Novel ini merupakan karya pertama dari author. Harap dimaklumi jika ada beberapa chapter yang harus di "Revisi"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mas teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Special Chapter: Area Zero One
Ledakan!
Ledakan!
Cakar Greed dan pedang Malaikat Agung Uriel bertemu menciptakan ledakan Supernova yang menghancurkan ruang hampa. Bahkan, area jutaan tahun cahaya meledak dengan sangat dahsyat. Tidak sampai disitu, gugusan galaksi dan benda langit yang melayang tidak luput dari dampaknya. Benda-benda tersebut meledak dan hancur menjadi debu kosmik yang melayang di kehampaan.
Greed dan Malaikat Agung Uriel saling berhadapan, mereka saling memandang dengan ekspresi yang mendalam. Terlihat juga Malaikat Agung menahan cakar Greed menggunakan pedangnya.
"Malaikat Agung Uriel! Pedang Ilahi mu benar-benar sesuatu. Dapat menahan serangan dari kekuatan penuh ku dan bahkan tidak hancur, pedang mu itu sungguh sangat berharga!" Greed berkata sambil menyeringai. Kemudian, ia menambahkan.
"Bagaimana jika kita bertaruh?"
Malaikat Agung Uriel yang mendengar ini tidak terpancing, bahkan ekspresinya tidak berubah. Dengan suara feminim nya yang indah, ia berkata.
"Bertaruh dengan Iblis seperti dirimu? Apakah itu layak!"
"Hahaha, sungguh jawaban yang membosankan! Bagaimana kalau.."
Ucapan Greed terhenti ketika ia terhempas karena tendangan sang malaikat. Tubuhnya yang besar terhempas mundur seperti meteor yang melaju kencang menabrak bagian tengah galaksi. Galaksi yang luasnya ratusan ribu tahun cahaya tersebut meledak karena benturan nya.
"Dirimu terlalu banyak bicara. Jika ingin bertarung, maka keluarkan lah semua yang dirimu miliki! Diriku yang mulia ini akan menemani sampai akhir." Kata Malaikat Agung Uriel.
"Hahaha, tendangan mu sungguh menyakitkan! Tapi, itu tidak terlalu terasa. Yah, seperti menggelitik." Balasnya.
Meski berkata seperti itu, Greed sebenarnya bukan tidak terluka. Ia bahkan mengusap sudut mulutnya karena berdarah. Armor Tempur Antar Bintang yang ia miliki sedikit rusak di bagian dada, nampak bekas tendangan dari Malaikat Agung Uriel.
Keduanya menghilang secara bersamaan dan kemudian muncul di tempat yang berbeda. Sang Malaikat terlihat mengayunkan pedangnya untuk menebas iblis itu, tetapi Greed menghindarinya dengan sangat lihai.
Tidak cukup sampai disitu, sang malaikat Mecoba sedikit menuangkan Energi Mana-nya ke dalam Pedang Ilahi yang ia pegang. Mengambil jarak beberapa meter dari Greed, Malaikat Agung Uriel menebasnya secara Vertikal.
Sabit pedang melintas dan pergi menuju arah Greed. Pada awalnya, sabit pedang itu berukuran kecil. Tetapi semakin sabit pedang tersebut melesat, ukurannya berubah menjadi super masif.
Greed bukan orang bodoh yang ingin menerima serangan tersebut. Apa lagi mereka memiliki level yang sama. Menginjak ruang dengan sekuat tenaga, ia kemudian mengambil momentum untuk menghindar kesamping.
Meski iblis itu berhasil menghindarinya bukan berarti serangan dari Malaikat Agung Uriel hilang begitu saja. Namun, sabit pedang tersebut tetap melaju dan bahkan membelah galaksi menjadi dua. Sabit pedang sangat tajam, galaksi itu terbelah seperti tahu yang di iris menggunakan pisau.
Memanfaatkan kesempatan ini, Greed menghilang dan kemudian muncul di belakang sang Malaikat Agung. Mengalirkan Energi Mana ke cakarnya, ia mengayunkan cakarnya ke arah punggung Malaikat Agung Uriel.
Tidak sempat menghindar, Malaikat Agung Uriel memilih untuk mengaktifkan Barrier Magic di punggungnya. Sang Malaikat Agung berusaha untuk menahan serangan di area yang vital. Jika sampai bagian vital tubuhnya yang terkena serangan, maka tidak dapat di pungkiri ia berada dalam bahaya. Kemungkinan ia akan mati disini sangat besar.
Tentu saja itu bukan berarti Malaikat Agung Uriel lebih lemah dari Greed. Pada dasarnya, mereka berada pada level yang sama sehingga memiliki kekuatan yang sama. Meski memiliki kemampuan yang berbeda ini bukan menjadi acuan siapa yang menang maupun siapa yang kalah.
Terkadang, ketika seseorang memiliki kekuatan yang sama dan bahkan di level yang sama bukan kemapuan sihir maupun teknik sihir yang membuatnya menang, tetapi itu tentang kesempatan dan peluang. Kesempatan dan peluang menjadi katalis penting untuk menentukan siapa yang menang.
Ketika lawan melakukan kesalahan sehingga lengah, disitulah orang tersebut memanfaatkan kesempatan dan peluang yang diberikan lawan. Kemudian serang lah dengan menggunakan satu pukulan yang mematikan dan menentukan.
Tentu, hal ini mudah di ucapkan daripada dilakukan. Terlebih lagi, dengan level yang dimiliki oleh Greed dan Malaikat Agung Uriel, akan sangat sulit untuk menentukan siapa yang menang atau kalah. Kecuali salah satu di antara mereka memilih untuk mengeluarkan segalanya.
*****
Barrier Magic pecah berkeping-keping meninggalkan punggung sang Malaikat Agung yang penuh celah. Kendati demikian, itu bukan hal yang sia-sia karena memberikan Malaikat Agung Uriel waktu untuk berakselerasi. Tetapi, itu masih tidak cukup.
Cakar penghancur Greed melesat dan mengenai sayap bagian kiri dari sang malaikat. Sayap kiri bagian bawah terkena Cakar iblis itu sehingga meninggalkan luka yang berdarah. Luka yang berdarah tidak seperti luka manusia yang berwarna merah, tetapi luka tersebut berwarna emas dan berceceran di ruang hampa.
Dengan kecepatan yang tidak bisa diukur, Malaikat Agung Uriel mengambil jarak dari Greed. Keadaan keduanya terbilang sangat memprihatikan karena sama-sama terluka. Hanya saja, jika melihat dari ekspresi mereka, tidak ada satupun dari keduanya yang mengerutkan dahi karena kesakitan. Yang ada hanya wajah datar yang tanpa ekspresi.
Malaikat Agung Uriel yang melihat sayapnya terluka mengangguk, kemudian ia berkata.
"Serangan dari dirimu meningkat cukup hebat. Jika itu terjadi dimasa lalu, kemungkinan diriku pada saat itu akan dalam bahaya. Namun, masa lalu adalah masa lalu."
"Hahaha. Pada pertarungan kita terakhir kali, aku memang kalah darimu. Tetapi sekarang, belum tentu." Balas Greed menyeringai.
"Bagaimana kalau kita menentukan pemenang kali ini? Kau tahu! Gunakan semua yang kita miliki." Lanjutnya.
"Jika itu yang dirimu inginkan, maka baiklah. Diriku yang mulia ini akan memberikan segalanya."
Setelah mengucapkan ini, Energi Mana mereka berdua berfluktuasi gila-gilaan. Area ratusan juta tahun cahaya bergetar dengan hebat. Gugusan-gugusan galaksi dan benda langit disekitar nampak redup, sebagian dari benda langit tersebut meledak karena tekanan dari Energi Mana yang dimiliki keduanya.
Greed menyiapkan teknik sihirnya dengan mengangkat kedua tangannya. Setelah itu, tercipta lah bola penghancur yang sangat masif. Tidak, bukan bola penghancur, melainkan matahari penghancur yang berwarna ungu kelabu.
Sedangkan disisi Malaikat Agung Uriel, ia menggunakan pedangnya untuk menggambar rune sihir berwarna suci ke emasan. Rune sihir tersebut tercipta sangat indah. Pola-pola nya menyambung dan bersinggungan dengan sangat elegan. kemudian, matanya yang tidak pernah terbuka mulai sedikit demi sedikit bergetar. Setelah itu, mata Malaikat Agung Uriel terbuka menampilkan iris berwarna emas dan penuh kebijaksanaan.
"Light Magic: Light of the Wisdom of Judgment!"
Cahaya penghakiman melesat kearah Greed dengan membawa kekuatan yang sangat menakutkan. Dimanapun cahaya penghakiman melaju, ruang disekitarnya pecah meninggalkan celah hitam yang menyeramkan.
"Destruction Magic: Dark Sun Sphere!"
"Lawan ini!"
Greed melemparkan matahari penghancur kearah serangan sang malaikat. Matahari penghancur itu seperti namanya, ukurannya bahkan lebih besar dari matahari. Ruang hampa dalam hampir satu miliar tahun cahaya mendidih karena dampak dari kedua teknik tersebut, gugusan-gugusan galaksi mulai terlihat hancur dan terbakar.
Cahaya penghakiman dan matahari penghancur berbenturan dengan sangat dahsyat. Gelombang ledakannya bahkan menyapu hingga miliaran tahun cahaya. Gugusan-gugusan galaksi Area Zero one bagian luar hampir hancur sepenuhnya, meninggalkan wilayah luar Area Zero One debu kosmik yang berhamburan.
Tiba-tiba...
Retak!
Retak!
Ruang tiba-tiba retak di bagian inti ledakan. Setelah itu, ruang tersebut hancur dan muncullah cakar makhluk yang sangat besar. Cakar tersebut berwarna ungu emas dengan kuku yang sangat besar berwarna hitam. Ukurannya tidak bisa dijelaskan karena cakar makhluk itu bahkan dapat menutupi ledakan dari Teknik Sihir Malaikat Agung Uriel dan Greed.
"Apa itu..?" Kata mereka bersamaan. Terlihat juga Ekspresi mereka tampak terkejut.
Cakar dengan ukuran super masif tersebut terlihat menggenggam inti ledakan, kemudian meremasnya. Meski nampak tak bertenaga, kenyataannya, inti ledakan di remas hingga hilang tak tersisa. Tidak hanya menghilangkan inti ledakan, cakar makhluk yang tak dikenali ini kemudian mengirimkan gelombang kejut kearah Greed dan Malaikat Agung Uriel.
Terkena gelombang kejut, keduanya terhempas jauh dari wilayah Luar Area Zero One. Dengan ini, cakar super masif tersebut menghilang menjadi ketiadaan.
*****
Ditempat yang tidak diketahui, terlihat sebuah singgasana yang sangat megah. Singgasana tersebut sangat besar dengan ukuran beberapa puluh meter, menampilkan ke agung-an nya. Namum, yang tak terduga adalah ada satu sosok yang duduk di singgasana. Memakai jubah hitam yang agung dan mahkota yang melayang diatas kepalanya.
"Aura ini...Itu dia.." Kata sosok tersebut dengan suara yang serak, matanya perlahan terbuka. Mata Primordialnya seakan-akan menembus ruang waktu yang tak memiliki batas. Kemudian, mata tersebut menutup kembali.
"Menarik.."