[Warning! Adult Romance]
Jeje tidak menyangka jika PS partnernya adalah seorang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shim Chung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MAHM BAB 32 - Perlu Bukti
"Hahaha!" Jeje tertawa lepas karena melihat Damian memakai baju bapaknya di mana lelaki itu memakai kaos oblong bergambar partai lengkap dengan kandidatnya.
"Baju apa ini?" protes Damian yang merasa risih.
Jeje mendekat dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Damian. Lalu dia mengadah supaya bisa bertatapan dengan lelaki itu.
"Kau sudah berjanji tidak akan memakai baju sekali pakai lagi, Damian. Kalau kau bisa melewatinya, aku akan memberi mu hadiah!" bujuk Jeje supaya Damian menghilangkan kebiasaannya yang aneh itu.
Namanya Damian mempunyai otak kotor tentu saja mengira jika hadiah yang dimaksud Jeje itu adalah percintaan panas yang menggelora.
"Aku akan mencobanya!" sahut Damian setuju.
"Sekarang sarapan dulu, setelah ini aku mau membantu orang tuaku berjualan."
"Lantas aku harus apa?"
"Di rumah menunggu tukang listrik memperbaiki listrik kami yang kau rusak!"
Damian menurut saja karena di pikirannya dia akan bisa menyentuh Jeje habis-habisan kalau dia patuh.
Di meja makan sudah ada bapak dan ibu Jeje yang menunggu anak dan menantunya. Saat melihat Damian, bapak Jeje langsung mengingat kejadian tadi malam. Dia berpikir jika menantunya tengah semangat membuat cucu untuknya.
"Jadi kapan kalian akan merayakan pernikahan kalian?" tanyanya kemudian.
Jeje langsung menyanggah. "Tidak perlu perayaan, Damian akan segera kembali ke Australia. Kami akan berpisah!"
"Kapan aku bicara kita akan berpisah?" protes Damian.
"Lalu kau mau marayakan pernikahan denganku?" tanya Jeje tak habis pikir, bagaimana mungkin mereka akan merayakan pernikahan kalau sebenarnya mereka tidak pernah menikah.
Damian bingung harus menjawab apa, sampai dia menyadari sesuatu. "I love you!"
BUHHHHHH!!!
Jeje yang sedang minum refleks menyemburkan minumannya pada wajah Damian karena kaget dengan apa yang dia dengar.
"Maaf, maaf!" Jeje mengambil tisu dan mengelap wajah Damian.
Sementara Damian yang gila kebersihan itu menjadi geram tapi untuk meredam kemarahan lelaki itu, Jeje langsung membungkam mulut Damian dengan bibirnya. Gadis itu tahu hanya urusan begituan yang bisa meredam kemarahan tuan mafianya.
Dan terbukti Damian membalas ciumannya, mereka berdua bermain dengan indera pengecap mereka bahkan tangan Damian sudah meraih tengkuk Jeje sambil memiringkan wajahnya supaya ciuman mereka semakin dalam.
"Ya ampun, Buk. Dari tadi malam mataku disuguhi adegan 21+++++!" ucap Bapak Jeje yang langsung tidak berselera makan lagi.
*****
"Damian....," Jeje mengacak rambut lelaki itu yang saat ini menikmati dua bukit kembarnya.
Setelah acara ciuman yang memabukkan tadi, keduanya memutuskan untuk pindah ke kamar.
"Katakan sekali lagi!" pinta Jeje sebelum mereka melakukan hal yang lebih intens lagi.
Damian menegakkan kepalanya supaya bisa bertatapan dengan gadis itu. "I love you!"
"Ini bukan akal-akalanmu supaya bisa menyentuhku, 'kan?" Jeje mulai waspada, dia tidak mau jatuh ke lubang yang sama.
"Kalimat itu adalah kalimat pertama yang aku ucapkan pada seorang wanita! Dan kau masih mempertanyakannya?" protes Damian.
"Semua akan mempertanyakan hal itu jika ada di posisiku!" ucap Jeje tidak mau menyerahkan dirinya begitu saja.
"Kau perlu bukti apa?" tanya Damian gusar karena pernyataan cintanya diragukan.
"Beri makan Manto, mungkin aku percaya kalau kau memang serius!" tantang Jeje.
"Manto itu terobsesi padaku!" tolak Damian.
"Coba saja dulu!"
Karena merasa tertantang Damian menyetujuinya. Lelaki itu berdiri dan mengatur nafasnya sebelum menghadapi Manto.
"Jika berani angsa itu mengeluarkan kotorannya, aku bersumpah akan menembaknya saat itu juga!" ungkap Damian penuh ancaman.
sebelom nolong ketawa dulu ahh...