Li Fei Yang adalah seorang anak berusia 8 tahun yang lolos dari maut, akibat rombongannya di serang oleh sekelompok perampok bertopeng.
Li Fei Yang yang lolos dari maut tanpa sadar membawa langkah nya ke suatu lembah.
Di mana dia bertemu dengan dua orang sakti sedang bertempur dengan sengit.
Li Fei Yang yang bermaksud baik ingin melerai kedua orang tersebut.
Malah terseret dalam pusaran tenaga kedua orang itu. Secara ajaib kedua tenaga raksasa itu tersedot dan berpindah ke dalam tubuh Li Fei Yang.
Kedua orang yang kehabisan tenaga, setelah menceritakan masa lalu mereka dan menerima Li Fei Yang sebagai murid mereka.
Kedua orang itu akhirnya menghembuskan nafas terakhir mereka sambil tertawa gembira.
Li Fei Yang sendiri sangat tersiksa dengan kedua kekuatan yang saling bertentangan di dalam tubuhnya.
Akhirnya pingsan tidak sadarkan diri ditempat tersebut.
Bagaimana kelanjutan nasib Li Fei Yang Si Bocah yang lolos dari maut, menemukan berkah Kekuatan dahsyat tak terhingga, tapi justru membawa petaka besar bagi dirinya.
Silahkan ikuti petualangan Li Fei Yang di PENDEKAR API DAN ES
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MING2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN DI KEDIAMAN DU GU MENG CU
Mereka adalah tetua bendera merah , kuning hijau, biru, putih, hitam, dan ungu
Dari tujuh tetua hanya tetua bendera ungu yang merupakan seorang wanita, sisanya pria semua.
Wajah mereka semua tertutup topeng iblis, sehingga tidak ada yang tahu bagaimana bentuk wajah ke tujuh tetua tersebut.
Meski jumlah anggota mereka begitu banyak berkumpul di sana, tapi mereka semua tidak ada yang berani mengeluarkan suara.
Sehingga suasana terasa sangat hening dan sepi.
Baik wakil ketua, penasehat kiri maupun kanan dan ke 7 tetua.
Mereka juga tidak ada yang terlihat saling ngobrol, mereka semua duduk tenang menatap kearah batu penutup gua yang mulai berderak.
Semakin lama suara getaran dan berderak nya pintu gua semakin kuat getarannya, akhirnya batu penutup gua yang sebesar gajah itu, meledak hancur berkeping-keping.
Mulut gua pun terbuka lebar, seorang pria tampan berusia 30 an berambut merah muncul dari balik gua sambil tersenyum ramah.
Beliau inilah yang bernama Ming Wang, bila orang bertemu langsung dengan nya, tidak akan ada seorangpun yang akan percaya, bahwa inilah Ming Wang ketua Hei Mo Pang.
Orang orang pasti akan berpikir, bagaimana.mungkin seorang pemuda yang baru berumur 30 tahunan, bisa memimpin sebuah organisasi sebesar itu.
Tapi bagi yang mengenalnya itu tidaklah heran, karena usia aslinya Ming Wang dan Yi Han sebenarnya tidak terlalu berbeda jauh.
Umur mereka kurang lebih hampir 700 tahun, mereka berumur panjang dan awet muda, itu karena di tunjang oleh kesaktiannya.
Ming Wang bisa terlihat jauh lebih muda dari Yi Han, karena sewaktu muda dia pernah mengkonsumsi buah Dewata, yang dia temukan secara tidak sengaja.
Sehingga sejak saat itu, dia pun tidak pernah bisa tua, selain itu Ming Wang yang berlatih ilmu setengah sesat setengah lurus, dalam usia sangat muda dia sudah memiliki kesaktian tinggi.
Proses pencapaian kesaktiannya lebih cepat dari Yi Han, tapi meski Yi Han pencapaiannya lebih lambat, tapi saat mereka sama sama sampai di tahap akhir, Ming Wang selalu harus akui kemampuan Yi Han, yang selalu jauh lebih kuat darinya.
Ming Wang menyapukan pandangannya sejenak ke bawahannya, dia kemudian berkata,
"Wahai semuanya, selama 5 tahun ini kita sudah cukup hidup, ditempat sulit dan terpencil ini, selama ini kita hanya fokus berlatih dan terus berlatih.!"
"Hari ini akhirnya waktunya tiba...!"
"Marilah semuanya, hari ini juga kita semua akan turun Gunung.!"
"Aku akan memimpin kalian untuk menahlukkan Xu San, agar kelak tidak akan ada lagi paku ganjalan, yang akan menghalangi langkah kita..!"
Setelah selesai memberikan pengarahan, Ming Wang mengangkat sebelah tangannya yang terkepal keatas dan berkata,
"Hidup kegelapan,...! hidup kebebasan...!!"
Di mulai dari Xu Da, Xuan Hei, Xuan Ming dan ke 7 tetua, mereka secara serentak mengikuti teriakan Ming Wang.
Maka bergemuruh lah teriakan para anggotanya, yang mengikuti dengan penuh semangat.
Ming Wang memberikan waktu kepada seluruh anggotanya, untuk berteriak penuh semangat.
Sesaat kemudian dia baru mengangkat kedua tangannya dan berkata,
"Kalian tenanglah, setelah membereskan Xu San, kita akan melanjutkannya dengan menyerang 5 partai besar aliran lurus.!"
"Agar kedepannya kita bisa bebas berbuat sesuka hati, tidak akan ada lagi, orang yang berani menghalangi langkah kita.!"
Suara Ming Wang yang mengunakan tenaga Chi, membuat seluruh anggotanya bisa mendengarkan nya dengan sangat jelas.
Selesai Ming Wang berkata, sambutan sorak sorai penuh semangat kembali terdengar dari segala penjuru.
Ming Wang kemudian mulai melangkah melewati kerumunan.
Di mana semua bawahan nya langsung pada bergerak menyibak ke kiri dan kanan.
Mereka semua membuka jalan agar Ming Wang bisa lewat, Xu Da, Xuan Hei dan Xuan Ming menyertai dari belakang, diikuti oleh tujuh tetua bendera.
Mereka masing-masing memimpin anggota mereka bergerak dengan tertib, menuruni puncak gunung Hei Mo San.
Sedangkan di dunia persilatan sendiri di rumah kediaman Du Gu Meng Cu.
Yang merupakan ketua Dunia persilatan yang terpilih saat ini.
Di sebuah ruangan yang luas di dalam kediaman Du Gu Meng Cu, terlihat banyak orang sedang berkumpul di sana.
Mereka semua adalah ketua partai aliran lurus yang khusus datang mengadakan rapat membahas langkah antisipasi mereka.
Untuk menghadapi bahaya yang akan segera melanda dunia persilatan, yang di timbulkan oleh Hei Mo Pang yang kini sudah mulai bergerak.
Di sana hadir 5 ketua partai besar beserta wakilnya.
Mereka adalah ketua Shaolin Khong Sim He Sang dan wakilnya Khong Ti He Sang.
Yang kedua adalah Ketua aliran Wu Tang, Song Wan dan ke 6 adik seperguruan nya.
Yang ketiga adalah ketua Hua San, Su Bi Tao Cang dan wakilnya Su Hua Tao Se.
Yang keempat adalah ketua Kun Lun Pai, Mi Jue Tao Cang dan wakilnya Mi Fang Tao Se.
Yang kelima adalah ketua Thian San Pai yang di pimpin oleh Yang Su.
Selain kelima partai besar masih ada puluhan partai kecil, yang semua ketuanya ikut hadir di sana untuk memberikan dukungan.
Partai partai kecil ini aslinya di dirikan oleh murid murid ke 5 aliran partai besar, yang memisahkan diri, menciptakan ilmu dan jurus sendiri, sehingga terbentuklah aliran tersendiri.
Meski bila di bandingkan ke 5 partai besar mereka jelas kalah jauh, baik dalam jumlah murid maupun keaslian aliran ilmu, serta tingkat kematangan penguasaan ilmu aliran tersebut.
Tapi dalam hal jumlah murid, bila partai partai kecil ini yang hampir mencapai 20 partai, jika di gabungkan seluruh kekuatan mereka, Bahkan bisa menandingi gabungan kekuatan ke 5 partai aliran besar.
Jadi kekuatan mereka juga sangat patut di perhitungkan, sebagai bala bantuan yang sangat berarti bagi kelompok gabungan kekuatan Dunia persilatan aliran lurus.
Du Gu Meng Cu hanya duduk diam mendengarkan pendapat masing-masing ketua partai baik besar dan kecil.
Setelah memberikan waktu cukup lama untuk mereka mengemukakan pendapat dan berunding.
Akhirnya Du Gu Meng Cu, berkata,
"Semuanya tolong dengarkan aku, dari usul kalian semua aku membuat kesimpulan.."
"Pertama aku pribadi akan langsung berangkat ke Xu San mengabari Yi Han Tao Se, perihal pergerakan Hei Mo Pang dan bantuan yang akan kita lakukan untuk Xu San Pai."
"Kedua kita harus segera berangkat ke Xu San, untuk memberikan bantuan menghadapi pergerakan Hei Mo Pang."
"Ketiga kita hanya boleh membawa murid terbaik kita kesana, agar tidak menjadi korban sia sia di sana."
"Keempat bagaimana bila kita putuskan saja, 5 hari lagi kita semua akan berkumpul di kaki gunung Xu San."
"Bagaimana menurut para ketua semua..?"
ucap Du Gu Meng Cu penuh wibawa.
Semua peserta mengangguk dan tidak ada lagi yang maju untuk memberi pendapat.
"Baiklah bila semua nya setuju, mari kita nikmati pesta jamuan kecil kecilan dari saya."
"Setelah ini kita bisa kembali ke perguruan masing-masing, untuk melakukan persiapan, dan kita berkumpul lagi 5 hari kemudian di kaki gunung Xu.."
ucap Du Gu Meng Cu.
Sesaat kemudian perjamuan makan sederhana pun di mulai, dan berlangsung dengan gembira dan meriah.