NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekuat tenaga menahan diri.

Kelelahan Amy seperti lenyap seketika, digantikan oleh rasa gugup yang mendebarkan ketika mobil mewah Lucien berhenti di bawah kanopi marmer hotel yang megah. Matanya membulat, menatap tak percaya pada bangunan bergaya istana yang menjulang di hadapannya. Lampu kristal bersinar melalui jendela-jendela besar, memantulkan kilauan emas dan cahaya hangat.

"L-Luce... ini...?" gumamnya, suaranya hampir hilang oleh decak kagumnya sendiri. Di pikirannya, Lucien hanya akan membawanya ke sebuah penginapan kecil atau motel sederhana seperti apa yang dia lakukan saat menolong Lucien dulu.  Bukan ke... istana semacam ini.

"Tempat untukmu beristirahat," jawab Lucien pendek, tangannya yang hangat dengan lembut menuntunnya yang masih limbung keluar dari mobil.

Saat mereka melangkah masuk melalui pintu putar kaca berlapis emas, dunia seolah berganti. Udara hangat yang wangi dengan aroma parfum mewah menyambut mereka. Lobi hotel itu begitu luas dan menganga, dengan langit-langit setinggi langit yang dinaungi lampu gantung kristal raksasa yang memercikan cahaya seperti ribuan berlian. Lantainya terbuat dari marmer putih berurat emas yang berkilauan, memantulkan setiap detail elegan yang ada di atasnya. Di tengah ruangan, sebuah patung air mancur kecil yang terbuat dari onyx memancarkan air jernih dengan suara gemericik yang menenangkan.

Tiba-tiba seorang pria berambut perak yang berpakaian sempurna, bergegas mendekat. Wajahnya memancarkan rasa hormat yang dalam dan sedikit gentar.

Pria itu membungkuk sedikit –menunjukkan rasa hormatnya, "Bonsoir, Monsieur Beaufort. Ini kehormatan besar bagi kami untuk menerima Anda kembali."

Lucien tidak terburu-buru membalas. Dia mengangguk perlahan, hanya sekali, sambil menahan kontak mata itu selama satu atau dua detik lebih lama dari biasanya—sebuah sikap yang secara halus menegaskan statusnya.

"Durand. Terima kasih atas sambutannya," ucap Lucien dengan suara datar.

Amy membelalakkan matanya sambil melirik Lucien, karena dia hanya menyebutkan nama pada lelaki yang jelas-jelas lebih tua darinya. Namun anehnya, lelaki itu tetap membungkuk penuh hormat.

"Segalanya sudah disiapkan sesuai preferensi Anda, Monsieur. Suite Bordeaux Royale." Dia memberikan kartu elektronik dengan dua tangan.

Lucien menerimanya tanpa melihat kartunya. Matanya masih tertuju pada Durand.

 "Bagus. Tamuku, Mademoiselle Amy," Lucien sedikit menoleh ke Amy, memperkenalkannya tanpa banyak kata, sebuah isyarat bahwa Amy adalah orang penting -baginya "sangat membutuhkan ketenangan. Saya yakin kamu memahami,” lanjutnya.

Durand membungkuk lebih dalam ke arah Amy, memahami petunjuk yang disampaikan secara  samar oleh Lucien. "Tentu saja, Monsieur Beaufort. Staf kami akan menjaga privasi dan kenyamanan Mademoiselle dengan sepenuh hati. Tidak ada yang akan mengganggu."

Amy hanya bisa terpana. Pemilik hotel ini sendiri—seorang pria yang jelas-jelas sangat penting—tampak begitu menghormati, bahkan hampir-hampir merendah di hadapan Lucien. Kini Amy baru benar-benar menyadari betapa besar pengaruh dan rasa segan yang dimiliki Lucien di Bordeaux, Prancis ini. Lucien bukan hanya kaya; dia adalah seorang yang kekuasaannya diakui.

Lucien mengangguk lagi, perlahan. "Merci, Durand," kemudian meletakkan tangan yang halus tapi tegas di punggung Amy untuk menuntunnya pergi, beralih dari sosok yang ditakuti menjadi pelindung dalam sekejap. 

Lucien menuntun Amy menuju lift yang dindingnya berlapis kayu mahoni berukir. 

Kegugupan Amy belum juga reda, malah bertambah saat lift membuka langsung ke sebuah pintu suite yang sudah menunggu.

Saat Lucien membuka pintu, Amy benar-benar terkesiap. Nafasnya tertahan.

Ini bukan sebuah kamar hotel. Ini adalah sebuah apartemen mewah yang tampak seperti diambil langsung dari majalah desain interior.

Sebuah kamar hotel yang dilengkapi ruang tamu yang luas terbentang di hadapannya, dengan lantai parket kayu gelap berkualitas tinggi yang ditutupi karpet sutra Persia yang lembut dan berornamen rumit. Sofa dan kursi berlapis kain beludru terlihat begitu nyaman mengelilingi meja kopi marmer. Amy juga melihat sebuah perapian marmer elektrik menyala dengan api "batubara" palsu yang hangat, menciptakan suasana yang intim dan nyaman.

Yang paling menakjubkan lagi adalah tirai elegan berwarna krem yang terbuka dan menunjukkan bingkai jendela dari lantai ke langit-langit dan menawarkan pemandangan indah kota Bordeaux di malam hari.

Amy melirik sebuah ruangan yang dia yakini adalah kamar tidur, pintunya sedikit terbuka dan dia bisa melihat ranjang berukuran super besar dan terlihat lembut seperti awan yang di hiasi kanopi dari kain lembut berwarna putih.

“Masuklah, kenapa malah bengong di ambang pintu, Amy?” ujar Lucien sambil tersenyum tipis, merasa lucu dengan tingkah Amy.

“Ki-kita tidur di sini?” suara Amy seakan tercekik di kerongkongannya. Dia merasa seperti cinderela yang di bawa ke istana pangeran.

Amy berjalan pelan memasuki ruangan megah itu. Sungguh tak percaya, bagaimana mungkin ada kamar Hotel semewah ini! 

“Kenapa? Kamu nggak suka? Mau pindah ke Hotel yang lain? Ada hotel yang lebih bagus tapi jaraknya lumayan jauh.”

“No-no-no! bukan nggak suka, tapi ini terlalu mewah… aku pikir kita hanya akan istirahat di losmen kecil, kau tau.. seperti saat aku membawamu waktu itu…” Amy meringis malu, merasa begitu bersalah. 

Lucien tergelak, “Aku mengajak wanita yang sangat ku sayangi ke tempat seperti itu? Tidak mungkin sayang… jika perlu, kalau kamu suka, aku akan beli Hotel ini untukmu-“

Amy merona, “Ja-jangan bicara ngelantur… aku- aku mau bersih-bersih dulu…” ucap Amy sambil buru-buru masuk ke dalam kamar mandi. Ya, dia benar-benar merasa sangat tidak nyaman karena belum mandi dan ganti baju seharian ini.

Setelah selesai mencuci rambut dan membasuh tubuhnya dengan air hangat, Amy segera mengenakan bathrobe yang disediakan oleh hotel. Mengikat erat tali jubahnya dan keluar dari kamar mandi dengan perlahan.

Dilihatnya Lucien sedang duduk santai di sofa sambil menonton acara TV. Dia tersenyum saat melihat Amy keluar dengan wajah yang segar. 

“Biar ku keringkan rambutmu,” ucap Lucien sambil mendekat dan mengambil hair dryer.

Dengan tekun Lucien mengeringkan rambut Amy, menyisirnya perlahan lalu menatap Amy dari kaca besar yang ada di depan mereka berdua, “Sudah… kamu cantik sekali, Amy..” ucapnya sambil tersenyum manis.

Amy menahan napas, lalu memalingkan wajahnya –malu. Cantik dari mana? Wajahnya pucat begini! Tanpa bedak, tanpa lipstick, terlalu polos, tapi dia bilang cantik? Benar-benar perayu ulung!

“Kita ke kamar sekarang?” tanya Lucien dengan nada riang yang terdengar menakutkan di telinga Amy.

“A-aku akan duduk di sofa sebentar. Bu-bukankah kita akan ngobrol tentang… Amanda?” jawab Amy dengan nada super kaku. Lalu dia berjalan cepat menuju sofa dan duduk dengan tegang di sana. Dia tidak bersandar, tapi duduk dengan tegak menunjukkan betapa gugupnya dia saat ini. Apalagi di dalam bathrobe ini dia tak mengenakan apapun selain pakaian dal*mnya. 

Lucien melipat bibirnya ke dalam, merasa lucu dengan tingkah gugup Amy yang sangat menggemaskan. Baru kali ini dia menemui gadis seperti Amy, tapi dia sangat menyukainya. Ini menunjukkan bahwa Amy bukanlah gadis murahan seperti Amanda atau gadis-gadis lainnya yang biasanya akan langsung menggoda Lucien saat tau seberapa kayanya dia.

Lucien duduk di sebelah Amy, bersandar pada sofa lembut itu, lalu meraih pundak Amy –menariknya perlahan, hingga Amy pun menyandarkan punggungnya di dada Lucien.

“Sekarang, apa terasa nyaman?” tanya Lucien lirih sambil mengecup pucuk kepala Amy dengn lembut.

“y-yeah.. ny-nyaman sekali…” jawab Amy dengan kegugupan yang haqiqi.

“Jadi…” Lucien meraih jemari Amy, menyelipkan jemarinya yang besar dan kekar di antara sela-sela jari Amy yang lentik dan lembut, “apa yang terjadi sampai kau bersama dengan kakaknya Amanda?”

“Aku, ehm.. sebenarnya, ehem! Begini…” entah apa yang ingin Amy bicarakan, pikirannya saat ini kacau. Jantungnya berdebar terlalu cepat hingga fokusnya pecah.

“Ya? aku menunggu…” jawab Lucien dengan lembut. Dia mendekatkan jemari Amy ke bibirnya dan mengecupnya beberapa kali.

Amy menahan napas, seolah jiwanya sudah terbang ke langit meninggalkan raganya yang lemas karena ulah Lucien.

“Aku pulang dan menemukan Amanda pingsan, da-dari mulutnya keluar busa dan dia kejang-kejang. Lalu aku menelpon ambulance dan menemaninya ke rumah sakit. Lalu- lalu aku menelpon miss Claudia –dia adalah guru kami- dan katanya dia sudah menelpon kakak Amanda dan tak lama kemudian Keenan datang.. lalu aku pulang… be-begitulah ceritanya…” ucap Amy dengan cepat karena gugup.

Lucien terdiam, “satu lagi korban Felippe sialan itu!” geram Lucien.

“A-aku juga berpikir seperti itu… entahlah, kita akan tau besok setelah mendapatkan penjelasan resmi dari dokter…” Amy menguap lebar. Rasa gugupnya sudah berganti menjadi rasa nyaman. Dada hangat Lucien berhasil membuat rasa kantuknya kembali muncul.

“Aku akan menemanimu saat ke rumah sakit! Janji jangan pergi tanpa aku! Amy?”

Amy mengangguk beberapa kali.

“Oh iya, besok aku akan mengajakmu menemui seseorang. Aku yakin dia bisa membantumu dengan masalah yang menimpamu di negaramu. Kamu bisa jelaskan duduk perkaranya pada temanku itu… ya? Amy?”

Amy diam, hanya suara dengkuran lirih yang terdengar membuat Lucien tergelak.

“Berani sekali dia tidur saat bersamaku… nggak takut aku berbuat macam-macam, ya?” gumam Lucien.

Lalu dengan perlahan Lucien mengangkat tubuh mungil Amy, membawanya menuju kamar dan merebahkannya perlahan di atas ranjang super empuk itu. 

Tanpa sadar kerah bathrobe Amy sedikit terbuka, dan menunjukkan dada putih mulusnya yang masih tertutupi kain penutup berwarna hitam –membuat Lucien menahan nafasnya sesaat.

“A-aku harus tidur di luar! Bisa-bisa aku lepas kendali kalau di dalam ruangan yang sama dengannya!" ingat Lucien pada dirinya sendiri, lalu bergegas keluar dari ruang tidur dan berbaring di sofa.

.

#gaes gaes udah eps 32 ini, krisannya dong ah... 😁

1
sunshine wings
Semoga cepat sembuh ya author.. 💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼
Tamie: makasih kk 🥰🥰
total 1 replies
sunshine wings
Akhirnya Amy sadar juga akan perasaannya...❤️❤️❤️❤️❤️💪💪💪💪💪
sunshine wings: 😅😅😅😅😅
total 2 replies
sunshine wings
Aku suka storynya author..
👍👍👍👍👍
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: makasih kk 🙏🙏🙏
total 1 replies
sunshine wings
Semoga Lucien dan Amy disatukan ya author.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭 aamiin...
total 1 replies
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!