jumadin sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Kau jangan terlalu Membenci Wanita yang kau anggap gila itu, Awas nanti jatuh Cinta."
"Whatt..ih amit-amit, itu tidak akan pernah terjadi, bisa-bisa aku mati muda karna Wanita gila itu. " ucap jumadin sambil mengetok kepalanya dan meja yang ada dihadapannya.
Saat beberapa menit kesunyian, akhirnya jumadin membuka suara.
"apa kau sekarang sedang menjalin hubungan dengan wanita yang kau bawa ke mansion mu itu?"Tanya jumadin menyipitkan matanya.
Auliano langsung menatap wajah sang asisten dengan wajah yang sulit diartikan sambil membuka kacamata beningnya.
"Hem...aku memang sedang menjalani hubungan dengannya, tapi aku juga bingung dengan perasaanku ini." Ucap Auliano sambil menyandarkan punggungnya.
" Kau menjalin hubungan dengannya tapi kau seperti kebingungan. " ucap jumadin sambil menggeleng kepalanya, dia tidak habis pikir dengan jawaban sang tuan muda yang menurutnya tidak jelas.
"Yaa kau tepat sekali aku memang sedang bingung dengan perasaanku saat ini, aku memang sangat mencintai Aulia tapi aku juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk membalaskan rasa sakit ku ini terhadap Sary."ucap Auliano dengan wajah penuh kekesalan.
"Astaga...ternyata tuan mudaku ini Licik juga, mengorbankan kekasihnya sendiri, terus bagaimana perasaan mu terhadap Sary? Apa kau benar-benar sudah melupakannya. " Tanya jumadin penuh intens.
"Aku sudah melupakannya cuman saja luka yang dia berikan Masi terbekas di hati ku, dan aku akan membalas segala perbuatannya dengan menggunakan hubungan ku dan Aulia." Ucap Auliano tersenyum miring.
DEG!
Bersambung...!!
apa yang akan terjadi saat Aulia mendengarkan ucapan Aulia kalau ternyata dirinya sebagai alat balas dendam?
penasaran?
Yuk ikutin terus Karya ku🙏Dengan Cara like, Vote dan komentarnya🥰 Muahhhh... 😘