Lihana adalah seorang gadis yang berusia 23 tahun yang memiliki impian ingin ke negeri ginseng untuk bertemu sang idola, Hana memiliki porsi tubuh sangat imut, sehingga kadang orang mengira jika dia adalah seorang anak remaja, begitu pun dengan Dylan pria kaya raya yang merupakan seorang CEO, yang awalnya sangat senang menggangu hana dengan alasan menagih utang yang tak sengaja di lakukan oleh hana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Dylan sedang beristirahat di dalam ruangannya setelah menyelesaikan meeting hari ini
" Sepertinya aku merindukan gadis bocil itu, apa aku harus minta bantuan Tante Risna untuk bertemu si bocil ya" ucap dylan kemudian menghubungi Bu risna
" halo dylan sayang, ada apa? Kok tumben menghubungi Tante, apa ada yang bisa Tante bantu?" Tanya Bu Risna begitu menjawab panggilan telepon dylan
" Hehehe... Tante tau aja kalo aku lagi minta bantuan, maaf ya Tante aku udah ganggu loh " jawab dylan
" Gak apa-apa santai aja, emang ada perlu apa nelpon Tante?"
" Aku mau minta tolong antarin kue ke perusahaan ku Tante, bisa gak?"
" Bisa dong sayang, nanti Tante minta karyawan Tante untuk mengantarkan langsung kepadamu"
" Minta si bocil aja Tante yang antar, soalnya aku juga ada perlu sama dia"
" Maksud kamu hana?" Tanya Bu Risna
" Iya Tante maaf, maksud saya hana"
" Ohhh... Gitu ya, ya udah nanti tante minta hana yang antarin "
" Baik, terimakasih kasih banyak ya Tante"
" Oke sayang" jawab Bu Risna mengakhiri panggilan
Dylan segera merapikan penampilannya, dan meminta Alex agar membersihkan ruangannya
" Kurang rapi apa ruangan lu ini bas?" Tanya Alex
" Udah Lex rapin aja, sebentar lagi tamu gw datang"
" Tamu? Tamu siapa sih? Istimewa banget kayaknya"
" Bukan siapa-siapa " jawabnya duduk di sofa
Sementara di toko roti Bu Risna telah bersiap kue pesanan dylan yang akan segera di antarkan
" Hana, bisa bantu ibu gak?" Ucap Bu Risna
" Bantu apa Bu?"
" Ibu minta tolong kamu antarin kue ini ke perusahaan pak Atmaja dan berikan langsung pada pak Atmaja ya"
" Tapi Bu motor saya di kost-an"
" Gampang itu, nanti ibu pinjam motornya bima, yang penting kamu mau antarin"
" Saya sendiri aja Bu?"
" Iya kamu sendiri aja, yang lain sedang sibuk"
" Baiklah Bu, buat pak Atmaja kan?"
" Iya, ingat ya buat pak Atmaja, bilang dari Bu Risna, ini kunci motornya, kamu hati-hati di jalan ya hana"
" Iya Bu, saya permisi Bu"
Hana melajukan motor dengan sedikit pelan lantaran takut jika kue pesanan pelanggan rusak, hingga tak terasa akhirnya dia sampai di depan perusahaan besar milik keluarga Atmaja
" Selamat siang pak" ucap hana pada seorang pria yang sedang berdiri di depan perusahaan, sepertinya seorang security
" Selamat siang mbak, ada yang bisa saya bantu?"
" Maaf pak saya mau bertemu dengan pak Atmaja"
" Maaf mbak ada keperluan apa dengan pak Atmaja dan apakah mbak sudah membuat janji?"
" Saya gak butuh buat janji pak, saya hanya di minta untuk mengantarkan kue pesanan nya dari Bu Risna "
" Mohon tunggu sebentar ya mbak" ucap pria itu menghubungi seseorang
" Mbak, silahkan masuk dan langsung saja naik ke lantai 15, pak Atmaja sedang menunggu"
" Baik pak, terima kasih"
Hana segera masuk ke dalam lift dan menekan tombol angka 15
Sementara di dalam ruangannya dylan sangat gugup karena menunggu kedatangan hana
" Astaga dylan, ada apa denganmu? Kenapa jantungmu berdebar seperti ini?" Gumam nya bertanya pada dirinya sendiri sembari menepuk pipinya
Hana telah keluar dari lift dan masih bingung mencari ruangan pak Atmaja, untung saja ada seorang wanita yang sedang lewat jadi dia bisa bertanya padanya
" Halo mbak permisi, saya mau tanya ruangan pak Atmaja dimana ya mbak? Saya di minta mengantar kue pesanan nya" ucap hana
" Mari dik saya antar" jawab wanita itu
" Ini ruangan pak Atmaja, saya permisi ya dik" ucap wanita itu membawa hana ke depan pintu ruangan dylan
" Terima kasih mbak" jawabnya
" Adik? Kenapa dia memanggilku adik? Apa dia melihat ku seperti seorang anak kecil? ck...ck....ck..ck.." gumam hana menatap langkah wanita itu
Tok.... Tok... Tok....
" Permisi " ucap hana
" Masuk " jawab dylan berdiri membelakangi pintu
" Permisi pak, Maaf saya datang mengantar kue pesanan bapak dari Bu Risna" ucap Hana
" Letakkan saja di atas meja"
" Baik pak, saya permisi" ucap hana setelah selesai meletakkan pesanan pak Atmaja
" Tunggu, aku akan memberimu uang tip" ucap pak Atmaja membalikkan badan
" Kamu? Bocil kan? " Ucap Bastian berpura-pura terkejut melihat hana di sana
" Pak dylan? Pak Atmaja?" Ucap hana sedikit bingung
" Kenapa kamu yang mengantarkan kue pesananku? Sepertinya aku tak berselera lagi dengan kue ini? Apakah bisa di batalkan dan di kembalikan? "
" Tapi pak"-
" Bapak?" Ucap dylan
" Maksud saya mas dylan"
" Bagaimana? Apakah bisa di batalkan?"
" Maaf pak, pesanan yang telah di antarkan tidak dapat di batalkan "
" Baiklah kalo begitu aku akan memberi ulasan yang jelek pada toko Tante Risna, karena membiarkan seorang bocil untuk mengantarkan pesananku"
" Jangan pak dylan"
" Dasar keras kepala, berapa kali aku bilang jangan panggil aku dengan sebutan pak"
" Maaf mas, tolong jangan di batalkan"
" Aku tidak akan membatalkannya asal kamu menemani dan membantuku menghabiskan kue ini?"
" Tapi mas, saya-"
" Gak ada tapi- tapian, kamu harus membantuku menghabiskannya"
" Baiklah, tapi aku hanya bisa makan sedikit"
" Tak masalah" ucap nya tersenyum manis dan menenggelamkan matanya yang sipit
" Gantengnya" ucap hana dalam hati meletakkan kedua tangannya di pipi dan siku berada di atas meja sembari memperhatikan wajah ganteng dylan dari jarak yang sangat dekat
" Kenapa kamu memperhatikan wajahku? apakah kamu telah sadar bahwa wajahku ini jauh lebih tampan dari wajah temanku?" Ucap dylan tersadar jika hana sedari tadi memperhatikan wajahnya yang kini duduk berhadapan
" Iya ternyata pak dylan ganteng banget" jawab hana jujur masih menatap wajah dylan
" Sudahlah bocil, jangan membuatku salah tingkah" ucap dylan menghindari kontak mata
" Baiklah, Maaf mas dylan, saya harus segera kembali" ucapnya setelah menghabiskan satu potong kue
" Lalu bagaimana dengan seribu dollar ku?" Tanya dylan
" Aku pikir mas sudah melupakannya, sebab aku telah menunggu untuk mengembalikan tapi mas tak pernah datang menemuiku"
" Jadi kamu berharap aku menemuimu? Yang benar saja"
" Iya aku menunggu kedatangan mas dylan, karena mas sendiri yang mengatakannya jika akan datang lagi untuk mengambil uang "
" Lalu karena aku tak datang kamu sudah menganggap aku merelakan uang seribu dollar ku untukmu? Apa kamu tak bisa mencari cara lain untuk menghubungi ku? Atau memang kamu tak ada niat mengembalikan uangku?"
" Maaf bukan begitu maksud saya, tapi saya gak tau mau mencari mas dylan dimana"
" Mana ponselmu? Berikan sini padaku " ucap dylan menengadahkan satu tangannya di depan hana sementara matanya sibuk melihat ponselnya
Hana sangat ingin mengerjai dylan sehingga dia sengaja meletakkan wajah mungil nya di tangan dylan sembari tersenyum manis, tingkahnya berhasil membuat dylan sangat terkejut dan salah tingkah
" Dasar bocil, wajah mu sangat menyeramkan, membuatku takut saja" ucap dylan masih dengan posisi membiarkan wajah hana di tangannya
" Hehehe.. maaf pak dylan, memangnya pak dylan minta apa tadi?" Jawab hana kembali ke tempatnya
" Mana ponselmu bocil"
" Ponsel? Buat apa?"
" Aku akan memberikan nomor ponselku, agar kamu bisa menghubungiku begitu uangmu telah terkumpul, cepat berikan ponselmu, mumpung aku ingin memberikan nomorku, sebelum aku berubah fikiran, karena hanya orang beruntung yang bisa mendapatkan nomor ponsel ku" ucapnya
" Maaf mas, tapi ponselku tertinggal di dalam taksi waktu itu"
" Jadi selain ponsel itu kamu tak punya ponsel lain?"
" Iya"
" Astagaaa... apa kamu tak mampu membeli ponsel baru? Atau setidaknya minta pada orangtuamu saja" ucap dylan
" Sekalipun mereka masih ada, aku tak akan pernah menyusahkan mereka hanya untuk sebuah ponsel, permisi" ucap hana terlihat sangat kesal dan meninggalkan ruangan dylan
" Dasar bocil tukang ngambek ternyata" ucap dylan tersenyum menggelengkan kepala
Alex merasa jika dirinya melihat gadis kecil yang baru saja kemarin dia bicarakan dengan dylan
" Itu kan si gadis mungil itu" ucap Alex mengikuti hana yang baru saja keluar dari lift
" Dek, permisi dek" teriak Alex
" Halo dek, maaf kamu yang tempo hari menabrak mobil teman saya kan?"
" Iya mas "
" Alex, nama saya Alex" ucap Alex menyodorkan tangannya
" Saya hana mas" ucap hana membalas
" Ohh.. Hana, kamu kerja di toko Tante Risna? Terlihat dari pakaian kamu"
" Hehehe iya mas "
" Lalu apa yang kamu lakukan di sini?"
" Saya baru mengantarkan kue pada pak Atmaja atau siapa lah namanya"
" Berarti kamu sudah bertemu dengan pak Atmaja?"
" Sudah mas, kalo saja saya tau pak Atmaja itu adalah pak dylan, saya tidak akan mau mengantarkan kue itu mas"
" Hahahaa.. kenapa? apa dia mengganggu mu?"
" Aku pusing mas kalo bertemu dengan dia, tapi aku mau tanya pak dylan itu bodoh atau gimana sih? Bisa-bisanya dia membayar taksi sebanyak seribu dollar? Kalo di tukarkan jadi lima belas juta kan mas? Kok bisa dia jadi bos padahal dia bodoh"
" Hahahaha.. mungkin dia sedang banyak pikiran saat itu"
" Mungkin saja, ya udah mas aku pulang ya mas"
" Oke, hati-hati ya Hana "
" Shiip " jawab hana memberikan jempolnya pada alex
Sementara di dalam ruangan dylan tak percaya gadis manis yang dia panggil bocil itu bisa membuatnya salah tingkah seperti tadi