NovelToon NovelToon
HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU

HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Patahhati
Popularitas:21M
Nilai: 4.9
Nama Author: rini sya

Arumi lengah, dia menganggap pernikahan yang dia bangun selama tujuh tahun ini baik baik saja, dia menganggap bahwa dia telah berhasil memenangkan hati suaminya, sikap dan tanggung jawab Yudha selama inilah yang membuatnya berfikir demikian.

Arumi tersadar ketika Yudha menemukan tambatan hati yang menurutnya mampu membuat hidupnya kembali bergairah.

Akankah Arumi mengijinkan suaminya mendua atau dia akan memilih berpisah, sungguh keduanya sama sama menghancurkan hatinya, terlebih untuk buah hati mereka!.

Mampukah Arumi mengiklaskan perjalanan hidup dan cintanya?

Mari kita ikuti kisah cinta mbak Arumi dalam HATI SUAMIKU BUKAN MILIKKU, yang penasaran dengan pertemuan awal mereka bisa baca kisahnya di IMPIAN DEKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rini sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menumpahkan Kerinduan

Perasaan was was yang Yudha rasakan semakin tak bisa ditahan. Yudha takut Arumi akan menolak dan mengusirnya.

"Ah apa yang kutakutkan, akan ku perkosa dia kalau sampai menolakku, akan kubuat dia hamil lagi biar ga bisa kemana mana," ancam Yudha dalam hati. Senyum licik mengembang begitu saja diwajahnya.

Yudha tersadar dari lamunannya ketika mobil yang ditumpanginya berhenti tepat didepan rumah Arumi.

"Den mari turun, sudah sampai," ucap Mang Jono. Yudha pun bangun dari sandaranya dan melihat sekelilingnya.

"Dari mana mamang tau kalau ini rumahnya?" tanya Yudha.

"Ini alamatnya sama foto rumahnya Den," jawab Mang Jono, tak percaya Yudha pun memastikanya sendiri.

Yudha dan mang Jono pun turun, Mang Jono memencet bel yang ada disamping pagar. Benar saja yang keluar adalah Patmi teman Jono.

"Beneran den ini rumahnya, itu namanya Patmi Den, teman saya!" ucap Mang Jono.

"Ohh," jawab Yudha.

Patmi pun membukakan pintu untuk mereka.

"Eh Mang Jono, siapa yang mau ketemu non?" tanya Patmi.

"Ini kenalin Pat dia Den Yudha," jawab Mang Jono sambil memperkenalkan Yudha. Yudha pun mangengguk membalas agukan Patmi.

"Silahkan masuk Den!" ucap Mang Jono. Yudha pun meminta ijin permisi pada asisten rumah tangga Arumi. Dan masuk meninggalkan Patmi yang masih bertanya tanya siapa Yudha sebenarnya.

"Jon kui sopo (jon itu siapa) Kayak pernah lihat di TV deh," ucap Patmi mengutarakan keingintahuanya.

"Itu Suami bosmu Pat, Wis ojo dirasani (Udah jangan di omongin) masuk sana bikinin minum," suruh Jono sambil membalikan kasar tubuh Patmi.

Yudha pun melangkah masuk kedalam rumah yang lumayan luas itu, hampir seukuran rumah yang Arumi tempati ketika di Samarinda.

"Ditya, abang, Mawar Adek!" panggil Yudha.

Patmi yang ada dibelakang Yudha pun segera memberi tahu, "Maaf Den anak anak sudah bobo," ucap Patmi.

"Oh, dimana kamar mereka bik?" tanya Yudha.

"Dikamar Non Rum Den, mari saya antar," ucap Patmi.

"Non kemana bik?" tanya Yudha.

"Oh non kerja den, masuk sift siang jadi pulangnya agak malam," jawab Patmi.

"Dia kerja bik?" tanya Yudha heran.

"Kerja Den di Hotel Ib***" jawab Patmi.

Yudha mengerutkan dahinya, tapi dia tak mau banyak bertanya. Patmi pun mengantar Yudha dan membukakan pintu untuk suami majikanya ini.

Yudha ingin sekali menangis melihat dua buah hatinya tidur tanpa ditemani oleh ibu mereka. Harusnya Rum tak bekerja harusnya Rum berada disamping mereka saat mereka tidur.

"Bik, tolong bilang sama mamang ya suruh bawa kesini tas baju saya," pinta Yudha.

"Baik Den," jawab Patmi.

Yudha yang sudah merindukan putranya langsung duduk disamping Ditya. Yudha tersenyum melihat wajah teduh putra yang sangat dirindukanya. "Abi kangen sayang," gumam Yudha. Disamping Ditya ada Mawar yang berbaring menggemaskan memakai baju tidur ber motif little poni yang cute dan pas ditubuh gembil putrinya.

"Hay sirewelnya Abi, masih suka merengek ga hah!" tanya Yudha sambil memainkan pipi cubby Mawar. Bagi Yudha buah hatinya ini sangat menggemaskan ingin rasanya dia menggigit tangan lucu Mawar yang menurutnya sangat menggoda ini.

Mang Jono masuk membawakan tas baju yang Yudha mau dan Bik Patmi membawakan Yudha secangkir teh.

"Makasih mang, oia mang ini sedikit buat mamang beli makan ya, ini buat bibik tolong jangan kasih tau Rum ya bik kalau aku datang!" ucap Yudha sambil memberikan beberqpa lembar uang pada orang orang yang membantunya ini. Mang Jono dan Bik Patmi saling menatap. Bingung harus bilang apa.

"Udah ambil aja, aku ga akan bilang bilang sama bang Dewa sama Rum, yang penting kalian juga jaga rahasia," ucap Yudha. Mang Jono mungkin percaya sama Yudha tapi tidak dengan Bik Patmi karena dialah yang bertanggung jawab atas kedua buah hati majikanya.

"Mohon maaf Den, boleh bibik nanya tapi jangan marah ya den," ucap Bik Patmi.

"Nanya aja bik, bibik mau nanya apa?"

"Aden beneran kan ayahnya anak anak, soalnya sejak saya kerja sama non saya kan ga pernah lihat aden walaupun cuma foto," ucap Bik Patmi. Yudha merasa itu pertanyaan yang wajar, karena dia merasa Patmi mempunyai tanggung jawab yang ga main main, tentu saja dia juga harus waspada terhadap orang baru.

"Saya abinya anak anak bik, bibik ga usah takut habis ini bibik telpon mbak Arti atau bang Dewa aja kalau masih ragu, oia bik susu buat Mawar mana biar nanti kalau dia bangun aku buatkan!" ucap Yudha.

"Ada den, ini saya sudah siapkan tiga takar ya den airnya 120cc," jawab bik Patmi.

"Ya udah kalian boleh pergi, bibik istirahat aja Rum bawa kunci kan?" tanya Yudha.

"Bawa Den," jawab Bik Patmi. Mang Jono dan Bik Patmi pun pamit keluar. Tinggalah sekarang Yudha sendiri dikamar bersama anak anaknya.

Sebelum berbaring disamping putrinya Yudha pun memilih mandi dan menganti pakaianya menjadi lebih santai.

Yudha sudah merasa segar sekarang, dia juga sudah harum. Yudha yang sudah tak sabar ingin bercanda gurau dengan putranya pun menganggu Ditya dengan mencium dan menjahili Ditya.

Ditya yang merasa tidurnya terusik pun sedikit marah, "Bunda, Ditya ngantuk!" ucapnya.

Yudha semakin gemas dengan putranya, "Bunda bunda apa hah, mana ada bunda," kembali Yudha menghimpit gemas tubuh Ditya yang mulai tumbuh ini.

Ditya pun membuka matanya dan menoleh, "Baaa," ucap Yudha mengagetkan putranya.

Seketika Ditya tertawa karena yang sedang memeluknya adalah orang yang sangat di rindukan. Dengan malu malu Ditya pun membalikan badanya menghadap abinya.

Senyum kerinduan mengembang dibibir keduanya.

"Abi," panggil Ditya.

"Iya sayang ini Abi," jawab Yudha, Mata Ditya berkaca kaca begitupun Yudha. Kerinduan yang mereka rasakan ternyata nyata adanya buktinya Ditya memeluk erat abinya begitupun Yudha dia juga membalas pelukan tangan kecil itu dengan kasih sayangnya.

"Abi kemana aja kenapa ga jemput Ditya bi, Ditya kangen bi," ucap Ditya.

"Maaf ya sayang Abi kan kerja, kok handphone bunda ga bisa ditelpon sih?" tanya Yudha, sebenarnya Ditya paham bahwa bundanya memang sengaja menghindari abinya tapi Ditya juga ga terlalu memahami ini.

"Handphone bunda yang lama rusak bi, yang baru beli hilang," jawab Ditya.

"Ooo ya udah nanti abi beliin yang baru buat bunda," ucap Yudha sambil mengecup sayang kening putranya.

"Kelas berapa sekarang heemm?" tanya Yudha berusaha mengalihkan kesedihan putranya.

"Abang kelas satu bi!"

"Sekolah dimana?"

"Di SD Islam 1 bi,"

"Ya udah abang bobo lagi yuk, abi peluk mau?"

"Mau, tapi abi janji jangan pergi lagi ya bi, Ditya mau bilang sama semua orang kalau Ditya punya abi," ucap Ditya.

"Iya sayang, abi ga akan kemana mana tapi bantuin abi bujuk bunda ya supaya mau ikut pulang bareng abi, kasihan abi sendirian dirumah," bujuk Yudha.

"Oke bi, tapi abi janji jangan bikin bunda nangis lagi ya bi!" balas Ditya.

"Iya sayang Abi janji ga bakalan bikin bunda nangis lagi, nanti kalau abi nakal Ditya boleh hukum abi, abi juga minta maaf ya udah bikin abang sedih, abang mau kan maafin semua kesalahan abi," ucap Yudha sambil mengelus rambut putranya.

"Mau bi, Ditya sayang sama abi Ditya juga kangen sama abi," ucap Ditya lagi sambil memeluk erat tubuh abi yang dirindukanya.

"Abi juga kangen sayang, abi juga sayang sama abang, sama adek sama bunda juga," ucap Yudha.

Yudha sedikit lega paling tidak satu orang yang pernah dia sakiti sudah memberikan maafnya, bahkam bersedia membantunya membujuk Rum untuk kembali bersamanya.

Bersambung...

1
Surtia Ningsih
sumpah amburadul
Surtia Ningsih
perasaan c Yuda bukan nya udah liat c robet kok baru sekarang sok akrab nya,,thor inget" atuh alurnya biar nyambung
ismaCun80
Luar biasa
Moreno
dia cuma gak tegaan ke cewek semlohay. kalau sama istri sendiri mah tega dan arogan
Moreno
ejiyee.. yg cinta mati. Lihat mantan sakit langsung mau dijagain. 😄
Maizaton Othman
suami bodoh sebab tak reti nak berterus terang,miss communication,isteri bodoh sbb cemburu buta
Soraya
Yudha waktu arumi mau lahiran anak nya sendiri gak peduli giliran bukan darah dagingnya mlh peduli
Iis Sumarni
Luar biasa
Khusnul Khotimah
lelaki yg goblok ya g ketulungan
Khusnul Khotimah
KLO sdh nyampek menikah apalagi kelon mah ogah,,,,,jijik bgt
Soraya
mampir thor
Anonymous
Istri ko selalu disebut ratu drama..... jelas2 yg bikin deama suaminya.... hebatnya memaafkan lg..... ga tau diri bgt ya si suami..... sdh nyakitin hati istrinya.... dibilang drama
Mice Zaimarni
Luar biasa
Cicih Winengsih
Lumayan
Cicih Winengsih
Biasa
Yeti Karniati
Luar biasa
Noerlina
Kecewa
Noerlina
Buruk
Desi Hariani
gak seruuu,,,kalok ujung² nya balikann..sakit bgt tauu,kalok di ingat perbuatan si yudha
Angelica James
samarinda 🫶🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!