"saya mohon lepaskan saya pak!,,,tidakk,,arhgg sakit" Mutia yang sedang meronta dibawah Kungkungan pria dewasa yang sialnya adalah guru di sekolahnya.
"diamlah,,,ini yang kamu mau kan sayang!"
hancur!! itu yang dirasakan Mutia, saat sang guru yang sangat dihormatinya mengambil kehormatannya dengan sangat tidak manusiawi.
bagaimana kelanjutan kisah tentang Mutia dan gurunya. apakah akan ada kebahagiaan yang menanti atau malah sebaliknya?
yuk baca!! "Hamil anak Guruku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elyrna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 ajakan Rian
Bell pulang sekolah pun berbunyi tandanya semua murid disekolah guna darma waktunya pulang.
pada saat Mutia akan menuju ke parkiran tubuhnya ditabrak dari belakang oleh Adnan. Mutia terjatuh kelantai dengan lutut yang membentur lantai. Adnan yang terlihat buru buru tak menghiraukan Mutia yang jatuh.
"auhss,, sakit" Mutia kemudian melihat lututnya yang lecet dan ada sedikit darah. Rian yang kebetulan lewat, melihat Mutia terjatuh kemudian langsung menolongnya berdiri.
"kamu ngak papa mut?" tanya Rian
"ngak papa yan, cuman lecet dikit, makasih ya udah nolongin aku" jawab Mutia, Rian membawa Mutia duduk dikursi di taman Deket parkiran. kemudian Rian berjongkok dan melihat lutut Mutia yang memang sedikit memar dan mengekuarkan sedikit dar*h.
"ini pasti sakit! Tunggu sini bentar aku ambilin obat di UKS".
"eh, ng,,," Tanpa menunggu jawaban Mutia Rian berlari menuju uks mengambil obat untuk mutia. Dia hanya bisa menghela nafasnya, dan menunggu rian kembali dari uks.
"aku obatin ya?" ucap rian setelah dari uks dengan membawa kotak obat,
"biar aku aja Rian" tolak Mutia karena tidak mau merepotkan Rian.
"udah diem!" Rian mulai mengobati luka Mutia dengan telaten. Dengan sesekali meniupnya.
Mutia terus menatap Rian dengan sedikit meringis karena perih akibat lukanya.
"shhhh,,," keluh Mutia
"tahan mut, bentar lagi selesai ini" kemudian Rian menaruh kain kasa dan menempel plaster luka di lutut Mutia.
"makasih ya Rian!" ucap Mutia tulus, Rian hanya menanggapi dengan tersenyum manis.
...****************...
"iya, ngomong ngomong besok malam kamu sibuk ngak mut?" tanya Rian duduk disebelah Mutia.
"mungkin ngak, karena besok aku kerja cuman sampe sore aja" jawab Mutia
"kebetulan banget, bagaimana kalau besok kita pergi nonton? apa kamu bisa?" Rian berharap kalau Mutia mau.
"hmm,,,," Mutia berpikir apa salahnya dia pergi menonton lagi pula ujian juga satu bulan lagi, itung itung menikmati masa muda yang sebentar lagi akan disibukan dengan tugas perkuliahan atau bahkan bekerja.
"baiklah aku mau" jawab Mutia yakin, mendengar itu Rian tersenyum dengan sangat lebar. Dan memperlihatkan lesung di pipinya.
"yesshhh,,," Rian sangat senang karena Mutia akhirnya menyetujui ajakannya.
"yaudah yuk aku anter pulang!" ajaknya pada Mutia.
"ngak usah Rian, aku bawa motor kok" tolak Mutia lembut karena memang dia bawa motor sendiri.
"tapi kaki kamu kan masih sakit?"
"cuman luka kecil kok, aku masih bisa bawa motor" jawab Mutia.
"yaudah kamu hati hati ya" sebenarnya Rian khawatir dengan Mutia, tapi mau bagaimana lagi Mutia tidak mau diantar pulang olehnya.
"iya Rian, makasih ya rian, aku pulang dulu" pamit Mutia pada Rian, kemudian Mutia berlalu dari hadapan Rian setelah mendapat jawaban dari Rian.
Rian memandangi punggung Mutia yang menjauh dengan jalan yang sedikit pincang.
dengan wajah yang sumringah, Rian kemudian menuju ke parkiran tempat mobilnya terparkir.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
disebuah rumah sakit Adnan sedang panik, karena anaknya yang terserempet mobil saat akan mengambil bonekanya yang jatuh.
Adnan melihat mamanya yang berada didepan UGD dengan wajah yang panik, menunggu cucunya yang sedang diperiksa dokter.
"ma, bagaimana semua ini bisa terjadi" tanya Adnan pada sang mama.
"tadi mama mengajaknya ke mall untuk belanja, pada saat pulang dan berada diparkiran bonekanya jatuh dan Anin berniat mengambilnya tapi tiba tiba ada mobil yang mau keluar parkiran, dan Anin terserempet hikss,, maafin mama Adnan" ucap mama Maya menjelaskan kronologinya. Adnan kemudian memeluk mamanya setelah mendengar penjelasan dari mamanya.
"tenang ma, ini bukan salah mama" ucap Adnan menenangkan mama Maya.
Tak lama pintu ruangan terbuka dan muncul dokter yang memeriksa Anindia.
"bagaimana keadaan putri saya dok" tanya Adnan kepada dokter dengan tidak sabaran.
"putri anda tidak papa pak, hanya terdapat luka ringan di keningnya, kami akan memindahkan putri anda ke ruang perawatan" jelas dokter itu kepada Adnan
"terimakasih dok!" bukan Adnan yang mengucapkan melainkan mama Maya.
"sama sama nyonya, kalau begitu saya permisi" kemudian dokter itu berlalu dari hadapan mama Maya dan Adnan, dengan kepala yang sedikit menunduk untuk memberi hormat.
*
*
*
Hai readers!
makasih ya yang udah mampir di karya pertamaku.
jangan lupa dukung terus ya
Supaya aku makin semangat nulisnya.
Happy reading all 🤗