Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjadi Istri Ke Dua
Lova melihat penampilan dirinya dengan baju putih juga sedikit riasan pada wajahnya. Tadi ada seseorang yang datang dan bertugas merombaknya agar terlihat seperti seorang pengantin. Meski masih terlihat sederhana, namun Lova tetap cantik dengan penampilan nya.
"Lama banget sih lo?" gumam Lova menatap layar ponselnya.
Ia sedang menunggu kedatangan Belvi, seseorang yang ia percayai untuk menjadi saksi di pernikahan nya.
"Non Lova, acara akan segera dimulai," ujar Egar menghampiri Lova.
"Sebentar ya Egar, temen saya masih dijalan."
"Baiklah, semoga segera datang karena-"
"Gue du sini." Belvi datang dengan tergopoh-gopoh.
Gadis itu langsung menghampiri Lova dengan napas yang masih tersengal-sengal.
"Lo gila Lop," kata yang keluar dari mulut Belvi untuk Lova membuat Lova memutar bola matanya malas, ia tahu apa yang dimaksud oleh Belvi.
"Ya mau gimana lagi? Yang penting kan gue jadi-" Lova melirik Egar yang masih berada di sana. Lalu mengurungkan apa yang ingin ia katakan.
"Sebaiknya bersiaplah, acara akan dimulai sekarang," ujar Egar lalu pergi dari sana.
Belvi menghela napas panjang. Ia menatap Lova tidak percaya dengan apa yang akan terjadi beberapa saat lagi.
"Lo yakin mau aja dijadiin istri ke dua? Secara rahasia lagi?" tanya Belvi memastikan.
Lova mengangguk, tidak ada lagi keraguan dalam dirinya, yang terpenting Jeriko menjadikan nya seorang istri, itu target Lova untuk sementara ini.
"Inget ya Lov, lo itu cantik, jadi jangan buang-buang kesempatan gitu aja. Kalau pernikahan lo sesederhana ini, minta bulan madu yang mahal nantinya."
Lova mengangguk dengan senyum. Lalu memeluk Belvi dengan sayang.
"Beres seyeng, lo tenang aja, ini bagian dari rencana gue."
...****************...
Kini Lova dan Jeriko sudah sah menjadi suami istri, baik secara agama atau pun hukum, bedanya Lova dirahasiakan dari keluarga Jeriko, hanya Egar yang mengetahui tentang pernikahan ini, begitu juga dengan pihak Lova yang hanya diketahui oleh Belvi saja.
"Bye Lop, bahagia ya lo, gue ke kampus dulu, sorry nggak bisa nemenin,"pamit Belvi dibalas Lova dengan senyuman.
"Thank you Bel, hati-hati lo."
Setelahnya Belvi pergi dari sana menuju ke mobilnya. Namun sebelum kepergian nya, ia sempat melirik ke arah Jeriko yang tampak terlihat tenang dan bahkan sangat datar sekali wajahnya. Belvi berdecak dengan kenekatan Lova yang tetap menikah dengan laki-laki seperti Jeriko.
"Ganteng sih ganteng, tapi horor gitu wajahnya," gumam Belvi masuk ke dalam mobil miliknya.
Sementara Lova menghampiri Jeriko setelah kepergian Belvi. Baru saja ia akan berucap tiba-tiba suara Jeriko membuatnya tertegun.
"Kita kembali ke kantor sekarang, antar dia dulu kembali ke apartemen," ujar Jeriko pada Egar.
Lova mengepalkan tangan nya. Ini hari pernikahan mereka, hari yang seharusnya menjadi sangat bahagia, bukan malah langsung kembali bekerja. Rasanya Lova seperti tidak rela jika hari pernikahan nya diabakan begitu saja.
"Saya tidak mau kembali ke apartemen, saya mau ikut ke kantor," ujar Lova seketika membuat Jeriko menoleh ke arahnya, tatapan mata Jeriko mulai menajam.
Sementara Egar menutup mulutnya rapat agar tidak meledakan tawanya. Sampai saat ini Egar mulai paham, jika Lova termasuk wanita yang mungkin saja susah diatur juga sedikit keras kepala.
"Kamu mencoba mengancam saya?"
"Tidak, saya hanya ingin terus bersama dengan suami saya dihari pernikahan kita."
Jeriko tampak mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Lova. Ia tahu berurusan dengan Lova memang tidak akan mudah.
"Egar, kembali ke kantor, tunda rapat hari ini untuk besok."
Setelah mengatakan itu, Jeriko langsung menarik tangan Lova. Dengan sedikit kasar, Jeriko memasukan Lova ke dalam mobilnya. Namun meski begitu. Lova sama sekali tidak tersinggung atau pun marah, ia malah suka diperlakukan sedikit kasar oleh Jeriko, yang terpenting hari ini Jeriko bersamanya dan tidak pergi kemana-mana.
"Kita mau kemana?" tanya Lova saat mobil Jeriko sudah kembali melaju.
Tidak ada jawaban dari Jeriko membuat Lova mendengus kesal, namun ia tidak mengambil pusing, Lova memejamkan matanya berniat untuk tidur, siapa tahu nanti bangun Jeriko sudah membawanya ke sebuah tempat yang sangat ia inginkan, tempat menghabiskan waktu bersama untuk seorang pengantin baru.
Blup
Lova tersentak kaget saat Jeriko menutup kencang mobilnya, lalu memutari dan membuka pintu mobil di sebelahnya. Semakin kaget saat ia tahu jika Jeriko tidak membawanya ke sebuah tempat seperti bayangan nya, tetapi malah kembali ke apartemen.
"Turun," ujar Jeriko tidak dilakukan Lova.
Gadis itu masih terdiam di tempatnya.
"Turun Lova," ulang Jeriko karena tidak mendapat jawaban dari Lova.
"Kenapa kita kembali ke sini?"
"Nanti kamu juga akan tahu," balas Jeriko membuka lebar pintu mobilnya.
Lova turun dari mobil, mengikuti Jeriko yang kembali ke apartemen nya.
'Apa dia juga akan melakukan nya di sini? Bukan di kamar pengantin setelah pernikahan sederhana itu?' batin Lova mulai bertanya-tanya.
"Ah, sial," gumamnya tidak melihat jalan, alhasil Lova menabrak punggung Jeriko di depan nya.
"Auw," ringis Lova.
Bukan nya menolong atau bertanya keadaan Lova, Jeriko hanya meliriknya saja sekilas, lalu masuk ke dalam lift diikuti Lova di belakangnya.
"Om?" panggil Lova tanpa mendapat jawaban.
Asli kesabaran Lova semakin menipis mendapati sikap cuek Jeriko. Biasanya orang baru menikah itu sedang mesra-mesranya bukan malah seperti ini.
Setelah lift terbuka. Keduanya segera keluar dan menuju ke kamarnya. Lova masuk dengan perasaan dongkol, Jeriko seperti tidak menganggapnya layaknya seorang istri.
"Om!"
Kali ini Jeriko menoleh. Memang sepertinya Lova harus meninggikan suaranya agar Jeriko dengar dan tidak terus mengabaikan nya.
"Kamu istirahat saja sekarang, saya harus kembali ke kantor."
Buru-buru Lova berlari cepat ke arah pintu. Ia berdiri di depan pintu apartemen agar Jeriko tidak bisa keluar dari sana.
"Om nggak boleh pergi."
"Saya sudah menikahi kamu, jangan membuat masalah lain lagi Lova."
"Masalah? Justru saya akan membuat om merasakan nikmat hari ini, dan mungkin sampai malam nanti."
Paham dengan apa yang dikatakan oleh Lova, Jeriko menelan salivanya susah sebelum kembali berucap.
"Jangan macam-macam kamu, saya menikahimu karena kamu sendiri yang bersedia menjadi istri ke dua saya dan rahasia, jadi terima saja sebagai mana mestinya saya bersikap atau bertindak."
Lova mengepalkan tangan nya, jujur saja hatinya tersentil mendengar ucapan Jeriko itu, namun bukan Lova namanya jika tidak menyerah begitu saja.
Setidaknya, Lova akan membuat Serina khawatir karena tidak bertemu dengan Jeriko tadi malam, juga seharian ini. Lova akan melakukan nya agar Serina tidak tenang. Meski ia sendiri merasakan sakit karena sikap Jeriko padanya.
"Bersikap yang bagaimana?" Lova mendekati Jeriko.
Tangan nya dengan sensual mulai meraba bagian dada bidang Jeriko, lalu jemari lentiknya mulai menanggalkan pakaian yang dikenakan olehnya.
"Atau bertindak seperti malam itu?"
"Saya suka dengan tindakan om malam itu," bisik Lova menjilat bagian telinga Jeriko.
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻