NovelToon NovelToon
USTADZ GALAK

USTADZ GALAK

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Suami ideal
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Kalau nggak suka, skip saja! Jangan kasih bintang satu! Please! 🙏🙏

Gara-gara sebuah insiden yang membuatnya hampir celaka, Syahla dilarang keluarganya untuk kuliah di Ibukota. Padahal, kuliah di universitas itu adalah impiannya selama ini.

Setelah merayu keluarganya sambil menangis setiap hari, mereka akhirnya mengizinkan dengan satu syarat: Syahla harus menikah!

"Nggak mungkin Syahla menikah Bah! Memangnya siapa yang mau menikahi Syahla?"

"Ada kok," Abah menunjuk pada seorang laki-laki yang duduk di ruang tamu. "Dia orangnya,"

"Ustadz Amar?" Syahla membelalakkan mata. "Menikah sama Ustadz galak itu? Nggak mau!"

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja?

Nantikan kelanjutannya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Ngelabrak!

"Wajah kamu pucat banget, yakin masih mau berangkat kuliah?" tanya Ustadz Amar khawatir.

Syahla menyentuh wajahnya yang terasa panas. Sejak bangun tidur, kepalanya memang pusing sekali. Tapi ia cepat-cepat menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Saya nggak papa. Hari ini saya harus berangkat, karena hari ini adalah hari yang paling saya tunggu,"

Ustadz Amar menghela napas panjang. "Tadi sudah minum obat?"

"Sudah,"

"Oke, kalau nanti nggak kuat telepon saya."

Syahla menganggukkan kepalanya. Dia harus berangkat bagaimanapun caranya, karena hari ini adalah jadwal majalah kampusnya terbit. Dia sudah tidak sabar untuk membaca artikel yang sudah ia buat dengan susah payah.

Sampai di kampus, Syahla langsung berlari ke arah Widya yang sedang membawa setumpuk majalah baru. Widya adalah teman seangkatannya yang berbeda jurusan, serta satu-satunya anggota Persma yang tidak menunjukkan permusuhan padanya.

"Makasih ya Wid," Syahla mengucapkan terimakasih setelah menerima majalah itu. Ia lalu pergi ke kelas sambil menenteng majalah dengan hati berbunga-bunga.

"Anggika!" Syahla melambaikan tangan saat teman akrabnya itu memasuki kelas. "Kamu harus ikut lihat tulisanku,"

"Sudah terbit ya? Wah, udah nggak sabar nih Gue," ucap Anggika antusias.

Syahla langsung merobek plastik yang membungkus majalah tersebut. Mengecek daftar isi, dan membuka halaman yang dituju dengan tidak sabar.

Isi artikel itu sama persis dengan yang ditulis oleh Syahla. Tapi, tunggu, kenapa nama penulisnya beda?

"Anneke Paramita tuh siapa?" Anggika menyuarakan keheranan Syahla. "Kenapa bukan nama Lo yang dicantumin?"

Syahla juga ingin menanyakan hal yang sama. Ia kemudian kembali ke halaman pertama dan mulai mencari namanya di antara tim redaksi. Tapi, tidak ada nama Syahla Nafisa di sana.

Anggika menyadari ada yang salah. Ia lalu menepuk pundak temannya untuk menenangkan. "Coba Lo telepon si Rama. Siapa tahu ada kesalahan cetak,"

Syahla menganggukkan kepala. Cepat-cepat mengambil ponsel dari tasnya dan membuat panggilan suara.

"Halo, Dek Lala?"

Suara di belakang Kak Rama terdengar berisik, tapi Syahla tidak peduli dan langsung bertanya.

"Kak, majalahnya ada kesalahan cetak, ya?"

"Kesalahan cetak gimana?"

"Iya, di artikel Kisah Tokoh nama penulisnya bukan saya, malah Kak Anne."

"Oh, kalau itu bukan salah cetak La. Anne bilang ke Gua kalau dia yang nulis semua naskahnya, dan Lu cuma bantuin aja. Jadi, Gua tulis begitu. Nggak apa-apa La, hitung-hitung cari pengalaman. Besok kalau Lu udah mampu nulis satu naskah utuh, Gua janji akan nulis nama Lu besar-besar,"

"Tapi Kak, yang nulis artikel itu bukan Kak Anne, tapi—"

"Aduh, sorry La. Dosen Gua udah dateng. Ntar Lu telepon lagi ya,"

Telepon ditutup. Syahla sampai tidak sanggup berkata-kata. Dalam beberapa saat, dia hanya melihat ponselnya dalam diam.

"Gimana La?" Anggika menggoyangkan tubuh Syahla pelan. "Apa kata Rama?"

"Kak Rama bilang, yang nulis artikel itu Kak Anne,"

"Loh, tapi sebenarnya ini artikel Lo kan? Maksud Gue, tulisan Lo nggak ada yang diubah atau gimana kan?"

"Nggak ada!" Syahla menggelengkan kepalanya. "Aku yakin ini tulisanku Nggi! Aku masih hapal tata bahasa dan peletakan tanda bacanya. Kalaupun memang artikel ini ditulis ulang sama Kak Anne, nggak mungkin kalimatnya persis seratus persen!"

Syahla beranjak dari kursi dan berdiri dengan tangan terkepal. "Nggak bisa dibiarin!"

"Eh, eh, mau kemana? Kelas udah mau mulai!" Anggika terheran-heran karena Syahla langsung melangkah keluar dari kelas.

"Mau ngelabrak!" jawab Syahla setengah berteriak.

...----------------...

Suasana kantin kampus pagi itu terbilang sepi, karena hanya ada dua kelompok mahasiswa yang berada di sana. Kelompok yang pertama berisikan empat orang mahasiswa dengan ponsel di tangan mereka masing-masing, duduk di meja paling pojok, sepertinya sedang bermain game. Sementara kelompok yang lain adalah para mahasiswi stylish beranggotakan lima orang yang kedengarannya sedang asyik menggosip.

Langkah kaki Syahla tertuju pada kelompok mahasiswi itu. Tanpa tedeng aling-aling, gadis itu langsung berdiri di samping Kak Anne, dengan membawa majalah di tangannya.

"Jelasin," ucap Syahla sambil membanting majalah ke atas meja, membuat kelima mahasiswi itu berteriak kaget.

"Apa-apaan sih? Nggak sopan banget!" protes salah seorang mahasiswi.

"Kak Anne, jelasin ke saya, kenapa nama Kak Anne tercantum di artikel ini, sementara nama saya nggak ada," Syahla mengabaikan seruan protes mahasiswi lain dan menatap Kak Anne tajam.

Kak Anne mengibaskan rambutnya ke belakang dan melipat tangannya di depan dada. "Lebay banget sih, perkara nama doang Lo sampai begini?"

"Ini bukan cuma soal nama Kak, tapi karya! Saya sudah mengorbankan siang dan malam saya buat nulis artikel ini, dan Anda seenaknya ngambil karya saya gitu aja!"

Kak Anne menelengkan kepalanya. "Memang ada buktinya?"

Syahla menggigit bibir bawahnya kesal, lalu mengulurkan tangan. "Flashdisk yang saya kasih kemarin mana?"

"Flashdisk apa? Nggak jelas,"

"Kalau emang tulisan itu punya Anda, bawa sini flashdisk saya!"

"Flashdisk apaan sih? Mana gue tahu!"

Syahla mengepalkan tangannya. Dia sudah tidak bisa bersabar lagi sekarang. Dengan cepat, tangannya meraih tas kecil di atas meja.

"Eh, apa-apaan Lo?" Kak Anne mencoba merebut tasnya kembali. "Balikin, nggak?"

Tangan Syahla sudah membuka tas itu dan mengacak-acak isi di dalamnya. Karena tidak ketemu, ia menyebarkan isi tas itu di atas meja.

"Heh! Lo gila ya? Balikin tas Gue, monyet!"

Syahla benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Ia mencoba mencari-cari benda kecil itu tapi tetap tidak ketemu. Sampai semua isi tas Kak Anne menghambur di atas meja, flashdisknya tetap tidak terlihat. Yang mencuri perhatian mereka malah sebuah benda pipih yang terlihat tidak asing.

"Apaan tuh? Testpack?" salah satu teman Kak Anne meraih benda itu.

"Bukan, ini tes covid!" Kak Anne buru-buru merebut kembali benda itu lalu mendorong bahu Syahla dengan telunjuknya. "Lo nyari apa sih, Nj*ng? Jangan kurang ajar deh sama senior!"

"Disembunyiin dimana?" Syahla balas mengacungkan telunjuknya tepat ke wajah Kak Anne. "Jawab! Anda nyembunyiin flashdisk saya dimana?"

"Gue nggak ngerti maksud Lo ya, per*k! Lo tuh makin belagu aja ya Gue lihat-lihat! Ngerasa paling hebat, Lo?"

"Jangan sok nggak tahu, ya! Semua orang yang ada di Persma waktu itu lihat sendiri kalau saya kasih flashdisk ke Anda!"

"Buktinya kan nggak ada Anj*ng! Dasar per*k! Nyokap Lo tuh jual diri!"

Mata Syahla melotot mendengar umpatan itu. Spontan tangannya menyambar gelas berisi es teh di atas meja, lalu dengan cepat ia siramkan di atas kepala Kak Anne.

"Jangan bawa-bawa Ibu saya, ya!"

"Aaakkkhhh! Apa-apaan sih? Kurang ajar ya!" Tangan Kak Anne juga bergerak cepat, menjambak hijab Syahla. Syahla juga tidak terima, gantian menarik rambut Kak Anne.

"Udah, berhenti! Syahla! lepasin La!" Anggika mencoba menarik mundur Syahla.

"Lepasin woy! Dasar cegil!" Teman-teman Kak Anne juga berusaha menyerang Syahla. Syahla tidak mau kalah meski sudah dikeroyok, ia menggunakn tangan, kaki dan giginya untuk melawan.

"Ayo! Ayo! Ayo!" kelompok mahasiswa yang tadi asyik bermain game sekarang berpindah haluan, menyoraki mereka. Suasana kantin benar-benar chaos, membuat dua orang satpam segera berlari ke arah mereka.

"Lari, La! Ada satpam!" Anggika berusaha sekuat tenaga menarik tubuh Syahla, dan untungnya berhasil. Dengan cepat, Anggika mengajak Syahla berlari menjauhi area kantin.

Mereka berdua berhenti berlari setelah sampai di belakang gedung perpustakaan. Setelah dirasa tidak ada yang mengejar mereka, Syahla dan Anggika menarik napas lega.

"Lo kenapa sih harus anarkis begitu?" omel Anggika dengan napas terengah-engah. "Itu namanya cari mati tahu, nggak?"

"Ya gimana? Aku udah kesel banget. Dia yang salah, dia juga yang nggak ngaku,"

"Ya tapi nggak gitu juga caranya, La. Lo kan bisa tinggal lapor sama si Rama. Kalau ntar para dosen tahu gimana?"

Syahla terdiam. Benar juga, ia tidak berpikir sampai ke sana. Kalau sampai dosen tahu, suaminya juga pasti akan tahu. Dia harus beralasan apa coba?

"Lihat nih, pipi Lo berdarah," Anggika mengusap pipi Syahla yang terkena bekas cakaran. "Ayo ke supermarket cari plester,"

Syahla menganggukkan kepala menurut. Ia lalu mengikuti Anggika yang sudah berjalan mendahuluinya. Namun, baru beberapa langkah berjalan, Syahla merasa tubuhnya limbung, langit berputar-putar dan tubuhnya ambruk di atas tanah. Anggika yang melihat itu membelalakkan mata sambil menjerit histeris.

"Syahla!"

1
Yhunie Andrianie
oallaaahhh wes falling in love💞 rupa ny pak ustadz🤭🤭
Tia H.
😅😅😅 ustadz amar iseng ya cemburu nya lucu.
Ilham Bay
Luar biasa
Ilham Bay
Lumayan
Susanti Susanti
Luar biasa
Wiwin Almuid77
jadi inget pas di pesantren dulu ada temenku yg suka bikin cerpen gitu...
Vitamincyu
❤️❤️
Tia H.
duh si bulek bikin aku mewek aja.
Tia H.
bulek kalau patokannya bisa masak bisa nyuci g mungkin suami mu kabur haduh bulek bulek.
Tutus Roimatus
Luar biasa
Zayyin Arini Riza
Baru nemu judul novel ini dan ceritanya seru.. runtutan tulisannya apik, asik buat dibaca... keren...
Rose Reea
wadaw
Rose Reea
💕🌹🌹🌹💕
Andi Bahraeni
Lumayan
Rose Reea
🤣🤣🤣🤣🤣
Rose Reea
ciyeeeeeeh
Rose Reea
Halah jadi melow 🥲
Rose Reea
huhuy
Rose Reea
sa ae lu tadz 🤭
Rose Reea
🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!