NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Malam

Ahmad Al Fatih Pranadipa adalah siswa SMA yang dikenal sebagai pembuat onar. Kenakalannya tak hanya meresahkan sekolah, tetapi juga keluarganya. Hingga akhirnya, kesabaran orang tuanya habis—Fatih dikirim ke pesantren untuk dididik langsung oleh seorang kyai dengan harapan ia berubah.

Namun, Fatih tetap menjadi dirinya yang dulu—bandel, pemberontak, dan tak peduli aturan. Di balik tembok pesantren, ia kembali membuat keonaran, menolak setiap aturan yang mengikatnya. Tapi hidup selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Perlahan, tanpa ia sadari, langkahnya mulai berbeda. Ada ketenangan yang menyusup dalam hatinya, ada cahaya yang mulai membimbing jalannya.

Dan di saat ia mulai menemukan jati dirinya yang baru, hadir seorang wanita yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga—getaran yang mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Ampun... Ampunn.. gua ngaku kalah.. ampun!! Gua enggak akan ganggu kalian lagi." rintih pria itu sambil menahan perih di pipinya akibat tonjokan Fatih.

"Enggak ada kata ampun, Luh udah bangunin singa yang tidur. Terima ini...!!!" kata Fatih.

"Aaaakkkhhhssss...! erangan panjang dari pria yang matanya sudah membengkak, ia mengaduh menahan rasa sakit yang sangat menyiksa. Pria itu sudah lemas tidak berdaya, merintih kesakitan, pasrah akan nasib dan derita yang menimpanya, juga pasrah jika dia harus mati hari ini.

Mendengar keributan seorang pria mengintip karena penasaran. Karena janjian tawuran di lakukan di lahan tanah kosong dan agak jauh dari sekolah tak ada guru yang dapat melerai perkelahian mereka. Hanya ada seorang pria yang kebelutan lewat, dengan cepat pria yang setengah tua itu merogoh ponsel kusamnya dan menghubungi polisi.

Setelah menghubungi polisi, pria itu kembali bersembunyi karena takut jika dengan jumlah siswa yang sangat banyak.

Tanah yang tadi kosong, kini di tiduri beberapa siswa yang tumbang. Kelompok Fatih menang. Lawannya sudah kalah dan tak berkutik lagi.

Sayup-sayup terdengar suara sirine mobil patroli polisi yang kian mendekat. Mereka semua kelimpungan, tak menyangka polisi akan mengetahui aksi mereka. Siswa yang tadi terbaring lemas kini memaksa tubuhnya untuk bangun agar bisa melarikan diri.

"Kabur! polisi datang." teriak Edo membuat semua siswa semakin kalang kabut, sebagian siswa lain segera lari menghampiri motornya untuk menghindari polisi, ada juga yang tak sempat lari tapi mereka sembunyi di balik pohon besar bahkan ada yang sampai memanjat karena paniknya.

"Fatih cepatan kabur woi!" Teriak Reza yang berboncengan dengan Atha.

"Kalian duluan aja! Gua segera menyusul." teriak Fatih sambil berlari menuju tempat dia memarkir motornya tadi.

"Gila! Kunci motor gua mana." Fatih mengumpat, beberapa kali dia mencari kunci motornya yang entah dimana Fatih menaruhnya tadi.

"Mampus! Kunci motor gua titip di Edo tadi." Fatih menendang motornya karena jengkel.

Polisi sudah turun dari mobilnya, beberapa siswa sudah di ringkus dan di bawa ke mobil patroli.

"Woooeee... Jangan kabur!" seorang polisi dengan postur tubuh tinggi tidak berseragam tapi Fatih tahu, jika yang mengejarnya saat ini adalah seorang polisi. Sekuat tenaga Fatih berlari menggunakan sisa tenaganya untuk menghindari polisi. Terjadi aksi kejar-kejaran antara seorang polisi dan Fatih. Naas, Fatih tersungkur ke tanah membuat polisi semakin mengencangkan larinya.

"Mau kabur kemana kamu?" Polisi yang memakai jaket hitam itu mencengkram leher Fatih agar tak kabur kembali.

Fatih pasrah menerima kenyataan. Pasrah akan di giring ke kantor polisi. Pasrah jika pihak polisi menghubungi orang tuanya. Tapi Fatih tidak bisa pasrah jika dia di kirim ke pondok pesantren.

Kini Fatih dan beberapa anak lain sudah berada di mobil patroli yang akan membawa mereka ke kantor polisi. Bunyi sirine semakin menambah pacu getaran jantung Fatih.

Setelah lama berada di jalan, akhirnya mereka sudah sampai di kantor polisi. Puluhan anak-anak SMA jejerkan di lapangan, karena jumlah mereka yang banyak sehingga tak muat untuk masuk di dalam kantor polisi. Satu persatu siswa di interogasi sudah selesai, kini giliran Fatih.

"Siapa nama kamu?" tanya seorang polisi yang setengah tua dengan wajah sangat.

"Fatih."

"SUARANYA DI BESARKAN! Gaya kamu yang tawuran, giliran di tanya suaranya sekecil semut."

"SIAPA NAMA KAMU?" tanya kembali seorang polisi tersebut dengan suara yang tegas.

"Ahmad Al Fatih Pranadipa." jawab Fatih dengan nama lengkap. Polisi yang di kenal nama Anton tersebut mengerutkan keningnya.

"Pranadipa?" tanya Pak Anton heran.

"Pengusaha terkenal itu?" tanya polisi tersebut sedangkan Fatih tak ingin menjawab.

Beberapa polisi yang sudah menghubungi orang tua siswa, mulai berdatangan. Giliran orang tua Fatih yang akan di hubungi. Fatih berharap yang akan mengangkat telepon adalah ibunya.

"Halo, selamat siang dengan keluarga Pranadipa?"

"Iya bener. Saya sendri." jawab Ayah Fatih pada sambungan telepon yang di lakukan salah satu pihak berwajib.

"Apa benar, bapak Pranadipa mempunyai seorang putra bernama Ahmad Al Fatih Pranadipa?"

Disebarang telepon Pranadipa menjawab dengan nada suara menyelidik.

"Benar, dia putra saya. Ini dengan siapa ?"

"Kami dari pihak kepolisian. Anak bapak sedang kami interogasi saat ini!" jawab polisi tersebut

"Kalian pasti penipu, berhenti hubungi saya! Kalian hanya mau uang."

Klek... Telepon di tutup oleh Pranadipa dengan wajah kesal. Bukan sekali atau dua kali, beberapa hari ini dia memang sering mendapat telepon tidak penting yang mengatas namakan pihak polisi.

"Buang buang waktuku saja." kata Pranadipa dengan jengkel.

"Siapa Pah?" tanya Ibu Fatih muncul dari balik pintu kamar.

"Katanya polisi. Putra kita di interogasi saat ini. Memangnya benar? Saya sama sekali tidak percaya jika Fatih ada di kantor polisi. Anak itu kan jalannya sudah benar beberapa hari ini." ucap Pranadipa tidak percaya jika Fatih di ringkus oleh polisi. Dia sudah mengancam putranya untuk tidak melakukan sesuatu yang membuatnya malu.

Telepon rumah kembali berdering.

"Jangan di jawab, Mah. Siapa tahu dari penipu lagi. Akhir-akhir ini banyak sekali di berita berita mengatas namakan diri mereka polisi. Ibu Fatih terpaksa setuju saran dari suaminya. Dia tidak berani menentang walau ibu Fatih penasaran siapa yang menelpon

Telepon ke tiga kalinya kembali berdering. Pranadipa beranjak dari kursi kulitnya yang sangat terlihat mewah untuk menghampiri gagang telepon.

"Kurang ajar sekali orang ini, saya akan lacak nomor teleponnya dan akan melaporkan ke polisi biar tahu rasa mereka." Pranadipa terus mengoceh jengkel dan akhirnya menghampiri telepon.

"Halo, siapa ini?" kata Pranadipa sedikit emosi.

"Selamat sore pak. Kami dari pihak polisi ingin mengabarkan bahwa putra anda yang bernama Ahmad Al Fatih Pranadipa sedang berada di kantor polis saat ini karena telah melakukan tawuran dengan sekolah tetangganya. Kami harap bapak Pranadipa bekerjasama dengan kami untuk datang ke kantor polisi sekarang juga."

Kagetnya bukan main. Pranadipa bergetar memegang gagang telepon membuat ibu Aminah yaitu ibu dari Fatih membantu suaminya untuk duduk karena shock. Pranadipa memegang tengkuk leher belakangnya karena merasa tiba-tiba tekanan darahnya naik.

Ibu Aminah tak sempat lagi memanggil pembantunya, bergegas dia meraih gelar lalu mengisi air dan berjalan cepat kembali menuju Pranadipa yang duduk kelimpungan.

"Ada apa Pah? Minum dulu!" pinta ibu Aminah dengan khawatir. Dia membantu suaminya untuk minum.

Glek.. glek.. glek.. Pranadipa mengahabiskan air minum yang di sodorkan istrinya.

"Siapa yang menelpon, Pah?" tanya ibu Aminah kembali.

"Polisi. Putra kesayangan kamu benar-benar sedang di kantor polisi." kata Pranadipa dengan nafas ngos-ngosan layaknya seorang yang baru saja lari maraton.

1
ErNawati
lanjutttt
Putra Tambe
lanjut thor makin semangat aku baca nya🤩
Putra Tambe
cerita nya baguus aku suka
Putra Tambe
masya Allah, aku ikutan nangis saking bapernya😭😭😭
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Putra Tambe
terharu bangat semoga aja bisa berubah itu anak.......
Putra Tambe
Assalamu'alaikum thor aku coba hadir yach...
Ayu
Bagus Thor saya tunggu up berikutnya, semangat selalu
Ayu
hehehe ada ada aja ceritanya , lanjut kakak
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Aldebarand 98
Lumayan
Ayu
Masya Allah, nangis aku bacanya disini . kenapa taubatnya Fatih harus dibayar dengan mahal /Sob/
Ayu
sampai di bab 15 saya tidak bosan meneruskan baca novel ini , Semangat berkarya pokoknya /Rose/
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Evanscape
Cerita yang sangat bagus, jangan sampai dilewatkan. menarik banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!