Melody Cinta Nayla

Tentu saja Nay percaya pada Rey,Nay melihat tautan tangannya dengan Rey lalu tersenyum.mereka memasuki Ruangan VVIP yang sudah dipesan,dengan seorang pelayan mengarahkan langkah Rey dan Nayla hingga tiba di meja bulat besar yang sudah di isi beberapa orang.

Ada Sam dan Ratih serta Meilani yang sedang memutar bola matanya malas dengan ucapan ucapan orang di depannya.

Juga ada dua orang lagi yang Nay tak kenal,seorang pria paruhbaya dan wanita cantik yang terlihat anggun dan se xy dengan gaun hitam tanpa lengannya.

"Kak Rey" Meilani berdiri dari duduk nya ketika melihat Rey, sontak saja semua mata kini melihat kearah Rey, apalagi Sonia yang sudah tersenyum bahagia dia sudah menunggu sejak setengah jam lalu, namun tiba tiba senyumnya mendadak redup ketika Rey tak datang sendiri. "Kak Nay juga ikut? ih cantik banget sih" Mei memeluk Nayla.

Sonia memperhatikan tingkah Meilani,bahkan Meilani juga terlihat hangat sedang dari tadi Meilani mencoba mendekati Mei,namun Meilani tetap acuh padanya. Sonia sudah mengepalkan tangannya namun dengan cepat tuan Raksa mengusap tangannya hingga Sonia bisa mengembalikan rautnya kembali.

"Maaf saya terlambat" kata Rey.

"Tidak Apa Rey, ayo duduk" Ranti menepuk kursi di sebelahnya yang juga ada Sonia di sebelah kiri kursi tersebut. "Kamu bawa teman,maaf tapi Ibu sudah minta kursi pas" Ibu Rey seolah menekankan bahwa mereka tak menginginkan kehadiran Nay di antara mereka,hanya Ada satu kursi yang tersisa.

Nayla menundukan wajahnya, sedang Sonia sudah menyunggingkan senyumnya. "Kalo gitu saya tidak usah duduk" dan senyum sonia luntur kembali.

"Loh Nak ini kan ulang tahun mu bagaimana bisa"

"Saya tidak berniat mengadakan ulang tahun saya apalagi jika tidak dihadiri orang terpenting dalam hidup saya" dan orang yang dimaksud adalah Nayla.

Sam tiba tiba terkekeh "Sudahlah Ratih kita hanya perlu menambah satu kursi lagi, pelayan kami minta kursi satu lagi" Tak lama kursi baru pun datang dan Rey mendudukan dirinya dekat Nayla, setelah menarik kursi untuk Nayla.

"Selamat ulang tahun Rey ini hadiah dariku" Sonia memberikan sebuah kotak kehadapan Rey.

"Terimakasih" kata Rey tanpa melihat Sonia.

"Wah kamu baik sekali Sonia,Rey bukalah apa isinya,pasti bagus"

Rey membukanya,dan sekilas Nay melihat isinya sebuah jam tangan yang pasti mahal. "Itu kupesan khusus untukmu dan hanya satu satunya di dunia" terang Sonia.

"Astaga itu pasti mahal Nak"kata Ibu

"Tidak seberapa Bu" Kata Sonia merendah.

Meilani mencibir "Dasar munafik" namun tanpa suara,

Nay merasa konyol sendiri diantara orang orang kaya ini terutama dengan ucapan mereka mengenai bisnis.

Rey tak bicara sedikit pun, hingga suara Sam kembali terdengar "Baiklah kita mulai jamuannya,silahkan Raksa, Nak Sonia" mereka mulai makan dengan hening.

Setelah acara makan selesai semua piring telah di singkirkan dan gantikan dengan cangkir teh herbal di depan mereka,sambil berbincang tentu saja yang lebih mendominasi Sam dan Raksa.

"Oh ya Rey dad begitu penasaran dengan teman mu siapa namamu gadis cantik?" tanya Sam.

"Nayla om" kata Nayla.

"Oh Nayla kamu pasti teman terbaik Rey hingga dia mengajakmu keacara penting ini" Nay hanya tersenyum canggung,sejak tadi Nay hanya diam.

"Dan ya, kamu pasti tau bahwa hari ini juga bukan hanya acara ulang tahun Rey,tapi juga acara pertunangan antara Rey dan Sonia."

Deg,

Wajah Nay terangkat dan melihat kearah Sonia yang sedang tersipu,lalu ke arah Rey yang masih terlihat datar.

Nay menjadi bingung apa yang harus dirinya lakukan sekarang,namun tangan Rey dibawah meja tetap memegangnya erat.

"Raksa bagaimana kita mulai saja"

"Tentu Sam" dan sebuah cincin dibawakan oleh seorang pelayan diatas nampan yang sudah sihias rapi. Mereka semua berdiri kecuali Nay dan Rey, saat Nay hendak berdiri Rey mencegahnya dan menarik tangannya agar tetap duduk.

"Ayo Nak berdirilah"kata Ratih.

"Maaf"Rey berdiri "Tapi saya sama sekali tidak tau tentang ini"

"Tidak masalah Nak kapan pun itu kalian akan tetap menikah bukan" kata Sam masih dengan raut tenang.

"Ya tapi aku hanya akan menikah dengan orang yang kucintai bukan dengan orang asing"