Imma Anjani adalah gadis yang baru duduk di bangku SMU kelas 11 menjalankan amanah ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia untuk menjaga Adik nya Faro Sanjaya dengan status putra nya.
Imma harus melindungi Faro Sanjaya dari ketua mafia terbesar di Asia tenggara yang memiliki dendam lama dengan kakek kandung Faro yaitu Tomy Sanjaya
Perjuangannya Imma tidak lah mudah, karena dia harus meninggalkan segala cita-cita, masa depan impiannya hanya untuk Faro.
Perjuangkan itu sedikit demi sedikit berkurang setelah bertemu dengan pujaan hatinya Kenzie Wiguna, yang tulus mencintai Imma satu paket dengan putranya Faro, berjuang bersama dalam satu keluarga demi melindungi putra nya
Dengan ikatan cinta yang tulus dalam keluarga akan lebih mudah untuk mengatasi masalah hidup.
mari kita simak cerita selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muda Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Uthi Sumi Sakit
Uthi Sumi masih bersembunyi di balik stand es krim dengan gemetar, Imma mencari keberadaan uthi Sumi ternyata ada di sana.
Uthi Sumi dan Imma saling menatap sambil mengangkat bahunya seolah menanyakan ada apa.
"Nak, kami duluan ya... permisi" kata suaminya.
"Da....da.. cucu ku yang ganteng, sampai jumpa" celoteh istrinya kemudian.
Faro melambaikan tangan nya dan Imma berdiri sambil membungkukkan badannya tanda hormat.
Langsung uthi Sumi mendekati kami dengan badan yang berkeringat dingin, kakinya seolah olah di seret dalam jalannya
"Dia..... dia.... adalah Tomy Sanjaya dan Nadia Sanjaya Kakek kandung Faro" ucap uthi Sumi sambil memeluk Imma dan pingsan dalam pelukan nya.
"Uthi.... uthi.... bangun" kata Imma gugup.
"Uthi Tumi tenapa umi? tanya Faro ikut gugup.
"Uthi sakit nak.... Faro duduk dulu ya, umi telpon Abi dulu" ucap Imma sambil membaringkan tubuh uthi Sumi di sebelah Faro.
Ada juga yang membantu para pengunjung yang datang.
"Kenapa ibunya mbak?" tanya seorang ibu muda itu.
"Dia lagi sakit" kata Imma sambil mencari nomor telpon Abi Ken.
"Kringggg.... kringggg... kringggg".
"Abi.. Abi tolong uthi Sumi pingsan" ucap Imma sambil menangis.
"Umi... honey tenang dulu sekarang posisi dimana Abi kesana sekarang?" jawab Ken dalam telepon nya.
"Di mall yang sama waktu kita bertemu pertama kali" jawab Imma tetap sambil menangis.
"Ok Abi kesana jangan kemana-mana" perintah Ken.
Ken langsung memanggil Sandi untuk ikut bersamanya, karena saat itu Sandi berada di samping Ken.
"Aku saja yang menyetir bos" tawar Sandi.
"Ayo cepat lah" titah Ken sambil berlari keluar ke tempat parkiran.
Sandi langsung tancap gas ke arah mall dengan cepat, sesampainya di sana sudah banyak orang yang membantu Imma, ada yang memberikan minyak kayu putih ataupun air mineral.
"Permisi... permisi... umi, bagaimana uthi Sumi?" tanya Ken
"Belum siuman Abi" jawab Imma khawatir.
"Abi... uthi tatit" celoteh Faro sambil memeluk Ken.
"Iya nak kita bawa kerumah sakit ya" ucap Ken lembut.
"Tadi kesini bawa motor kah umi" tanya Ken cepat.
Imma hanya menganggukkan kepalanya saja dengan pertanyaan Ken.
"San bawa motor umi pulang, umi berikan kunci motor nya ke Sandi" titah Ken lagi.
"Ayo kita kerumah sakit saja" perintah Ken sambil menggendong uthi Sumi.
Semua ikut Ken berjalan di belakang nya, Faro di gendong Sandi agar cepat sampai parkiran, Imma terus saja mengeluarkan air mata nya tanpa berkata sedikit pun.
Setelah sampai di parkiran Ken membawa mobil nya sendiri dan sandi membawa motor Imma menuju Imma Kafe.
Sesampainya di UGD rumah sakit langsung ada petugas rumah sakit yang membawa
Brankar tempat tidur untuk uthi Sumi.
Ken mendaftar kan ke loket pendaftaran untuk uthi Sumi, dan menunggu di depan UGD.
Ken menelpon Mami Winda untuk membantu menjaga Faro, dan menyusul ke rumah sakit, Imma memeluk Faro dengan erat sambil meneteskan air mata tanpa henti.
Ken hanya bisa memeluk kedua nya tanpa bertanya sedikit pun, karena Ken tahu biasanya Imma akan diam seribu bahasa.
Mami Winda datang dengan tergesa-gesa di ikuti oleh Papi Bastian di belakang nya, ternyata papi Bastian juga ikut khawatir dengan mereka.
"Faro.., Ken ada apa?" tanya Mami Winda.
"Tadi uthi Sumi pingsan di mall" jawab Ken singkat.
Mami Winda langsung memeluk Imma yang masih menangis dan Faro secara bergantian.
Uthi, Akung talim muuuah" ucap Faro sambil mencium punggung tangan keduanya bergantian.
"Keluarga ibu Sumiyati" panggil suster dari ruang UGD.
"Ya sus.... " jawab Ken sambil mendekati suster itu.
"Pasien sudah sadar ya, ini akan di pindahkan ke ruang rawat inap dulu, mari ikuti kami" ucap suster itu lagi.
Kami mengikuti brankar tempat tidur uthi Sumi dari belakang ke ruangan rawat inap VVIP rumah sakit.
Setelah di ruangan itu Imma mendekati uthi Sumi bersama Ken sedangkan Mami Winda dan Papi Bastian beserta Faro duduk di sofa.
"Umi.... jangan menangis terus, uthi Sumi sudah baikan, jangan berpikiran macam-macam" ucap uthi Sumi lemah sambil tangannya mengusap rambut Imma lembut.
"Mereka tidak mengenali umi tenang saja, dan juga tidak melihat uthi kan tadi?" ucap uthi Sumi lagi.
Ken hanya mendengarkan pembicaraan mereka tanpa bertanya sedikit pun, hanya saling pandang dengan Papi.
Imma hanya menganggukkan kepalanya dan mulai tenang pikiran nya dan duduk di samping uthi Sumi sambil menunduk.
Kemudian mami Winda mendekati uthi Sumi berbincang sebentar, kemudian pamit dan ijin membawa Faro pulang.
'Faro ikut uthi mami dan akung Papi ya, biar umi merawat uthi Sumi sampai sembuh" ajak mami Winda.
"Ho...o, umi Palo itut uthi mami ya" ucap Faro sambil mendekati Imma.
"Talim dulu muaaah" Faro Salim kepada Imma.
Setelah Mami Winda dan Papi Bastian pulang, dan uthi Sumi tertidur pulas, Imma hanya melamun duduk dan tertunduk diam.
Ken mendekati Imma dan memeluk nya lagi, Imma menangis lagi sejadi-jadinya, Imma hanya mengucapkan.
"Maaf....... maafkan umi, maaf" ucap Imma sambil menangis tersedu-sedu.
"Sudah lah Abi mengerti, tidak perlu mengatakan apapun, Abi akan selalu ada untuk umi" hibur Ken.
Dalam hati Ken hanya ingin melindungi nya dari apapun yang masih misteri bagi Ken.
Setelah setengah jam berlalu Imma mulai tenang, uthi Sumi belum juga terbangun.
"Maaf Bi, umi sudah tidak apa-apa, kerja lagi aja, maaf merepotkan" ucap Imma lirih.
"Tidak, Abi sudah ijin sama Papi kok, Abi mau menemani umi disini" jawab Ken sambil memeluk Imma kembali.
"Enak disini aja bisa memeluk umi terus" ucap Ken tersenyum.
"Jangan ambil kesempatan dalam kesempitan ya" gerutu Imma sambil cemberut.
Karena cemberut Ken malah gemes langsung mencium bibir Imma dengan lembut.
"Ehem... ehem" dehem uthi Sumi yang sudah terbangun.
"Maaf uthi sudah bangun ya" ucap Ken tanpa malu-malu.
"Kalian ini bermesraan tidak tahu tempat, ada orang tua disini" goda uthi Sumi.
"Maaf uthi" pinta Imma malu malu.
"Uthi hanya bercanda, maaf Abi merepotkan" kata uthi Sumi.
"Tidak uthi, ini sudah kewajiban Abi, apapun yang terjadi Abi akan selalu melindungi kalian, semoga suatu saat nanti bisa cerita dengan Abi, Abi tidak akan memaksakan kehendak kepada umi ataupun uthi, yang jelas Abi sangat dan sangat mencintai umi dengan setulus hati" kata Ken dengan yakin.
"Kalau perlu di majukan yok umi akad nikahnya biar Abi bisa memeluk mu terus" rayu Ken.
"Kenapa begitu?" tanya Imma heran.
"Abi tuuh bisanya memeluk umi kalau umi sedih aja" protes Ken.
Imma hanya menunduk saja, uthi Sumi hanya tersenyum manis.
Sementara Papi Bastian mendatangi mall yang di kunjungi Imma dan uthi Sumi tadi dan bertemu dengan direktur mall tersebut yang kebetulan adalah teman lamanya.
_________________
waaaah kenapa dengan
papi Bastian yang penasaran
bukan nya Ken
hai...... teman..... jangan lupa
like vote dan komentar ya.....
trims
ketawa.sampai.keras.perutku
.kretttt...kreeeeetttt🤣🤣🤣