Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Gak bisa pih,Irlan cinta sama Melda dan papi-mami tau kalau selama ini Irlan berusaha melupakan Melda,tapi tetap gak bisa.." Irlan menatap kembali wajah papinya.
PLAAAAAKK..
Tamparan dari mami Nita mendarat mulus dipipi anaknya.
"Tapi status kamu suami orang Irlan,seberapa besar pun cinta mu sama wanita j*lang itu,tetap kamu harus memilih istri mu..Dan belajar mencintai Istri mu!!!! Bukan malah terjebak ke dalam dosa perjinahan yang kamu bilang berdasarkan cinta..!!" Teriak mami Nita sudah tidak bisa lagi membendung emosinya.
"Namanya Melda mi,jangan panggil dia dengan sebutan itu." Kata Irlan tidak terima kalau wanitanya disebut j*lang.
"Cuuuuiiiihh!!! Sekarang depan kami semua kamu berani membela wanita j*lang itu..! Mami Nita meludahi anaknya sendiri
"Kalau bukan j*lang lalu apa hah? Wanita baik-baik begitu?? Buka mata mu Irlan,mana ada wanita baik-baik mau mendekati laki-laki yang sudah berstatus suami orang!!!"
"Dia sudah meninggalkan kamu,dan sekarang kembali lagi setelah tau kamu adalah pewaris Pratama grup,melekukan segala cara termasuk menghancurkan pernikahan mu untuk mendapatkan mu..Apa kamu belum sadar juga Irlan!!!!!" Teriak mami Nita semakin keras di akhir kalimatnya.
"Pokoknya kalian tidak boleh berpisah. Dan mami pastikan akan menghancurkan wanita j*lang itu karena sudah berani merusak ketentraman keluarga kita" mata mami Nita penuh kekejaman.
"Jangan pernah memanggil Melda dengan sebutan j*lang mi..Dan jangan pernah sentuh Melda,kalau sampe mami berani nyentuh dia,Irlan gak akan pernah maafin mami..! Suara Irlan tak kalah keras dengan maminya.
"Anak durhaka kamu..!!" Baru saja mami Nita ingin menampar Irlan tiba-tiba Nia berteriak.
"STOOOOOP!!!!" teriakan Nia berhasil membuat semua mata tertuju matanya.
"Nia minta kalian semua berkumpul disini bukan untuk melihat pertengkaran kalian. Nia minta kalian berkumpul hanya untuk memberitahukan kalau kami memilih berpisah."
Dengan nafas yang naik turun Nia menumpahkan emosinya yang sedari tadi ia pendam.
Istri mana yang tidak emosi mendengar suaminya secara terang-terangan lebih membela wanita lain di depan kedua orangtuanya. Sungguh membuat harga diri Nia sebagai seorang istri tercabik-cabik.
"Kak Irlan,terimakasih karena kakak sudah secara gentleman datang kesini dan mengakui kesalahan kakak didepan orangtua kita. Dan terimakasih juga karena kakak udah membuka mata ku lebar bahwa kakak memang tidak pantas untuk dipertahankan." Nia menghirup oksigen dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya.
"Aku tau kakak sangat mencintai perempuan itu,tapi apa pantas kakak membela wanita itu dihadapan Nia yang statusnya masih sah jadi istri kakak? Sikap kakak yang seperti ini benar-benar menjatuhkan harga diri ku." Kembali menjeda kata-katanya,menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya kasar.
"Kakak urus saja secepatnya perceraian kita,daripada kakak berlama-lama jatuh dalam kubangan dosa." Lanjutnya.
Kata-kata Nia membuat orangtua dan mertua Nia membelalakan mata tidak percaya pada keputusan Nia yang begitu mudah menyerah.
"Nia..jangan begini nak,pasti ada jalan keluar tapi bukan dengan perceraian..mari kita pikirkan lagi." Mama Dena menangis sambil memegang tangan anaknya.
"Kita gak cocok mah,kalau dipaksakan pun akan semakin menyakiti kami berdua." Mohon Nia.
"Niaaa!!!!" Papa Niko juga tidak terima dengan kata-kata Nia.
"Dalam pernikahan tidak ada istilah cocok atau tidak,semua manusia memang tidak ada yang pernah cocok. Tapi itu semua tergantung dari kita apa kita mau belajar memahami pasangan kita. Apalagi pernikahan kalian belum ada tiga bulan,kalian cukup membuka hati dan saling memahami,papa yakin rumah tangga kalian akan baik-baik saja. Anggap saja rumah tangga kalian sedang diterjang badai." Lanjut papa Niko.
Nia menggeleng,dia tetap pada prinsipnya.
"Pah..apa mungkin satu hati bisa diisi dua nama? Gak kan!! Papa lihat sendiri gimana kak Irlan begitu membela perempuan itu dihadapan kita semua,dia begitu mencintai perempuan itu. Bertahan pun hanya akan menyakiti hati Nia."
"Tapi Nia.." ucapan papa Niko langsung dipotong Nia.
"Pah please,kalau papa memang sayang sama Nia,tolong jangan paksakan keinginan papa lagi sama Nia. Biarkan sekali ini Nia memilih jalan hidup Nia." Air mata yang sedari tadi ditahan pun tumpah.
"Maksud kamu nak,kenapa kamu bilang kami memaksakan kehendak kami?" Kini mama Dena yang bertanya.
"Kalian yang meminta kami menikah tanpa bertanya apa kami mau menerima pernikahan ini,kalian juga tidak memberikan kesempatan untuk kami untuk saling mengenal. Kalian juga langsung menentukan tanggal pernikahan kami bahkan konsep pernikahan kami pun kalian yang atur. Sekarang kalian semua tahu kalau hati Irlan hanya mencintai wanita lain,dan kalian tetap memaksakan kami bersama. Apa pernah kalian memikirkan perasaan kami." Nia mulai terisak,mengeluarkan rasa sakit di dadanya yang sangat menyesakkan.
"Disini kak Irlan juga hanya korban,seandainya kalian bertanya dulu kepada kami,mungkin sekarang wanita itu lah yang menjadi istri kak Irlan. Dan aku juga gak perlu merasakan penghinaan ini." Lanjut Nia.
Kini matanya mengarah kepada suaminya.
"Dan untuk kamu kak Irlan,aku bilang begini bukan berarti aku membenarkan perselingkuhan kakak. Tapi aku hanya ingin cepat-cepat berpisah dari kakak. Aku gak mau terlalu lama menyandang status istri dari seorang pengkhianat seperti kakak.."
Mama Dena dan Mami Nita hanya bisa menangis atas keputusan Nia yang sepertinya sudah bulat untuk mengakhiri rumah tangganya.
Nia yang merasa sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi langsung beranjak dari ruang keluarga menuju kamarnya.
Di dalam kamar,dia langsung menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang,menutupi kepalanya dengan bantal menangis sejadi-jadinya.
Tak menyangka di umurnya yang masih sangat belia dia harus menjadi seorang janda.
Sedangkan diruang keluarga masih ada Irlan,orangtua Irlan dan orangtua Nia.
Mama Dena semakin histeris saat Nia beranjak dari ruangan itu.
Bugh..
Irlan kembali mendapat bogeman,tapi kali ini papi Tian yang mendaratkannya diwajah anaknya.
"Itu buat mu karena sudah menjadi laki-laki brengsek yang mengkhianati istrinya.."
Bugh..
"Ini buat mu yang sudah membuat mami mu dan mama mertua mu menangis."
Bugh..
"Ini buat mu istri mu terluka.."
Bugh...bugh..bugh..bugh
"Ini buat mu yang sudah mencoreng nama keluarga.." papi Tian tersulut emosi,bertubi-tubi bogeman ia berikan untuk anaknya.
Melihat suaminya yang sudah seperti orang kesurupan mami Nita menarik tangan suaminya agar menghentikan aksinya,tapi sayang tenaga mami Nita tidak ada apa-apanya. Malah mami Nita yang jatuh tersungkur karena didorong suaminya.
Melihat sang kakak angkat terjatuh karena didorong suaminya,membuat papa Niko turun tangan menghentikan aksi papi Tian.
"Tian sudah....anak mu bisa mati kau pukuli terus.." teriak Papa Niko sambil menarik tubuh papi Tian menjauh dari Irlan.
"Minta maaf lah kepada mertua mu dan istri mu..Buat lah istri mu merubah keputusannya!!!!" Dengan nafas terengah-engah. Lalu menarik tangan istrinya.
"Aku pulang dulu Nik,makin lama aku melihat wajah anak bre**sek ini makin ingin ku pukuli anak ini sampai mati. Aku benar-benar malu punya anak seperti ini." Lanjut papi Tian sambil berlalu meninggalkan tiga orang itu.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻