NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Terpaksa Menikah Dengan Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:709.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Mommy Ghina

Kekhilafan satu malam, membuat Shanum hamil. Ya, ia hamil setelah melakukan hal terlarang yang seharusnya tidak boleh dilakukan dalam agama sebelum ia dan kekasihnya menikah. Kekasihnya berhasil merayu hingga membuat Shanum terlena, dan berjanji akan menikahinya.

Namun sayangnya, di saat hari pernikahan tiba. Renaldi tidak datang, yang datang hanyalah Ervan—kakaknya. Yang mengatakan jika adiknya tidak bisa menikahinya dan memberikan uang 100 juta sebagai ganti rugi. Shanum marah dan kecewa!

Yang lebih menyakitkan lagi, ibu Shanum kena serangan jantung! Semakin sakit hati Shanum.

“Aku memang perempuan bodoh! Tapi aku akan tetap menuntut tanggung jawab dari anak majikan ayahku!”



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15. Acara Launching - 1

Rian mencoba bicara hati-hati. “Pak … mungkin Shanum tahu Bapak mencarinya. Tapi dia masih merasa takut atau bingung untuk menemui Bapak.”

“Ya, gimana Shanum tidak takut sama Pak Ervan, jika raut wajahnya saja terlihat kayak lihat musuh.” Ingin sekali Rian melanjutkan kata tersebut. Namun, sayangnya tertahan hanya sampai di tenggorokannya.

“Takut?” Suara Ervan agak meninggi. “Apa yang perlu ditakutkan? Saya nggak pernah menyentuh dia! Saya bahkan memberikan kebebasan. Dia yang pergi, bukan saya!”

“Tapi bukan berarti dia baik-baik saja, Pak,” jawab Rian pelan. “Kadang perempuan menyembunyikan luka karena terlalu lelah menjelaskannya. Ya, termasuk luka karena Den Renaldi tidak jadi menikahinya. Maaf Pak bukan maksud saya ikut campur.”

Ervan menoleh cepat ke arah sopirnya itu. Mengapa ucapnya mirip dengan Ikhsan. Matanya menyorot marah, tapi tak ada kata keluar. Ia memalingkan wajah lagi ke arah rumah. Kali ini, tatapannya kosong.

Ia teringat hari saat Shanum menandatangani surat perjanjian mereka. Hanya satu permintaan darinya: “Status sebagai istri, walau tidak dianggap.” Tak ada embel-embel, tak ada air mata, tak ada permohonan aneh.

Setelah itu? Sepi. Shanum menghilang seakan tak pernah meminta apa-apa. Dan, hatinya amat marah serta kecewa.

Tiba-tiba pintu pagar rumah terbuka. Seorang pria paruh baya masuk membawa kantong belanja. Itu Aiman, ayah Shanum.

Ervan langsung menunduk dalam mobil, menghindari pandangan. Ia melihat dalam diam saat Aiman berjalan pelan membuka pintu, lalu menghilang masuk ke dalam

“Pak?” Suara Rian membuyarkan lamunannya.

Ervan menutup matanya, menyandarkan kepala ke jok.

“Sudah. Kita pulang saja.”

Mobil kembali menyusuri jalan kota yang kini mulai padat. Tapi tidak seperti sebelumnya, pikiran Ervan jauh lebih kacau. Ia merasa seperti kalah. Bukan pada Shanum, tapi pada dirinya sendiri.

Ia menatap ponselnya sekali lagi. Kali ini, bukan untuk menghubungi. Tapi untuk menatap layar kosong, berharap ada nama itu muncul.

Namun layar itu tetap diam. Sama seperti Shanum. Diam, tapi meninggalkan jejak yang mulai merayap di relung hati Ervan.

...***...

Keesokan pagi, Shanum tampak segar dan bisa tersenyum manis pagi ini. Walau semalam ia ikutan lembur sampai jam 10 malam buat pesanan kue untuk acara hari ini. Tidak merasa lelah, apalagi ia sudah tinggal di kost'an, dan kemarin sore bibi dan anaknya mengantar barang-barangnya. Padahal Shanum tidak mau merepotkan bibinya tapi bibinya bersikeras untuk mengantarkan sekaligus ingin tahu tempat kost keponakannya.

Tapi, tidak hanya barang-barang milik Shanum yang dibawanya, rupanya bibinya menyetok makanan dan bahan makanan yang mudah dimasak Shanum. Sungguh Shanum merasa beruntung memiliki bibi yang amat perhatian, setidaknya ia tidak merasa hidup sebatang kara setelah diusir kedua orang tuanya.

“Shanum, Yogi, Tia, Rista, kalian berempat yang akan mengantar dan bertugas selama acara  di tempat costumer. Usahakan untuk sigap saat bekerja di sana. Ini salah satu costumer yang sering langganan pesan kue. Dan, tolong jaga sikap kalian. Acara mulai jam 10, jadi pagi ini kalian harus sudah berangkat untuk menata kue-kue ini,” jelas  Bu Ririn selaku pemilik toko kue.

“Siap Bu!” seru mereka berempat.

...***...

Satu jam kemudian, Shanum dan ketiga rekannya—Yogi, Tia, dan Rista—sudah tiba di lokasi acara. Sebuah klinik kecantikan megah yang berdiri di kawasan elite Pondok Indah, dengan fasad putih mengilap dan jendela-jendela besar berbingkai emas muda yang memantulkan cahaya matahari pagi. Di depannya, deretan pot tanaman tropis tertata rapi, memberikan kesan segar dan profesional.

Mobil box yang mereka tumpangi parkir tak jauh dari pintu masuk. Seorang staf klinik berseragam putih dengan name tag bertuliskan “Ninda” menyambut mereka dengan senyum ramah.

“Selamat pagi. Mbak-mbak dari toko kue milik Bu Ririn, ya?” tanya Ninda, memastikan.

“Iya, betul, Mbak. Kami datang untuk set-up kue di acara launching produk hari ini,” jawab Tia, sambil tersenyum sopan.

“Silakan masuk. Area display untuk dessert table-nya ada di dalam, dekat dengan meja makanan utama. Kalian bisa mulai atur sekarang, nanti sebelum jam sepuluh semua sudah harus siap, ya,” jelas Ninda sambil mempersilakan mereka masuk.

Begitu melewati pintu kaca otomatis, Shanum hampir lupa napas. Interior klinik itu benar-benar di luar bayangannya. Lantai marmer mengilap, dinding dihiasi lukisan minimalis berwarna pastel, dan aroma lembut lavender yang menenangkan langsung menyapa indra penciumannya. Meja resepsionis berbentuk setengah lingkaran dengan lampu gantung berbentuk kristal di atasnya membuat ruangan tampak elegan sekaligus hangat.

“Wow,” bisik Rista, menoleh ke kanan-kiri. “Kayak masuk ke hotel bintang lima, bukan klinik.”

“Bener banget,” Yogi menimpali sambil menurunkan kotak-kotak dari mobil. “Nggak heran sih, biaya perawatannya pasti juga bintang lima.”

Shanum hanya tersenyum kecil. Ia memang tak banyak komentar, tapi pandangannya tidak bisa lepas dari tiap sudut ruangan. Klinik ini bukan hanya tempat perawatan, tapi seperti dunia yang lain—berbeda dari ruang-ruang sempit dan pengap yang sering ia tinggali belakangan ini.

Mereka pun segera bekerja. Meja display sudah disiapkan, lengkap dengan taplak satin warna champagne. Shanum dengan cekatan menyusun kue-kue mini tart, eclair, dan macaron dalam susunan bertingkat. Sementara Tia dan Rista menata bunga segar dan dekorasi kecil seperti papan nama menu serta lampu-lampu kecil yang bisa menyala.

“Shanum, kamu yang paling rapi nih kalau urusan susun-susun gini,” puji Tia sambil memindahkan toples cookies.

“Bukan rapi, tapi dia itu perfeksionis,” goda Rista, membuat mereka terkekeh pelan.

Shanum hanya tersenyum malu. “Kuenya udah cantik, jadi harus ditata cantik juga. Sayang kalau nggak maksimal.”

Tak terasa waktu terus bergulir. Jam sudah menunjukkan pukul 09.30 ketika suara musik instrumental mulai terdengar dari arah speaker. Beberapa staf sibuk mondar-mandir, mengecek sound system, menata kursi, dan memastikan seluruh ruangan dalam keadaan siap. Aroma kopi dan croissant hangat dari meja makanan berat juga mulai menguar.

Satu per satu tamu undangan datang. Wanita-wanita cantik berpakaian stylish, para influencer kecantikan, hingga beberapa pria berdasi yang tampaknya adalah partner bisnis. Semuanya menyambut suasana pagi dengan senyum dan suara tawa.

Shanum berdiri di belakang meja kue, memastikan tidak ada kue yang bergeser atau miring. Ia menepikan anak rambut yang jatuh ke dahi, diam-diam menenangkan detak jantungnya yang agak cepat. Mungkin karena gugup, atau karena ia tahu ini bukan acara biasa.

Dan saat itulah, langkah berirama tenang terdengar dari ujung lorong.

Seorang wanita melangkah masuk ke ruangan utama. Ia mengenakan setelan putih elegan, rambut panjangnya disanggul rapi, dan make up-nya nyaris tak terlihat—namun hasilnya justru memukau. Aura percaya diri dan keanggunan memancar dari setiap gerakannya.

“Selamat pagi semuanya. Terima kasih sudah hadir di acara launching produk terbaru kami, Radiance Glow Serum,” ucapnya dengan suara lembut namun berkarisma.

“Dia pasti Meidina, yang punya klinik ini,” bisik Tia ke Shanum sambil menyikut pelan.

Shanum mengangguk pelan. Pandangannya tak bisa lepas dari sosok wanita itu. Cantik, tenang, dan menguasai suasana. Di mata Shanum, Meidina seperti simbol perempuan sukses yang tak hanya memikirkan penampilan tapi juga cerdas dan tahu apa yang dia inginkan.

Bersambung ... ✍️

1
Sugiharti Rusli
yah memang sebaiknya permasalahan yang terjadi sama anak" mereka papa Wijatnako dan mama Diba tidak perlu ikut campur yah
Dwi ratna
😭😭😭😭😭😭
Dwi ratna
hadeh shanum km kyknya salah paham,msa gk paham klo Ervan cinta km,km mlh mau mundur
Susivira Wati97
suka thor ceritanya
Agunk Setyawan
shanum itu baperan blm apa" aja kaya gitu pikiran buruk trus
orang ngmg belum selesai pergi g denger dulu Halah cerita novel
Ais
shanum lagi”salah paham sm ervan tolong shanum pahami dl apa maksud perkataan ervan dihadapan kedua ortunya knp dia bs bicara mau melepaskan kamu untuk renal itu semata mata karena kamu dan renal ada ikatan ngak biasa yaitu bayi kalian berdua atas perbuatan kalian berdua dan skr ketika ervan sdh memilih kamu dia ngak akan melepaskan kamu kecuali klo kamu yg minta untuk dilepaskan demi ngak menyakiti hati renal tp klo aku jd kamu aku ngak akan mau balikan sm renal meskipun ada anak yg jd pengikat kalian berdua untuk bs bersama lagi karena pd kenyataannya kamu sdh sah dimata hukum dan negara sbg istri ervan soal anak mmg renal adalah ayah bilogis anak yg kamu kandung tp scr hukum ervanlah ayah anak kamu shanum jd please jng tutup lagi hati kamu jng setengah hati untuk membuka hati kamu buat ervan shanum kasihan ervan gmn juga dia sdh berkorban banyak dan sdh mengakui smua kesalahannya soal provokasi dia agar renal ngak jd nikah sm kamu wkt itu
Rabiatul Addawiyah
Semangat Van utk.mengejar cinta Shanum
Herman Lim
moga shanum BS berbuka hati Dikit aja utk Ervan setidak Ervan tdk merasa jadi org ketiga dlm hub adek KK
Inooy
benar apa yg d katakan papa mu Van,,jalani dn syukuri apa yg udh jd skenario Allah..qta g tau k depan nya akan seperti apa,,qta hanya perlu berusaha dn mensyukuri apa yg udh Allah berikan meskipun hanya sedikit.....

dn kamu jangan pesimis begitu Van,,aq tau kamu pasti merasa bersalah..merasa udh jd orang ketiga d kehidupan Reinaldi,,apalgi dengan kondisi Reinaldi yg skarang..kamu sebagai kaka pasti merasa bersalah dn tidak mo meliat adik nya menderita...tp kamu skarang udh jd suami nya Shanum, Van...bukan mengesampingkan perasaan Reinaldi jika emg benar masih ada cinta bwt Shanum,,tp kamu harus ingat Van..kamu udh jd suami Shanum, apapun keadaan Reinaldi skarang..kamu harus mantapkan hati kamu utk tetap mendampingi Shanum,,kan kamu sendiri yg bilang klo kamu udh jatuh cinta ma Shanum..jd kamu harus buktikan itu k Shanum,,,kamu pasti bisa merasakan kan klo Shanum udh mo menerima kamu..so kamu jangan bimbang lg karena aq yakin Reinaldi jg akan menerima dengan ikhlas,,karena cinta TIDAK harus memiliki.....

jd kamu jangan bimbang lg,,kasian Shanum dia pasti merasa d permainkan..apalgi kondisi nya lg hamil yg mood nya selalu naik turun!!!
Inooy: makin seru y ka Isna,,apalagi nanti klo Meidina kluar lg..siap2 obat tensi kaa../Grin/
Inooy: makin seru y ka Isna,,apalgi nanti klo Meidina udh kluar lg..siap2 obat tensi kaa /Grin/
total 3 replies
iqha_24
Shanum pliss jangan salah paham sama Ervan, dia sudah mulai cinta sama kamu
Marya Dina
belum tentu juga renal ma shanum dulu bahagiam
kan tau sendri dulu renal play boy gonta ganti cewek.
yg ada shanum makan hati d tambah mama diba gmna pasti selalu krecoki ank nya
klo gk ada kejadian kyak gtu gk sadar.
ayo num buka hatimmu
km mau cari yg mana lgi jangan keras kepala.
nanti ta getok lhoo kepala mu😁😂✌️
Nabila hasir
nabila jadi bingung harus kemana hati berlabuh . tapi sepertinya shanum membuka hati buat ervan
Oni Dias
hah udah up h pelit lah kok berkelok' kaya sinetron tersanjung.. jadi kurang respek aku, yg dr awal sll ikutin cerita y.
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Human
msh berhrp jgn smp kisah spt yg lainnya,suami istri hrs berpsh bbrp thn Krn tdk bs memilih,yg prmpuan hdp mandiri,walau nanti disatukan kmbli,Krn disini Shanum yg memaksa utk dinikahi,jd bljr membuka hati,aplgi ervannya sdh bnyk berkorban.Dan ervannya bljr utk berskp tegas memprthnkan rmh tngga.
Nar Sih
semoga shanum mendegar curahan hti mu ya ervan dan bisa belajar mencintai juga menerima mu
Naning Naning
hati ga ada yang tahu, entah cinta sanum ke eevan atau renaldi, tapi aku berharap shanum sama ervan
mbok Darmi
seharusnya shanum dan ervan berjuang menyakinkan renaldi bahwa jodoh mau dan rejeki sdh ditakdirkan ervan dan shanum yg berjodoh, renaldi hanya menanam benih karena masih muda tidak punya pendirian jadi mudah diprovokasi
Nur
𝑅𝑒𝑛𝑎𝑙𝑑𝑖 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑙𝑢,𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐸𝑟𝑣𝑎𝑛 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑢𝑎𝑚𝑖𝑚𝑢 𝑆ℎ𝑎𝑛𝑢𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑖 𝑑𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑚𝑎𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑚𝑜𝑚𝑚𝑦
𝑙𝑎𝑛𝑗𝑢𝑡💪💪💪💪
partini
udah shanum stop jangan merasa paling tersakiti terus lah,, tersakiti itu dulu sebelum Ervan jatuh cinta ma kamu
pls deh
Marya Dina: betul.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!