TERLALU LELAH

Sebuah mobil mewah berhenti di pinggir jalan.

Dekat dengan halaman rumah Ayunda.

"Yakin itu rumahnya Ayunda,". Tanya Kevin.

"Rame betul,banyak ibu-ibu,". Gumam Hans.

"Itu mobil Ayunda, pasti itu rumahnya,nah liat ada Ayundanya. Ayo cepat turun,". Suruh Zense.

"Dekati sedikit lah Zen.masa di pinggir jalan,". Ketus Kevin.

"Dekat kemana ha ! Gak liat apa di depan banyak motor,".

Hans,lebih dulu turun dari mobil di susul oleh Kevin,dan membukakan pintu untuk Zense.

Mereka juga membawa buah-buahan baru saja di beli dan bunga di tangan Zense.

Mereka bertiga beriringan menuju rumah sang tunangan bos.

Semua orang-orang tercengang melihat tiga pria berjalan menuju rumah Ayunda.

Apa lagi dengan setelan baju jas terlihat mewah. Berwajah tampan dan terlihat mapan.

Orang-orang sekitar tengah berbisik betapa beruntungnya Ayunda, mendapatkan seorang pria terlihat tajir.

"Bu, sepertinya di tengah itu tunangan ayunda,secara dia bawa buket bunga,". Bisik Neli.

"Pantes bapak di tolak sama Ayunda, tunangannya seperti orang kaya,". Bisik Johan, kepada istrinya.

Kalah jauh sama Hendri.pasti tunangan ayunda,jauh lebih kaya keliatan jam tangan mewah sama jasnya juga,batin bu Sari.

"Ayo masuk,". ajak Ayunda.mempersilahkan Zense,dan yang lainnya juga. awalnya para ibu-ibu duduk kini mereka langsung berdiri ikut mempersilahkan masuk. dengan sopan santunnya Zense, langsung membungkuk melewati ibu-ibu jauh lebih tua darinya. melihat sang bos berbungkuk Hans dan kevin, langsung mengikuti dari belakang

Apa-apaan ini banyak banget orang apa lagi ibu-ibu,,pasti ini semua ulah Ayunda,kau jual aku beli sayang,batin Zense. Menatap Ayunda, dengan tajam namun dia membalas dengan senyuman manisnya.

Apa lagi dirumah Ayunda,tidak ada AC hanya ada kipas biasa membuat badan Zense, terasa gerah karena kebanyakan orang.

Semua orang tau siapa tunangan Ayunda, diantara mereka bertiga.

Siapa lagi kalau bukan Zense,yang memberikan buket bunga.

"Tunangan mu ganteng banget sih yu,gemes aku,". Timpal yang lainnya.

"Pria dua yang di sampingnya juga ganteng bu,sudah punya pasangan gak yah. Cocok jadi mantu aku nanti,". Ucap yang lainnya.

Hans dan Kevin,hanya cengir kuda saat mendengar perkataan ibu-ibu di tempat mereka tau siapa yang di maksud dari ibu-ibu.

"Bisa banget bu,setau saya mereka berdua jomblo. Kenalkan dia Hans,dan sebelahnya Kevin,". Ucap Ayunda, memperkenalkan Mereka.

"Maaf, siapa nama tunangannya Ayunda, soalnya Ayunda,gak mau bilang katanya di suruh tanya sendiri,". Kekeh bu RT.

"Nama saya Zense Alvaro, tunangannya Ayunda,". Jawab Zense, dengan lantang namun sangat tegas.

Sebenarnya Zense,tak suka di kelilingi seperti ini apa lagi semua orang menatap ke arahnya langsung.

"Namanya bagus,sama kaya orangnya. Beruntung banget kamu dapat tunangan kaya dia yu, postur tubuhnya bagus kekar lagi lengannya,". Ucap yang lainnya.

Hans,dan kevin menahan rasa tawanya.

"aku yakin Zense,tak biasa berkumpul sama ibu-ibu rempong,". bisik Hans, kepada kevin.

"jangan lupa video,terus sebar di group,". kekeh Kevin.

"maaf nih nanya lagi. Kerjaan apa yah nak Zense?,". Tanya yang lainnya.

"Saya bekerja di kantor bahkan tidak tau apa jabatan saya bu,". Ucap Zense. Ia tak mau menyembut kan apa jabatannya.

"Oh, kira-kira kapan yah nak Zense,mau menikahi Ayunda,saya bu RT di sini,". Kekeh bu RT.

"Secepatnya kami menikah bu,". Sahut Ayunda, dengan cepat sebelum Zense, menjawab. Ada senyuman merekah di hati Zense.

"Sebenarnya nak Ayunda,ini kami anggap anak sendiri karena kebaikan orang tua bahkan menurun ke Ayu. Walaupun ada aja yang menfaatkan kebaikan Ayunda,". Bu Sumi, Langsung melirik ke arah bu Sari.

Zense, mengangguk pelan mendengar perkataan bu Sumi.

"orang tua nak Zense,mana?,". Tanya bu Lela.

"Orang tua saya sudah meninggal dunia, tapi saya masih punya paman dan bibi. Seandainya tau orang sebanyak ini bakalan saya bawa. tapi Ayunda, tak bilang apa-apa,". Ujar Zense.

"Innalilahi,". Sahut bersamaan.

"Yang sabar nak Zense,". Ujar bu Sumi.

Zense, langsung membisik kan ke Hans.

entah apa yang di bisikkan

Melihat Hans dan Kevin, beranjak pergi semua orang terheran-heran.

"Mau kemana kalian berdua,". Tegur yang lain

"Kami Permisi dulu bu,nanti kesini lagi,". Kata Hans.

"Aduh suaranya,". Ujar yang lainnya.

"Permisi dulu,". Ucap Kevin. mereka berdua langsung melewati para ibu-ibu sambil membungkuk kan badan mereka.

Sebisa mungkin Zense, mengubah ekspresi wajahnya dengan santai. Jika di berhadapan dengan rekan bisnis, dia terbilang sangat dingin tak banyak bicara.

Dia kira aku tidak bisa menghadapi para ibu-ibu. Pasti dia sengaja untuk mengerjai ku, batin Zense. Ia menatap Ayunda, dengan tatapan tajam.

Sepertinya gagal, batin Ayunda. Dengan tatapan tajam Zense,dia paham apa arti dengan tatapan nya.

Para ibu-ibu memperkenalkan diri satu persatu kepada Zense,bahkan mantan mertua Ayunda,pun juga ikut.

saking banyaknya Zense,tak hapal nama-nama siapa.

Cukup banyak para ibu-ibu melontarkan pertanyaan kepada Zense. Namun dia dengan senang hati menjawab semua nya dengan santai tanpa grogi sekalipun.

Membuat Ayunda, menjadi salah tingkah. Karena target nya gagal total.

semua orang senang bisa berkenalan dengan tunangan Ayunda,di antar mereka juga ada yang membenci kehadiran Zense. siapa lagi kalau bukan mantan mertua Ayunda, beserta keluarganya.

gila, ganteng vs tajir banget ni tunangan Ayunda,aku harus cari tau siapa tau keberuntungan berpihak kepada ku,batin Neli. ia tersenyum licik.

Tak berselang lama Hans dan Kevin, mereka sudah datang dan membawa nasi kotak untuk di bagi ke semua orang di situ. dengan senang hati para anak-anak membantu mereka berdua membagi nasi kotak tersebut.

walaupun hati bu Sari, benci. dia tetap mengambil nasi kotak bahkan satu kotak di selipkan ke belakang jadi dia dapat dua kotak.

apa lagi bu Halimah,dan Sinta. mereka terasingkan padahal mereka berstatus sepupu Ayunda.

Bu Halimah,dan Sinta. mereka haru ini menu makanan yang enak tak lupa juga menyimpan dua kotak sekaligus. tanpa rasa malu mereka hanya cuek bebek tak perduli apa kata orang-orang tersebut.

Ayunda, tersenyum kecil saat melihat kelakuan ibu dan anak itu. liat saja kalian akan aku buat malu tunggu tanggal mainnya,batin Ayunda

"ya ampun makasih banyak nak Zense,udah bagi-bagi nasi kotaknya. menunya juga banyak di dalam,". ucap yang lainnya.

"sama-sama,anggap saja itu semua ucapan terimakasih saya karena ibu-ibu senang atas kedatangan kami,". ujar Zense

"santai saja nak Zense, kapan-kapan main lagi ke sini kalau ada waktu. biar kita kumpul rame-rame,". sahut yang lainnya.

Zense, menggaruk kepalanya yang tidak gatal,mana bisa dia seorang pembisnis yang di segani malah kumpul-kumpul sama ibu-ibu rempong.

"sekalian pakai daster yah bu,". ucap Hans.

"ah,kamu bisa aja. kalian berdua juga boleh ikut,". ujar yang lainnya. sambil mengedipkan mata ke arah Hans,dan Kevin.

"ayo makan bersama,kalian juga Hans dan kevin,". ajak Ayunda. kepada Zense dan lainnya.

mau tak mau mereka menuruti karena tatapan tajam Ayunda.

mereka semua makan bersama-sama ada canda tawa.membuat Ayunda, tersenyum manis saat menatap sang tunangan senyumannya di balas oleh Zense.