NovelToon NovelToon
Milik Sang Mafia

Milik Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / BTS / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:715
Nilai: 5
Nama Author: Lina Hwang

Dunia hitam bukanlah tempat bagi mereka yang lemah. Hwang Angel, seorang gadis polos yang terjebak dalam lingkaran mafia, menjadi kepemilikan seorang pria yang tidak mengenal belas kasihan. Kim Taehyung. Kejam, dominan, dan penuh obsesi, Taehyung menjadikannya milik mutlak, mengikatnya dengan kekuatan dan ketakutan.

Namun, di balik kekerasan dan gairah yang membakar, muncul konflik yang lebih rumit. Jeon Jungkook, seorang pria misterius yang selalu hadir dalam bayangan, bertekad melindungi Angel dengan segala cara. Sementara itu, Yoon Bomi, sang ratu mafia, memiliki rencana tersendiri yang bisa menghancurkan atau menyelamatkan semuanya.

Saat cinta, kekerasan, dan pengkhianatan saling bertaut, Angel harus memilih tetap menjadi milik sang mafia atau melawan takdir yang sudah digariskan untuknya. Namun, bisakah seseorang benar-benar lepas dari jeratan seorang pria yang memiliki segalanya, termasuk jiwanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan Balik

Matahari baru saja terbit di ufuk timur, tetapi ketegangan di vila Taehyung semakin terasa. Sejak insiden di gudang, Taehyung tahu bahwa Bomi tidak akan tinggal diam. Ia pasti akan merencanakan sesuatu yang lebih besar, lebih kejam.

Di ruang rapat utama, Taehyung duduk di kursi kepala meja panjang, diapit oleh Jungkook dan beberapa anak buah setianya. Angel juga ada di sana, meskipun Taehyung lebih suka jika ia tetap di kamar, jauh dari perbincangan berbahaya ini.

“Kita tidak bisa menunggu lebih lama” ucap Jungkook, nada suaranya tegas.

“Bomi pasti sedang merencanakan serangan balasan.” ucap Jungkook

Taehyung mengetuk ujung jarinya di atas meja kayu, ekspresinya penuh pertimbangan.

"Aku tahu. Tapi aku ingin memastikan bahwa kita menyerang dengan strategi yang tepat.” ucap Taehyung

Seorang anak buahnya, Kai, angkat bicara.

“Kami mendapatkan informasi bahwa Bomi sedang memperkuat pasukannya. Beberapa kelompok mafia kecil telah bergabung dengannya.” ucap Kai

Angel merasa jantungnya berdetak lebih cepat.

“Apa artinya mereka akan menyerang kita dalam waktu dekat?” tanya Angel

Kai mengangguk.

“Kemungkinan besar, ya.” jawab Kai

Taehyung mengepalkan tangannya. Ia tidak bisa membiarkan Bomi terus bertindak sesukanya. Ia harus mengambil kendali atas situasi ini.

“Aku akan menemui seseorang,” ujar Taehyung tiba-tiba.

Jungkook mengerutkan kening. “Siapa?” tanya Jungkook

Taehyung menatap lurus ke depan.

“Pemimpin mafia Rusia, Ivan Petrov.” jawab Taehyung

Ruangan mendadak sunyi. Nama Ivan Petrov bukanlah nama yang bisa disebut sembarangan. Ia adalah salah satu pemimpin mafia terbesar di dunia, seseorang yang hanya bekerja dengan orang-orang yang dianggapnya cukup kuat.

Jungkook mendengus.

“Kamu serius ingin meminta bantuannya?” tanya Jungkook

“Tidak ada pilihan lain” jawab Taehyung dingin.

“Jika Bomi mulai menarik mafia kecil ke sisinya, kita butuh kekuatan yang lebih besar.” lanjut Taehyung

Jungkook menghela napas.

“Baiklah. Tapi aku ikut.” ucap Jungkook

Taehyung menatap Angel.

“Kamu tetap di sini.” ucap Taehyung

Angel langsung menggeleng.

“Tidak. Aku ingin ikut.” ucap Angel

Taehyung menatapnya tajam, tetapi Angel tidak mundur.

“Aku tidak ingin hanya duduk dan menunggu. Aku ingin berada di sisimu.” lanjut Angel

Melihat tekad di mata Angel, Taehyung akhirnya mengalah.

“Baiklah. Tapi kamu tetap di dekatku sepanjang waktu.” ucap Taehyung

Angel mengangguk.

“Tentu.” ucap Angel

Beberapa jam kemudian, mereka tiba di sebuah gudang tersembunyi di pinggiran kota. Tempat itu adalah salah satu markas Ivan Petrov.

Taehyung, Jungkook, dan Angel turun dari mobil, diikuti oleh beberapa anak buah mereka. Seorang pria berbadan besar dengan tato di leher menyambut mereka.

“Ivan sudah menunggu,” kata pengawal sambil memberi isyarat agar mereka masuk.

Mereka dibawa ke sebuah ruangan luas dengan meja panjang di tengahnya. Ivan Petrov duduk di ujung meja, menatap mereka dengan mata tajam.

“Kim Taehyung,” sapa Ivan dengan suara beratnya.

“Aku penasaran, apa yang membuatmu datang mencariku?” tanya Ivan

Taehyung duduk di hadapan pria itu, ekspresinya tenang namun penuh kewaspadaan.

“Aku ingin kerja sama.”tawar Taehyung

Ivan mengangkat alis.

“Kerja sama seperti apa?” tanya Ivan

Taehyung menyandarkan tubuhnya ke kursi.

“Aku ingin kamu membantuku menghancurkan Yoon Bomi.”jawab Taehyung. Ivan tertawa kecil.

“Bomi? Gadis itu cukup cerdik, tapi kamu lebih kuat. Kenapa kamu butuh bantuanku? Dan bukannya dia kekasihmu?” tanya Taehyung

“Itu dulu Ivan. Karena dia mulai mengumpulkan pasukan. Jika aku membiarkannya terus berkembang, dia bisa menjadi ancaman besar,” jawab Taehyung.

Ivan mengangguk pelan, menimbang-nimbang situasi.

“Dan apa yang kudapatkan jika aku membantumu?” tanya Ivan

Taehyung menyeringai tipis. “Sebagian besar wilayah yang saat ini dikuasai Bomi akan menjadi milikmu.” jawab Taehyung

Ivan menyipitkan matanya, berpikir selama beberapa detik sebelum akhirnya tersenyum.

“Menarik.” ucap Ivan

“Jadi, kamu setuju?” tanya Taehyung.

Ivan mengangguk.

“Aku akan mengirim beberapa pasukanku untuk membantumu. Tapi ingat, Kim Taehyung, aku tidak suka pengkhianatan.” ancam Ivan

Taehyung tersenyum tipis.

“Aku juga.”ucap Taehyung

Mereka berjabat tangan, menandai awal dari aliansi berbahaya ini.

Namun, saat mereka keluar dari gudang sebuah ledakan keras mengguncang tempat itu.

BOOM!

Angel menjerit saat tubuhnya hampir terdorong oleh tekanan ledakan. Jungkook dengan sigap menariknya ke belakang mobil.

“Kita diserang!” teriak Jungkook.

Taehyung segera mengeluarkan pistolnya, matanya mencari-cari sumber serangan. Dari kejauhan, beberapa pria bersenjata mulai menyerbu ke arah mereka.

“Bomi” gumam Taehyung, matanya berkilat marah.

Mereka tidak punya waktu lagi. Perang sudah dimulai.

Suara tembakan menggema di udara, bercampur dengan kepanikan dan perintah tegas dari anak buah Taehyung. Angel bersembunyi di balik mobil bersama Jungkook, napasnya memburu.

"Angel, tetap di sini!" ucap Jungkook memperingatkan sebelum keluar dari persembunyian, membalas tembakan ke arah musuh.

Taehyung berdiri tegak di tengah kekacauan, wajahnya tanpa rasa takut. Dengan gesit, ia menarik pelatuk pistolnya, menumbangkan dua pria bersenjata yang mencoba mendekatinya. Darah mengotori tanah, namun ia tidak peduli. Satu hal yang pasti ini adalah serangan yang sudah direncanakan dengan matang.

Ivan Petrov yang masih di dekat pintu keluar gudang menggeram marah.

"Sial! Mereka bahkan berani menyerang di teritoriku!" marah Ivan

Dengan cepat, ia memberi isyarat pada anak buahnya.

"Hajar mereka!" titah Ivan

Pasukan Ivan segera bergabung dalam baku tembak, membuat perlawanan semakin sengit.

Angel menelan ludah. Tangannya gemetar, tetapi ia tidak ingin hanya menjadi beban. Matanya mencari-cari Taehyung, yang kini bertarung melawan dua pria bersenjata dengan pisau di tangannya.

Dengan gerakan cepat dan kejam, ia menusukkan pisaunya ke leher lawannya, lalu merobek perut pria lainnya. Jungkook berlari ke sisinya.

"Kita harus pergi! Ini jebakan!" ucap Jungkook

Taehyung menoleh, matanya menyala marah.

"Kita tidak akan mundur seperti pengecut!" marah Taehyung

Tapi sebelum ia bisa melanjutkan serangannya, suara tawa lembut terdengar dari kejauhan.

"Sungguh pertunjukan yang menarik." ucap Bomi

Semua mata tertuju ke atap salah satu bangunan tua di sekitar gudang. Sosok wanita berdiri di sana, gaun hitamnya melambai tertiup angin malam. Matanya tajam dan penuh kebencian.

Bomi.

"Apa kamu terkejut, sayang?"tanya Bomi tersenyum miring.

"Kamu pikir aku tidak akan tahu rencanamu?" ucap Taehyung mengepalkan tangan.

"Bomi, kamu sudah terlalu jauh." sambung Taehyung

Bomi tertawa.

"Sebaliknya, aku baru saja memulai." ucap Bomi mengangkat tangannya, memberi isyarat.

Tiba-tiba, lebih banyak pria bersenjata muncul dari bayang-bayang, siap menyerang. Taehyung menarik Angel ke sisinya, menatap lurus ke arah Bomi.

"Kalau kamu ingin perang, maka perang lah yang akan kamu dapatkan." ucap Taehyung

Perang baru saja dimulai, dan hanya ada satu pemenang dalam permainan ini.

Kilatan peluru berseliweran di udara, menghantam tembok dan kendaraan yang menjadi pelindung. Angel merapat ke dada Taehyung saat pria itu menariknya ke belakang mobil.

"Jangan jauh dariku," perintah Taehyung suaranya penuh ketegasan.

Jungkook menembakkan peluru ke arah musuh, menumbangkan beberapa orang dalam sekali serang. Ivan Petrov juga tak tinggal diam. Ia mencabut senjata dari balik jasnya dan mulai menembak dengan brutal.

"Kalian pikir bisa menyergapku di wilayahku sendiri? Kalian bodoh!" geram Ivan, matanya penuh kemarahan.

Bomi tertawa, suaranya terdengar nyaris gila.

"Kamu terlalu percaya diri, Ivan." ucap Bomi sambil menjentikkan jarinya, dan seketika, suara dentuman keras kembali terdengar.

Ledakan kedua terjadi di sisi lain gudang, membuat sebagian bangunan runtuh.

Taehyung mengutuk dalam hati.

"Jungkook, bawa Angel pergi dari sini!" perintah Taehyung

"Tidak!"ucap Angel memegang tangan Taehyung erat.

"Aku tidak akan meninggalkanmu!" lanjut Angel

Mata Taehyung menajam.

"Ini bukan waktu yang tepat untuk membantahku, Angel." ucap Taehyung

"Tapi—" potong Angel

"Sial! Mereka mengepung kita!" potong Jungkook.

Dari kejauhan, pasukan Bomi semakin mendekat, mengepung Taehyung dan sekutunya.

Bomi mengangkat dagu, senyumnya penuh kemenangan.

"Sudah kuduga kamu akan mencari bantuan. Tapi aku lebih cepat dari yang kamu kira, sayang." ucap Bomi

Taehyung menatapnya dengan dingin.

"Aku akan menghancurkanmu, Bomi," desis Taehyung.

Bomi menyeringai.

"Coba saja kalau kamu bisa."remeh Bomi

Dalam hitungan detik, pasukan Bomi menyerbu dengan brutal. Tembakan kembali terdengar, dentingan logam dari pisau yang beradu, serta teriakan kesakitan menggema di udara. Jungkook bertarung melawan dua pria dengan brutal, menghantam kepala salah satunya ke tembok sebelum menusukkan pisau ke dada pria lainnya.

Ivan dan anak buahnya bertahan dengan sengit, membunuh siapa pun yang berani mendekat.

Sementara itu, Taehyung menghadapi tiga pria bersenjata pisau. Dengan gerakan cepat, ia menghindari tebasan pertama, lalu menembak tepat di kepala pria itu. Dua lainnya menyerang bersamaan, tapi Taehyung lebih cekatan satu tembakan ke jantung dan satu pisau yang ia tusukkan ke leher lawannya.

Angel menatap semua itu dengan napas tertahan. Taehyung begitu ganas, begitu kejam. Namun, di antara kekacauan itu, Bomi justru berjalan mendekati Angel dengan tenang.

"Kamu masih bersembunyi di belakangnya, Angel?" suara Bomi terdengar mengejek.

Angel menatapnya dengan mata berkilat marah.

"Aku tidak akan membiarkanmu menang, Bomi" ucap Angel

Bomi terkekeh, lalu dalam gerakan cepat, ia mengeluarkan pistol dan mengarahkannya tepat ke kepala Angel.

Jantung Taehyung mencelos.

"Bomi, jangan!" teriak Taehyung

Bomi tersenyum manis.

"Terlambat, sayang." ucap Bomi

DOR!

Suara tembakan menggema.

Namun, bukan Angel yang terjatuh.

Mata Bomi melebar ketika rasa sakit menyebar di dadanya. Ia menunduk, melihat darah yang mulai menggenang di bajunya. Jungkook berdiri di belakangnya, pistol masih berasap.

"Kamu terlalu banyak bicara." dingin Jungkook

Bomi tersenyum pahit.

"Tampaknya aku kalah kali ini..." ucap Bomi pelan sebelum tubuhnya roboh ke tanah.

Angel masih membeku, matanya menatap Bomi yang terbaring dengan darah mengalir di sekitarnya.

Taehyung menariknya ke dalam pelukannya.

"Ini sudah selesai," bisik Taehyung.

Taehyung pun membawa Angel pulang ke villa nya. Tak lupa Taehyung menjabat tangan Ivan bahwa mereka sudah menang dan Ivan mendapatkan apa yang sudah dijanjikan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!