Valdris Academy : Rise Of The Fallen

Valdris Academy : Rise Of The Fallen

#1 - Malam Kematian Sang Legenda

Malam itu, langit mengamuk. Petir menyambar bertubi-tubi, menerangi istana megah yang kini diselimuti kabar duka. Hujan turun seperti ratapan para dewa, meratapi kejatuhan sang legenda. Di aula megah, suara lonceng kematian menggema, mengumumkan takdir yang tak dapat dihindari—Selene Everhart telah gugur.

Mereka menyebutnya pilar terkuat kekaisaran.

Tetapi bahkan pilar pun bisa runtuh.

Mayatnya tak pernah ditemukan—hanya genangan darah yang mengering di medan pertempuran, saksi bisu dari kepergiannya.

Namun, di saat dunia berkabung atas kepergiannya, jauh di pelosok kekaisaran, sebuah tangisan bayi memecah kesunyian malam.

Di tengah badai, di hutan yang sunyi, seorang bayi mungil tergeletak di tanah basah. Kulitnya seputih porselen, matanya keemasan, tetapi tubuhnya menggigil kedinginan. Tangisannya menggema di antara dedaunan yang basah, menusuk malam seolah menuntut dunia untuk mengakuinya.

Dua sosok menunggang kuda menerobos hujan—Gideon d’Aragon dan istrinya, Isolde d’Aragon. Mereka baru saja kehilangan bayi mereka sendiri. Kesedihan masih mencengkeram hati mereka, seperti lubang yang tak bisa diisi. Namun, tangisan itu menarik perhatian mereka.

Isolde turun dari kudanya, berlari menuju sumber suara, lalu membeku. Matanya yang penuh air mata melebar.

Bayi itu menatapnya—bukan dengan mata polos yang penuh ketakutan, tetapi dengan sorot yang tajam dan berani, seolah dia mengerti sesuatu yang lebih besar dari dunianya.

Seolah takdir mempertemukan mereka.

"Gideon… dia cantik sekali," bisik Isolde, suaranya penuh duka dan harapan yang bercampur menjadi satu. "Seolah Tuhan mengirimnya untuk kita."

Gideon menatap bayi itu dengan ekspresi rumit. Hujan terus mengguyur, tetapi tangan kasarnya meraih tubuh mungil itu dengan kelembutan yang tak biasa.

"Kau tahu siapa yang selalu sekuat baja?" tanyanya lirih. "Selene Everhart."

Isolde menutup mulutnya, air mata mengalir di pipinya. Dia menarik napas dalam dan tersenyum tipis di tengah tangisannya.

"Maka kita akan menamainya Selene."

Dan malam itu, Selene d’Aragon dilahirkan kembali.

***

Lima Pilar yang Terpecah

Pagi harinya, langit cerah seolah badai semalam tak pernah ada.

Namun, bagi kekaisaran, badai baru saja dimulai.

Sejak kematian Selene, kelima pilar kekaisaran tak lagi utuh.

Selene Everhart, Pilar Terkuat, telah gugur.

Magnus Ignis—putra mahkota—naik takhta, mengenakan mahkota dengan bayangan sosoknya yang masih menghantui.

Cassian Rosenthal mengambil alih gelar Duke, tetapi tak ada yang bisa menggantikan kehadiran Selene.

Regis Vermillion, pria yang paling dihormati dalam urusan pendidikan dan strategi, menarik diri ke Akademi Valdris, menghindari kekacauan yang terjadi di istana.

Dan yang paling mengejutkan—Gideon d’Aragon, "Tangan Baja" yang selalu setia di sisi Selene, menghilang bersama istrinya, Isolde.

Mereka yang dulu berdiri sejajar sebagai pilar… kini terpecah.

Tanpa Selene, hierarki yang selama ini seimbang runtuh.

Kekaisaran kembali ke hukum lama—"Yang kuat berkuasa."

Tanpa Selene, kaum bangsawan mulai menunjukkan taring mereka.

Tanpa Selene, perbatasan mulai bergejolak.

Tanpa Selene, tak ada lagi yang menahan mereka.

Musuh yang selama ini bersembunyi di bayang-bayang akhirnya muncul. Perbatasan terbakar. Kota-kota hancur. Para jenderal mulai bertarung bukan untuk rakyat, tetapi untuk diri mereka sendiri. Kaisar baru hanya bisa menahan sejauh yang dia mampu, tetapi kekaisaran telah kehilangan pedangnya.

Dan begitulah, patung Selene Everhart didirikan di tengah kota.

Berdiri gagah, mengenakan jubah kebesaran dengan tangan mencengkeram pedang. Seolah masih melindungi mereka.

Setiap hari, rakyat berdoa di depannya—bukan kepada para dewa, tetapi kepada satu-satunya orang yang pernah melindungi mereka tanpa pamrih.

Mereka mengingatnya sebagai Jenderal Terkuat, Pilar Kekaisaran, dan perisai rakyat.

Namun, waktu adalah musuh terbesar kenangan. Hari berlalu, tahun berganti. Mereka yang pernah mengenalnya perlahan menua, dan ingatan mulai memudar.

Tapi setiap kali mata mereka tertuju pada patung itu—

saat hujan mengguyurnya, saat salju menutupinya, saat matahari menyinarinya—mereka tahu.

Selene Everhart belum benar-benar mati.

***

Sang Putri yang Dilupakan

Lima tahun kemudian...

Seorang gadis kecil menyelinap di gudang taman. Matanya keemasan, penuh rasa ingin tahu. Jemari mungilnya menyentuh gagang pedang, belati, bahkan busur kecil.

Dia mengangkat sebilah pisau kecil dan memeriksa pantulan wajahnya di bilahnya. Mata emas itu masih bersinar tajam, seolah mengingat sesuatu yang belum bisa dia pahami.

"Cantik," gumamnya puas.

Namun, suara panggilan ibunya membuatnya tersentak.

"Selene! Kau di mana, Nak?"

Jantungnya berdebar. Dengan cepat, dia menyembunyikan senjata itu di balik papan kayu lantai gudang. Saat dia berbalik, sebuah tangan besar menepuk kepalanya.

"Putri ayah rupanya bersembunyi di sini, ya?" Suara Gideon terdengar geli. "Apa kau takut ibumu menangkap basah dirimu?"

Selene kecil terkikik. Dengan pipi merah merona, dia melompat dan mencium pipi ayahnya. "Muach! Ayah, selamatkan aku."

Hati Gideon langsung meleleh. Dia mengusap kepala putrinya dan mengangguk. "Baiklah, ini rahasia kita, kan?"

Mereka mengunci janji dengan jari kelingking—ritual kecil antara ayah dan anak.

Saat mereka keluar, Isolde sudah berdiri dengan tangan di pinggang. "Dari mana saja kalian?" tanyanya curiga.

"Kami hanya bermain bersama," jawab Gideon santai, sambil mengedipkan mata pada putrinya.

Selene kecil terkikik. Mereka bertiga berjalan pulang, menikmati pagi yang hangat setelah badai.

Tanpa ada yang tahu—gadis kecil itu adalah legenda yang pernah dikubur sejarah.

Dan suatu hari nanti, dia akan mengukir namanya kembali dalam tinta emas.

Karena Selene Everhart belum benar-benar mati...

Episodes
1 #1 - Malam Kematian Sang Legenda
2 #2 - Bayangan dari Masa Lalu
3 #3 - Ikut Ayah
4 #4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5 #5 - Serangan di Tengah Malam
6 #6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7 #7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8 #8 - Bahaya Yang Mengintai
9 #9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10 #10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11 #11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12 #12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13 #13 - Kekacauan di Taman Istana
14 #14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15 #15 - DARAH DI KORIDOR
16 #16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17 #17 - Persidangan Sang Pemberontak
18 #18 - Sidang Dewan Akademi
19 #19 - Putusan dan Peringatan
20 #20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21 #21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22 #22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23 #23 - Tantangan ???
24 #24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25 #25 - Duel di Arena Gladiator
26 #26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27 #27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28 #28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29 #29 : Topeng Yang Retak
30 #30 : Pecahnya Ilusi
31 #31 : Kebangkitan Ravenhollow
32 #32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33 #33 : Konfrontasi???
34 #34 : Darah dan Nama
35 #35 : Perang Kata - Kata
36 #36 : Kau Kembali...
37 #37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38 #38 : Rahasia Yang Terpendam
39 #39 : Reuni Keluarga
40 #40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41 #41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42 #42 : Sarang Menuju Bahaya
43 #43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44 #44 : Bukan Putri Mereka
45 #45 : Warisan Darah dan Hukum
46 #46 : Wasiat dan Warisan
47 #47 : Ulang Tahun
48 #48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49 #49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50 #50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51 #51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52 #52 : Meninggalkan Valtoria
53 #53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54 #54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55 #55 : Wajah Tersembunyi
56 #56 : Jaring yang Tak Terlihat
57 #57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58 #58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59 #59 : Acara Jamuan Dimulai
60 #60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61 #61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62 #62 : Harmoni Keluarga
63 #63 : Pagi Yang Menggoda
64 #64 : Tangan Yang Mengepal
65 #65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66 #66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67 #67 : Malam Para Penerus
68 #68 : Ketukan di Tengah Malam
69 #69 : Langkah Pertama di Medan Api
70 #70 : Kemenangan Pertama
71 #71 : Kelembutan...
72 #72 : Terlambat Datang
73 #73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74 #74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75 #75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76 #76 : Dan Ketukan Pun Datang
77 #77 : Pertaruhan Tak Terucap
78 #78 : Hutan Veyron
79 #79 : Sinyal Darurat Selene
80 #80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk
Episodes

Updated 80 Episodes

1
#1 - Malam Kematian Sang Legenda
2
#2 - Bayangan dari Masa Lalu
3
#3 - Ikut Ayah
4
#4 - Harga diri Selene Kecil Yang Terluka
5
#5 - Serangan di Tengah Malam
6
#6 - Malam Berdarah dan Bayangan Masa Lalu
7
#7 - Kelahiran Kembali, Ingatan yang Tak Luntur
8
#8 - Bahaya Yang Mengintai
9
#9 - Kenangan yang Pudar, Luka yang Tertinggal
10
#10 - Bayangan di Balik Masa Lalu
11
#11 - Kembalinya Pilar Kekaisaran
12
#12 - Gideon Membungkam, Selene Menghukum
13
#13 - Kekacauan di Taman Istana
14
#14 - Kedatangan di Akademi Valdris
15
#15 - DARAH DI KORIDOR
16
#16 - Kemenangan Tanpa Ampun
17
#17 - Persidangan Sang Pemberontak
18
#18 - Sidang Dewan Akademi
19
#19 - Putusan dan Peringatan
20
#20 - Penerimaan Murid Baru & Duel Maut
21
#21 - Trial of Blood - Taruhan dan Kemenangan
22
#22 - Pengumuman Kelulusan dan Awal Kelas Politik
23
#23 - Tantangan ???
24
#24 : Sebuah Pertemuan yang Tak Terduga
25
#25 - Duel di Arena Gladiator
26
#26 - Surat yang Datang di Malam Hari
27
#27 : Persekongkolan di Balik Hierarki
28
#28 : JALAN MENUJU KEBANGKITAN
29
#29 : Topeng Yang Retak
30
#30 : Pecahnya Ilusi
31
#31 : Kebangkitan Ravenhollow
32
#32 : Kemenangan Mutlak Selene & Perjamuan Istana
33
#33 : Konfrontasi???
34
#34 : Darah dan Nama
35
#35 : Perang Kata - Kata
36
#36 : Kau Kembali...
37
#37 : Jejak yang Terhapus oleh Waktu
38
#38 : Rahasia Yang Terpendam
39
#39 : Reuni Keluarga
40
#40 : Diantara Bisikan Dan Sorotan
41
#41 : Luka Yang Tak Pernah Sembuh
42
#42 : Sarang Menuju Bahaya
43
#43 : Daging Busuk dan Api Dendam
44
#44 : Bukan Putri Mereka
45
#45 : Warisan Darah dan Hukum
46
#46 : Wasiat dan Warisan
47
#47 : Ulang Tahun
48
#48 : Di Bawah Cahaya yang Redup
49
#49 : Satu Cincin dan Jalan Menuju Valtoria
50
#50 : Kota Berlian dan Tikus yang Berani
51
#51 : Gugurnya Tikus dan Mahkota Kotor
52
#52 : Meninggalkan Valtoria
53
#53 : Kau Menyebut Tempat Itu Rumah
54
#54 : Bukan Untukmu, Bukan Untukku
55
#55 : Wajah Tersembunyi
56
#56 : Jaring yang Tak Terlihat
57
#57 : Kode Etik Diplomasi Kekaisaran
58
#58 : Diambang Malam Yang Menentukan
59
#59 : Acara Jamuan Dimulai
60
#60 : Lelaki Yang Salah Menyentuh Api
61
#61 : Reputasi yang Membakar Sayap
62
#62 : Harmoni Keluarga
63
#63 : Pagi Yang Menggoda
64
#64 : Tangan Yang Mengepal
65
#65 : Hanya Untuk Terasa Hidup
66
#66 : Rumah yang Tak Pernah Menuntut Apa-apa
67
#67 : Malam Para Penerus
68
#68 : Ketukan di Tengah Malam
69
#69 : Langkah Pertama di Medan Api
70
#70 : Kemenangan Pertama
71
#71 : Kelembutan...
72
#72 : Terlambat Datang
73
#73 : Lucian Ignis vs Leo Varkann
74
#74 : Damien Von Adler vs Ethan Varkann
75
#75 : Selene d'Aragon vs Julius Thorne
76
#76 : Dan Ketukan Pun Datang
77
#77 : Pertaruhan Tak Terucap
78
#78 : Hutan Veyron
79
#79 : Sinyal Darurat Selene
80
#80 : Di Bawah Langit yang Terkutuk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!