NovelToon NovelToon
Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Teen School/College / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:17.2k
Nilai: 5
Nama Author: Seojinni_

Akademi Valdris. Medan perang bagi calon jenderal, penasihat, dan penguasa.

Selene d’Aragon melangkah santai ke gerbang, hingga sekelompok murid menghadangnya.

"Kau pikir tempat ini untuk orang sepertimu?"

Selene tersenyum. Manis. Lalu tinjunya melayang. Satu tumbang, dua jatuh, jeritan kesakitan menggema.

Ia menepis debu, menatap gerbang Valdris dengan mata berkilat.

"Sudah lama... tempat ini belum berubah."

Lalu ia melangkah masuk. Jika Valdris masih sama, maka sekali lagi, ia akan menaklukkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana

Aula utama Akademi dipenuhi murid-murid yang menanti hasil ujian dengan gelisah. Bisikan-bisikan memenuhi udara, tetapi segera meredam saat Profesor Alistair naik ke podium.

Ia berdiri tegak, matanya menyapu kerumunan sebelum akhirnya berhenti pada satu sosok—Selene d’Aragon.

Tanpa basa-basi, ia mengumumkan, "Peringkat pertama, Selene d’Aragon."

Hening.

Bukan karena terkejut—semua sudah menduganya. Tetapi saat angka-angka hasil ujian muncul di papan akademi, suasana berubah drastis. Selisihnya terlalu jauh.

Vivianne, yang duduk angkuh di barisan depan, tampak pucat. Emilia, yang selalu memegang kendali, mengepalkan jemarinya hingga buku-bukunya memutih.

Langkah Selene terdengar jelas saat ia maju ke depan. Ia menatap Profesor Alistair lurus-lurus.

"Profesor, Anda tidak lupa janji Anda, kan?"

Ketegangan semakin terasa. Semua tahu Alistair tidak pernah menyukai Selene, tetapi ia tak bisa mengelak dari fakta yang terpampang di hadapannya.

Sang profesor mengatupkan rahang. Lalu, dengan enggan, ia mengangguk tipis. "Tentu saja. Kau berhak memilih lokasi ujian berikutnya."

Selene tersenyum kecil. "Bagus."

Tanpa berkata lebih banyak, ia berbalik dan melangkah pergi—membiarkan bisikan-bisikan semakin memanas di belakangnya.

***

Kejatuhan Vivianne dan Perubahan Hierarki Akademi

Di hari-hari sebelumnya, Vivianne adalah ratu tak resmi Akademi. Tetapi kini, status itu mulai goyah.

Saat ia berjalan di lorong, dagunya tetap terangkat seperti biasa, tetapi kali ini… bisikan-bisikan itu terdengar lebih tajam.

"Dia bahkan tidak mendekati Selene..."

"Aku tidak percaya aku pernah takut padanya..."

Vivianne menggigit bibirnya.

Tak bisa melampiaskannya pada Selene, ia beralih ke target lain—Emilia.

Tetapi Emilia bukanlah seseorang yang bisa dijatuhkan begitu saja.

Ia masih anggun, masih penuh wibawa. Tetapi sesuatu telah berubah. Pura-pura sempurnanya runtuh.

Dan mungkin, untuk pertama kalinya, ia tak berusaha menutupinya.

***

Kembali ke Asrama & Uang Taruhan

Di dalam kamar asramanya, Selene menyesap teh, menatap kantong berat berisi taruhannya.

Lima juta koin emas.

Ia mengangkat alis. "Tidak buruk."

Saat ia tengah menghitung koin-koinnya, ketukan terdengar di pintu.

Ketika ia membukanya, seorang kurir berdiri di ambang pintu, menyerahkan sebuah surat bersegel Kekaisaran.

Selene merobek segelnya dan membaca singkat.

"Perjamuan Istana akan diadakan dalam dua malam. Jangan lupa hadir."

Ia menghela napas. "Menyebalkan."

***

Persiapan untuk Perjamuan : Pasangan & Gaun

Pagi berikutnya, di lapangan latihan, Damien menyandarkan pedangnya di bahunya.

"Kau pergi dengan siapa?" tanyanya santai, sembari menepuk-nepuk gagang pedangnya.

Selene mengangkat bahu. "Entahlah."

Di kejauhan, Lucian yang duduk di pagar kayu melirik dari ekor matanya. "Kau bisa pergi denganku."

Selene menatapnya datar. "Tidak."

Lucian mendesah, seolah benar-benar terluka. "Kau menyakitiku, Selene."

Selene memiringkan kepala, berpura-pura berpikir. "Bagus."

Lucian mengerutkan kening. "Kau benar-benar tidak punya hati."

Selene hanya terkekeh, lalu berjalan pergi.

***

Pertemuan dengan Kepala Akademi Regis

Saat ia kembali ke asramanya, seorang murid menghampiri.

"Kepala Akademi ingin bertemu denganmu."

Tanpa banyak berpikir, Selene menuju kantor Regis.

Saat ia masuk, hal pertama yang ia lihat adalah sebuah gaun.

Putih. Sederhana, tetapi anggun.

Regis menatapnya santai. "Coba."

Selene mengernyit. "Kau serius?"

Regis hanya tersenyum. "Tentu."

Tak ada gunanya berdebat. Selene mengambil gaun itu dan masuk ke balik layar.

Ketika ia keluar, Regis terdiam.

Mata peraknya menelusuri sosok Selene. Gaun itu membingkai tubuhnya dengan sempurna, menampilkan sisi yang jarang terlihat.

Selene menyilangkan tangan. "Bagaimana?"

Regis tersenyum tipis. "Sudah lama aku ingin melihatmu mengenakan ini."

Selene menyipitkan mata. "Sejak lama?"

Regis tidak menjawab. Hanya tersenyum.

***

Perjamuan Istana : Malam yang Mengubah Segalanya

Regis menjemputnya dengan kereta kuda.

Saat tiba di istana, ia turun lebih dulu, lalu mengulurkan tangannya.

Selene menatapnya sejenak—kemudian menerimanya.

Begitu ia melangkah ke aula, keheningan menyebar.

Bukan hanya karena Regis, tetapi karena Selene sendiri.

Ia tampak berbeda. Elegan. Anggun. Memukau.

Emilia, yang biasanya menjadi pusat perhatian, menyadari bahwa sorotan kini bukan lagi miliknya.

Vivianne mencoba menyerang dengan sindiran. "Selene, aku hampir tak mengenalimu. Siapa yang memilihkan gaun itu?"

Selene hanya tersenyum kecil. "Oh, aku tidak suka hal-hal seperti ini. Tapi terkadang, kejutan itu perlu, bukan?"

Vivianne mengatupkan bibirnya.

Di tengah semua ini, Kaisar Magnus memperhatikan Regis.

"Mengapa pria itu tampak begitu protektif terhadap Selene?"

Sementara itu, Cassian melangkah mendekat, memperkenalkan Eleanor.

Ketika ia melihat Selene berdiri di antara dirinya dan Eleanor, sesuatu terasa… tidak benar.

Seolah…

Seolah mereka adalah keluarga sejati.

Seorang bangsawan di dekat mereka tertawa. "Cassian, kau dan Nona Selene terlihat sangat mirip. Jika kau mengatakan dia putrimu dan Eleanor, aku akan mempercayainya!"

Cassian tersentak.

Sebelumnya, hanya pikirannya sendiri yang mengganggu. Tetapi kini…

Kini, ia mulai meragukan segalanya.

Di sisi lain, Emilia merasakan ketakutan yang aneh.

Bukan hanya karena Selene telah mengalahkannya.

Bukan hanya karena hasil ujian.

Tetapi karena—mungkin orang tuanya juga akan direbut.

Dan ia tidak tahu… apakah itu sesuatu yang baik atau buruk.

1
Aulia
thor bagusss bangettt ceritanya, wow kagum sama alurnya beda dari yang lain.
Seojinni_: Wah makasih kak 😍
total 1 replies
Ita Xiaomi
Magnus itu adik yg baik menurutmu lg ngapain tuh?
Seojinni_: Magnus gak sadar adeknya begitu 😅
total 1 replies
Ita Xiaomi
Apakah Selena akan membantu Selina?
Seojinni_: Ya, nanti dia bantu Selina buat balas dendam 😎
total 1 replies
Ita Xiaomi
Nanamnya jgn ditepi jurang😁
Ita Xiaomi
Berasa nak nulis skripsi pula aku.
Ita Xiaomi
Aku suka penulisan kalimat-kalimatnya.
Seojinni_: terimakasih 😍
total 1 replies
Ita Xiaomi
Seram ndak tuh anggota kelompok sang pangeran 😁
Yunita Widiastuti
nexxxt
Yunita Widiastuti
keren
Yunita Widiastuti
🐀🐀🐀🐀🐀🐀🐀🐀🐀
Yunita Widiastuti
🎂🎂
Yunita Widiastuti
nyawa dibalas nyawa
Yunita Widiastuti
kutu busuk dilenyapkan ..
Yunita Widiastuti
sedulure yg ilang po
Yunita Widiastuti
selene 2 the power
Yunita Widiastuti
tarung
Yunita Widiastuti
ajar kabeh men kuapokk
Yunita Widiastuti
🐺🐺
Yunita Widiastuti
🐎🐎🐎
Yunita Widiastuti
🌻🌻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!