NovelToon NovelToon
Suara Hati DARREN

Suara Hati DARREN

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Balas Dendam / Berbaikan / Anak Genius / Murid Genius / Mengubah Takdir
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sandra Yandra

Menceritakan seorang pemuda bernama Darren yang kehidupannya tampak bahagia, namun terkadang menyedihkan dimana dia dibenci oleh ayah dan kakak-kakaknya karena sebuah pengakuan palsu dari seseorang.

Seseorang itu mengatakan bahwa dirinya sebagai pelaku atas kecelakaan yang menimpa ibunya dan neneknya

Namun bagi Darren hal itu tidak penting baginya. Dia tidak peduli akan kebencian ayah dan kakak-kakaknya. Bagi Darren, tanpa mereka dirinya masih bisa hidup bahagia. Dia memiliki apa yang telah menjadi tonggak kehidupannya.



Bagaimana kisah kehidupan Darren selanjutnya?
Yuk, baca saja kisahnya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sandra Yandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ucapan Kejam Darren

Setelah puas mendengar pembicaraan ayah, kakak-kakaknya dengan sopir mendiang ibunya yaitu Bima. Gilang dan Darka memutuskan untuk menuju ruang tengah.

"Percuma Paman berbicara panjang lebar karena ucapan Paman tidak akan didengar oleh mereka!" Darka seketika berbicara sembari menatap ayah dan keempat kakaknya.

"Hati dan pikiran mereka sudah tumpul dan berkarat sehingga tidak bisa menyaring mana ucapan jujur dan mana ucapan bohong. Bahkan mereka membalik-balikkannya. Yang berbicara jujur dianggap bohong. Sementara yang berkata bohong dianggap jujur," ucap Gilang menambahkan.

Deg..

Mendengar ucapan sekaligus sindiran dari Gilang dan Darka membuat Erland dan keempat putra tertuanya seketika merasakan sakit di hatinya. Mereka tidak menyangka jika kedua putranya/adiknya itu akan berbicara seperti itu.

"Sayang," lirih Erland menatap kearah Gilang dan Darka.

"Kenapa? Aku dan Darka benarkan?" tanya Gilang.

"Bukankah itu yang Papa lakukan terhadap adikku? Papa lebih memilih percaya ucapan dari Riyo dan kesepuluh orang yang dibawanya dibandingkan darah daging Papa sendiri," ucap Darka.

Ketika mereka tengah bersitegang di ruang tengah. Sementara Bima sang sopir hanya diam sembari menatap sedih para majikannya, tiba-tiba terdengar suara senjata api bersamaan beberapa orang memasuki ruang tengah.

Dor..

Dor..

Baik Erland, putra-putranya dan sang sopir seketika terkejut mendengar suara senjata api serta melihat beberapa laki-laki berpakaian hitam menghampiri ruang tengah.

Kini orang-orang tersebut sudah berada di ruang tengah dengan senjata yang mengarah kearah Erland dan putra-putranya, serta sang sopir.

"Itu sasaran kita!" seru seorang laki-laki yang berstatus pimpinan sembari menunjuk kearah Gilang dan Darka.

Mendengar ucapan dari salah laki-laki berpakaian hitam, ditambah lagi laki-laki itu menunjuk kearah Gilang dan Darka membuat Erland dan putra-putranya yang lain termasuk Bima sang sopir terkejut.

"Bawa mereka!"

"Siap!"

"Tidak! Gilang, Darka!" teriak Erland dan putra-putra tertuanya.

Ketika beberapa laki-laki berpakaian hitam itu sedikit lagi menyentuh Gilang dan Darka, terdengar suara tembakan dan disusul dengan suara teriakan seseorang.

Dor..

Dor..

Dor..

"Berani kalian menyentuh kedua kakak gue, maka ucapkan selamat tinggal dengan dunia ini!"

Mendengar suara tembakan dan suara seseorang membuat orang-orang yang tadinya ingin membawa Gilang dan Darka pergi seketika mundur. Mereka semua melihat keasal suara.

Para laki-laki berpakaian hitam itu seketika terkejut dan syok ketika mendengar seorang pemuda bersama lima kelompok mafia yang dikenal kejam di seluruh dunia, terutama di kota Hamburg.

Mereka mengetahui dan mereka bisa mengenal dari topeng yang dikenakan oleh tangan kanannya dan anggotanya.

Para anggota dari lima mafia tersebut langsung mengepung dan menahan orang-orang yang hendak membawa pergi Gilang dan Darka.

Sementara Erland dan keempat putranya terdiam di tempat ketika melihat putra bungsunya/adik bungsunya datang bersama ketujuh sahabat-sahabatnya, sang adik/sang Paman dan lima kelompok mafia.

Erland dan semua putra-putranya sudah mengetahui tentang lima kelompok mafia yang dikenal kejam itu.

Namun mereka tidak tahu seperti apa wajah dari lima ketua mafia tersebut. Begitu juga untuk para tangan kanannya.

Bagaimana dengan Gilang dan Darka? Saat ini keduanya menangis bahagia ketika mendengar ucapan dari adik kesayangannya. Adik kesayangannya itu datang untuknya, adik kesayangannya itu datang menolongnya.

"Hiks... Darren."

Kenapa Darren, ketujuh sahabat-sahabatnya dan Pamannya bisa bersama dengan Chico, Devian dan Enzo serta para tangan kanannya? Itu dikarenakan mereka bertemu di gerbang.

Ketika Chico, Devian, Enzo dan para tangan kanannya dan beberapa anggotanya sampai di kediaman Erland. Darren bersama ketujuh sahabat-sahabatnya, Pamannya, Ziggy, Noe, dan satu tangan kanannya tiba.

Setibanya Darren dan yang lainnya, Enzo langsung mengatakan kepada Darren bahwa Gilang dan Darka dalam bahaya. Orang itu mengincar kedua kakaknya itu.

Mendengar cerita dari Enzo membuat Darren langsung berlari memasuki rumahnya diikuti oleh yang lainnya.

Darren seketika melangkahkan menghampiri kedua kakaknya itu yang saat ini tampak syok. Ditambah lagi kedua kakaknya itu menatap kearah dirinya.

Kini Darren sudah berdiri di hadapan kedua kakaknya itu. Dia tampak khawatir saat ini.

"Kakak sudah aman sekarang."

Grep..

Gilang dan Darka langsung memeluk tubuh adiknya yang satu tahun ini dia rindukan. Mereka merindukan memeluk adiknya dan sekarang mereka bisa memeluk adiknya lagi.

"Hiks," isak Gilang dan Darka bersamaan.

Detik kemudian..

Darren melepaskan pelukan kedua kakaknya. Setelah itu, dia menatap wajah basah kakaknya.

"Maafkan kakak, Ren. Sumpah demi Tuhan! Kakak percaya sama kamu." Darka berucap sembari menatap wajah tampan adiknya itu.

"Selama ini kakak diam bukan berarti kakak ikut membenci kamu. Justru kakak...." ucapan Gilang seketika terpotong karena Darren langsung bersuara.

"Aku tahu. Dan aku percaya!"

"Jadi, kamu...?"

"Hm." Darren berdehem sembari menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai dengan kedua kakaknya. Kini Darren menatap para laki-laki berpakaian hitam itu. Kemudian dia melangkah mendekati para laki-laki tersebut.

"Siapa dia? Kenapa dia memerintahkan kalian untuk membawa kedua kakakku?!" bentak Darren.

Pria yang berstatus sebagai pimpinan tidak menjawab apa yang ditanyakan oleh Darren. Justru dia menatap nyalang kearah Darren.

"Jangan harap aku akan buka mulut. Lebih baik aku mati!"

Darren menyeringai seketika. Begitu juga dengan ketujuh sahabat-sahabatnya dan kelima ketua mafia.

"Eemmm... Baiklah kalau itu mau lo."

Darren seketika langsung mengarahkan senjatanya kearah kepala pria itu.

"Ucapkan selamat tinggal pada dunia ini. Oh iya! Gue mau ngasih tahu lo. Setelah lo mati, kemungkinan besar semua keluarga lo juga akan ikut menyusul."

Deg..

Pria itu seketika membelalakkan matanya ketika mendengar ucapan dari Darren. Ketika dia hendak membuka mulutnya, Darren sudah melakukan apa yang dia ingin lakukan.

"Telat!"

Dor..

Bruukk..

Pria itu seketika tewas dengan luka tembak di kepalanya.

Erland dan putra-putranya termasuk Gilang dan Darka seketika terkejut atas apa yang mereka lihat.

Darren seketika melirik kearah belakang dengan seringai di bibirnya. Dan dapat dia lihat bahwa ayah dan keempat kakak tertuanya menatap dirinya syok.

Darren kemudian melangkah mendekati ayah dan keempat kakaknya itu dengan masih memegang senjata.

Kini Darren sudah berdiri di hadapan ayah dan keempat kakak tertuanya. Dia menatap secara bergantian orang-orang yang sudah menyebut dirinya pembunuh.

"Selama satu tahun ini kalian menyebutku pembunuh, kan? Apa yang barusan kalian lihat itu, itu baru pembunuhan yang sebenarnya yang mana aku membela kedua kakakku. Sementara satu tahun yang lalu, kalian tidak melihat kejadiannya. Bahkan kalian tidak mencari bukti terlebih dahulu, tapi kalian sudah langsung menyebutku pembunuh."

"Mau aku tunjukkan sesuatu tidak?" tanya Darren dengan memain-mainkan senjatanya kearah ayah dan keempat kakak tertuanya itu bergantian.

"Apa yang ingin kamu lakukan?!" bentak Davin.

"Aku ingin membunuhmu. Atau kalau kau takut, izinkan aku membunuh ayahmu," jawab Darren.

"Gila! Dia Papamu, Darren!" bentak Davin.

"Papaku? Hahaha... Yang benar saja. Sejak kapan anak pembunuh sepertiku memiliki ayah seperti dia?! Bukankah dia sudah tidak ingin menganggap aku putranya lagi karena aku seorang pembunuh? Dan kalian juga tidak ingin memiliki adik sepertiku?"

Deg..

Mereka seketika terkejut ketika mendengar ucapan dari Darren. Mereka tidak menyangka jika Darren akan berbicara seperti itu.

Darren seketika melayangkan senjatanya kearah kepala Davin sehingga membuat semua orang terkejut termasuk Marco.

Sementara untuk ketujuh sahabat-sahabatnya dan lima ketua mafia bersikap biasa saja. Mereka meyakini bahwa Darren tidak akan melakukan hal itu, walau dia ingin sekali melakukannya.

"Darren, tidak!" teriak Erland.

"Darren, jangan lakukan itu. Bagaimana pun kakak Davin adalah kakak kamu," ucap Dzaky yang saat ini benar-benar ketakutan.

Darren tersenyum menyeringai. "Ucapkan selamat tinggal pada dunia ini, saudara Davin!"

"Tidak, Darren!" teriak semuanya termasuk Marco.

Detik kemudian..

Yang terdengar hanya suara pistol kosong yang tidak ada pelurunya sama sekali. Sisa peluru tersebut sudah Darren tembaki ke kepala pimpinan kelompok tersebut.

"Hahahahaha." seketika Darren tertawa keras ketika melihat wajah takut kakaknya itu. Begitu juga dengan ayahnya dan kakak-kakaknya yang lain.

Seketika semuanya menghela nafas lega karena pistol yang ditembaki oleh Darren adalah pistol kosong tanpa peluru.

Darren menatap nyalang kearah kakaknya itu yang saat ini tampak syok. "Bagaimana saudara Davin Aldan Smith? Sekarang anda sudah pahamkan arti dari kata pembunuh?"

Darren bertanya dengan sorot mata yang tampak tajam dan mengerikan, disertai dengan seringaian di bibirnya.

"Disini saja sudah terbukti bahwa aku tidak tega membunuhmu, walau aku ingin sekali menghabisi nyawamu. Begitu juga dengan ayahmu dan ketiga adikmu ini."

Darren menatap kearah ayahnya dan ketiga kakaknya yaitu Andra, Dzaky dan Adnan.

"Apa kalian masih berpikir jika aku yang telah membunuh Mama dan Oma?!" tanya Darren.

Darren menatap nyalang kearah ayahnya. "Untuk ucapan anda yang mengatakan bahwa saya bukanlah putra kandung anda, saya akan cari tahu sendiri dengan cara tes DNA!"

Setelah mengatakan itu, Darren pergi meninggalkan semua orang untuk menuju kamarnya di lantai dua.

Namun seketika langkahnya terhenti ketika mendengar suara kakak keduanya.

"Kamu tidak perlu melakukan tes DNA itu Darren karena kamu adalah putra kandung dari Erland Faith Smith!"

Tanpa membalikkan badannya, Darren menjawab perkataan dari kakak keduanya itu.

"Sejak musibah yang dialami oleh Mama dan Oma sehingga mereka meninggal dunia. Sejak itulah aku bukan lagi bagian dari kalian. Dengan kata lain, kalian tidak menginginkan aku lagi. Bahkan kalian tidak ingin memiliki putra dan adik pembunuh sepertiku."

Seketika Andra terdiam mendengar jawaban dari Darren. Begitu juga dengan Erland dan ketiga putra tertuanya yang lain. Di dalam hatinya, mereka membenarkan apa yang dikatakan oleh putranya/adiknya.

"Lagian tes DNA itu hanya untuk pembuktian saja. Jika aku terbukti tidak memiliki hubungan darah dengan kalian, maka aku punya alasan untuk membunuh kalian jika sewaktu-waktu kalian mencari masalah denganku!"

Setelah mengatakan itu, Darren benar-benar pergi menuju kamarnya di lantai dua.

Sementara ayah dan keempat kakak tertuanya seketika terkejut dan syok mendengar ucapan dari Darren tersebut.

1
Miftahur Rahmi23
cerita nya bagus thor. bahasanya ringan, mudah dimengerti
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
lagi kak
sri wahyu
up yg banyak
penasaran kelanjutannya
sri wahyu
makasih kak
semangat
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
semangat kak
up lagi ya
Glastor Roy
up
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
makasih kak semangat updatenya
sri wahyu
baru sadar setelah satu tahun benci
sri wahyu
semangat kak
sri wahyu
menyesal kan
sri wahyu
semngat kak
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
semngat kak
sri wahyu
jantungnya kambuh kah


kasian Darren
Glastor Roy
yg banyak tor up ya
sri wahyu
emang enak di cuekin
semangat trus kak
Glastor Roy
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!